Kematian merupakan hal yang wajar dalam kehidupan setiap makhluk hidup. Untuk menghormati atau bahkan ‘merayakan’ kematian seseorang, setiap negara memiliki budaya dan kebiasaan yang berbeda.
Baca juga : Fakta-fakta Mengenai Corvin Castle, Lokasi Shooting Film The Nun
Baca Juga :8 Tujuan Wisata di Malang Kota yang Oke Punya
Mulai dari daerah paling selatan di Afrika sampai nusa yang ada belahan utara Skandinavia, berikut adalah empat negara yang memiliki ritual kematian paling unik di dunia:
1. Afrika Selatan
Hampir semua budaya di Benua Hitam menghormati kematian seseorang dengan ritual dan upacara khusus. Begitu halnya dengan Afrika Selatan. Negara yang pernah lolos dari cengkeraman politik apartheid ini memiliki cara berkabung tradisional yang kemudian berbaur dengan budaya modern.
Ketika seseorang meninggal, keluarganya akan segera menaburkan abu pada jendela rumahnya. Semua ranjang dan kasur di kamar orang yang meninggal akan disingkirkan, sehingga para pelayat bisa masuk ke dalamnya. Ritual tersebut kadang juga ditambah dengan penyembelihan binatang untuk menghormati para leluhur.
2. Mongolia
Pada zaman prarevolusi, llama tingkat tinggi yang meninggal di Mongolia akan dikremasi. Abunya kemudian akan dijadikan bahan baku monumen untuk para pendoa. Tapi bagi masyarakat umum, ritual kematian justru banyak dipengaruhi oleh kehidupan modern.
Sama seperti bangsa Tibet, masyarakat Mongol banyak yang percaya pada ‘sky burial’ atau pemakaman langit. Orang yang meninggal diyakini akan pergi menuju tempat tinggi yang tidak terlindungi oleh apa pun dan ditelan alam liar. Meski demikian, ada juga penguburan di tanah yang sarat akan warna merah dan hitam, lengkap dengan susu, beras, dan pasir bersih di sekitar kuburan.
3. Kamboja
Mengingat masyarakat Kamboja banyak yang menganut ajaran Buddha dan percaya pada reinkarnasi, ritual kematian bukanlah agenda yang dianggap paling penting dalam kehidupan sehari-hari. Perkabungan biasanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat dekat yang mengenakan pakaian berwarna putih.
Jenazah biasanya disimpan di rumah, dimandikan, dan dikenakan pakaian, sebelum akhirnya didoakan oleh sejumlah biksu selama tiga hari. Setelah hari ke tiga, jenazah akan dikremasi dan abunya akan diberikan pada kuil Buddha terdekat. Ritual sebenarnya dilakukan selama tujuh hari. Tapi seiring dengan perkembangan zaman, waktunya telah dipersingkat menjadi tiga hari saja.
4. Swedia
Ritual kematian di Swedia banyak dipengaruhi oleh ajaran Kristen Lutheran. Penguburan atau kremasi baru dilakukan dalam waktu satu sampai tiga minggu setelah kematian seseorang. Selama menunggu waktu tersebut, jenazah akan disimpan di tempat khusus.
Kuburan orang yang meninggal nantinya hanya boleh dikunjungi oleh anggota keluarga atau kerabat yang paling dekat. Pelayat ‘eksklusif’ tersebut akan mengenakan selembar dasi putih, kemudian meletakkan bunga lokal Swedia di atas peti dan menyanyikan lagu perkabungan.
Baca Juga :10 Destinasi Wisata Air Terjun di Malang Raya yang Keren Banget
Meski dianggap aneh dan nyeleneh, tapi tradisi tersebut sudah dilakukan sejak zaman dahulu. Masyarakat setempat percaya bahwa itu adalah cara terbaik untuk melepas orang-orang yang mereka sayangi. Banyak juga wisatawan yang tertarik dengan ritual kematian tersebut namun tentu saja sulit untuk menyaksikannya secara langsung. Selain karena tidak selalu ada ritual kematian yang diadakan setiap hari, keluarga yang ditinggalkan tentu juga tidak dengan mudahnya mengizinkan orang asing ikut dalam upacara. Next