in ,

4 Desa dengan Penduduk Tak Lazim di Jepang, Apa Saja Ya?

pulau unik dengan penduduk tak lazim di jepang

Jepang memang selalu identik dengan budayanya yang sangat kental. Dari aturan minum teh hingga cara menggunakan kimono yang tidak boleh dilanggar sedikit pun. Di samping itu, ternyata Jepang juga punya keistimewaan lain. Yaitu desa dengan penduduk tak lazim. Bukan hanya satu, tapi ada beberapa desa.

Baca juga : Bareng Keluarga Kecilnya, Begini Keceriaan Alice Norin Traveling ke Singapura

Desa Okunoshima yang isinya hanya kelinci

desa penduduk tak lazim
Desa kelinci via instagram/
yuki_shena

Desa penduduk tak lazim pertama yang dimiliki oleh Jepang adalah Desa Okunoshima. Terbilang unik lantaran di dalamnya hanya ada kelinci yang sangat menggemaskan. Lantas, bagaimana bisa ada banyak kelinci di pulau ini? Menurut beberapa sumber, kelinci jantan dan betina dibawa secara khusus ke Okunoshima untuk menguji efek dari racun dan senjata kimia. Seiring berjalannya waktu, populasi kelinci pun kian banyak dan dipertahankan. Bahkan sebagai upaya pelestarian, kelinci asli Okunoshima tak memiliki predator, kucing dan anjing tak diperbolehkan berada di pulau seluas 700.000 meter persegi ini.

Meskipun kelinci yang ada termasuk liar, tapi saat didekati manusia kelinci-kelinci tersebut cukup ramah, dan tak segan melompat ke pelukan. Apalagi jika diberi makanan kesukaan mereka berupa sayuran, wortel atau pelet yang dijual di sekitar pulau.

Zao Kitsune Mura, desa yang penuh dengan rubah

desa penghuni tak lazim
Desa rubah via instagram/
zyneko

Selain kelinci, Jepang juga punya desa rubah yang bernama Zao Kitsune Mura. Menurut Japan Travel, desa ini dihuni oleh setidaknya 100 ekor rubah yang terdiri dari enam jenis.

Tetapi perlu diingat, rubah-rubah ini merupakan hewan liar. Jadi sebaiknya tidak terlalu dekat atau mengajak mereka bermain. Kadang mereka suka menggigit atau mengambil barang milik pengunjung. Tetapi tak sedikit pula pengunjung yang bisa bermain-main dengan para rubah. Sebab cukup banyak juga yang jinak terhadap manusia.

Pulau Tashirojima yang penduduknya sebagian besar adalah kucing

Pulau Kucing via instagram/
kelik_74

Pulau Tashirojima adalah sebuah pulau kecil di lepas pantai kota Ishinomaki di bagian timur Prefektur Miyagi, Tohoku. Di pulau seluas 11 kilometer persegi ini, ada lebih dari 130 kucing yang hidup berdampingan dengan penduduk. Jumlah kucing yang ada di pulau Tashirojima lebih banyak dari jumlah manusia yang menghuni pulau, sehingga pulau ini dijuluki sebagai pulau kucing. Wisata ini cocok sekali untuk pecinta kucing.

Namun, belakangan warga lokal mengeluhkan perilaku para wisatawan yang dianggap tidak menaati aturan dan bertindak sembrono. Misalnya mengenai larangan memberi makan kucing. Tetap saja banyak wisatawan yang tidak mengindahkan aturan tersebut dan tetap memberi makan kucing. Ya, di sana memang terdapat aturan yang ditulis dalam bahasa Jepang, Inggris, dan Korea, yang menyebutkan bahwa wisatawan tidak diperkenankan memberi makan kucing-kucing liar tersebut, meski boleh bercengkrama dan berfoto bersama para kucing.

Nagoro yang penghuninya adalah boneka

Desa boneka via instagram/
jp.fr.aaup

Kali ini, penduduknya bukan hewan lagi teman traveler. Melainkan boneka yang seukuran manusia dan terlihat ada di mana-mana. Maka dari itu, mereka terlihat seolah-olah hidup sungguhan dan beraktivitas selayaknya penduduk biasa. Sebenarnya, ini berasal dari seorang seniman bernama Ayano Tsukimi. Awalnya, ia sedih melihat desa yang sedang ditinggali menjadi sepi penduduk. Sehingga ia pun berinisiatif untuk membuat boneka supaya desanya tetap ramai.

Melihat apa yang dilakukan Ayano, warga desa antusias dan meminta untuk dibuatkan beberapa boneka juga demi menjaga rumah dari hewan liar. Karena banyaknya orang yang meminta dibuatkan boneka di rumahnya, Ayano punya gagasan lain yang lebih unik. Ia kemudian membuat banyak boneka, akan tetapi tidak hanya untuk ditempatkan di rumah warga, akan tetapi berbagai pelosok tempat di desa.

Inilah desa-desa dengan penduduk unik yang ada di Jepang. Jadi, semua penghuni di desa tersebut ada sejarahnya tersendiri. Kalau teman traveler mau berkunjung ke mana nih? Next

ramadan

Best Hotels in Ambon, the Beautiful City in Maluku

Voyaging Deep into Bali’s Underwater with Odyssey Submarine