Selain budget tentunya, hal yang perlu kita siapkan untuk perjalanan ke luar negeri adalah paspor. Nah, untuk mengurus pembuatan paspor Indonesia, ternyata gampang-gampang susah. Kini, memang sudah bisa register permohonan pengurusan paspor secara online. Namun, jangan dikira akan lebih mudah dari yang langsung datang ke kantor imigrasi. Banyak juga yang punya pengalaman buruk permohonannya pembuatan paspornya ditolak. Wah, karena apa saja, sih?
Baca juga : Bingung Mau Traveling ke Mana? Yuk, Riset dengan 4 Cara Ini!
Aturan Terbaru, Harus Punya 25 Juta Rupiah
Ada peraturan baru yang cukup mengejutkan, lho. Sesuai dengan Surat Edaran (SE) Nomor IMI-0277.GR.02.06 Tahun 2017 tentang Pencegahan Tenaga Kerja Indonesia Nonprosedural, harus melampirkan bukti berupa buku tabungan dengan nama pemohon yang berisi paling tidak 25 juta rupiah. Jika tujuan ke luar negeri adalah untuk wisata, lampiran ini bertindak sebagai bukti bahwa pemohon memang punya dana untuk bersenang-senang di luar negeri. Wah, jadi makin susah, ya.
UPDATE : Aturan ini sudah dicabut oleh Direktur Jenderal Imigrasi, Ronny Franky Sompie pada akhir bulan Maret 2017 lalu.
Penampilan yang Kurang Rapi
Setelah lolos wawancara dan cek berkas, yang selanjutnya adalah antri untuk foto. Nah, ada peraturan yang mungkin terlihat sepele, tapi ternyata cukup fatal kalau dilanggar yaitu menggunakan pakaian yang rapi dan sopan. Untuk lelaki, dianjurkan mengenakan kemeja atau kaos berkerah. Sedangkan untuk wanita, ya jangan pakai yang seksi. Hal ini rupanya juga diperhatikan oleh pihak imigrasi, apakah sang pemohon layak atau tidak mendapatkan paspor. Kalau penampilannya saja tak meyakinkan, apalagi punya biaya untuk ke luar negeri? Ini juga bertujuan mengurangi pemohon yang beresiko mengalami human trafficking. Nah, jadi mending pakai kemeja meski murah daripada baju sobek dan bolong-bolong yang mahal, ya.
Dokumen Tak Lengkap
Kelengkapan dokumen saat mengajukan permohonan paspor hukumnya adalah wajib. Jangan coba-coba datang saat berkas belum lengkap karena yang lengkap saja masih ada kemungkinan ditolak, lho. Nah, berkas-berkas yang diperlukan antara lain, KTP, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran atau Ijazah atau Surat Nikah. Sedang untuk mengurus paspor anak-anak, diperlukan Akta Kelahiran si kecil, dan KTP kedua orang tua. Jika mendaftar melalui online, scan dan unggah berkas-berkas di atas. Dan saat datang ke kantor Imigrasi, tetap bawa semua berkas aslinya untuk jaga-jaga, ya.
Data yang Tak Sama
Yang terlihat sepele namun sering menjadi sandungan masalah adalah penulisan nama yang berbeda di berkas-berkas penting. Misalnya, nama di Akta Kelahiran tak sama dengan yang di KTP. Untuk ini bisa meminta surat keterangan bahwa dua nama tersebut adalah satu orang. Jika sedang berdomisili di kota yang berbeda dengan yang tertera di KTP, harap membawa surat pengantar. Bisa dari kantor tempatmu bekerja, atau surat domisili. Di keterangan memang tidak menyebutkan harus membawa berkas yang satu ini. Tapi beberapa orang ternyata punya pengalaman permohonannya ditolak karena kurangnya dokumen ini. Nggak mau mengalami hal yang sama, kan?
Jawaban Interview yang Meragukan
Salah satu prosedur yang harus dilewati untuk mengurus permohonan paspor adalah dengan melakukan wawancara. Pertanyaan yang paling umum muncul adalah akan ke negara mana dan tujuannya. Beberapa yang sudah punya pengalaman mengurus ini menyatakan bahwa jawaban akan digunakan untuk berlibur dan sebagai turis justru membuat urusan menjadi lebih mudah. Ada baiknya memilih membuat paspor 48 halaman. Karena beberapa negara besar memang tidak menerima paspor dengan 24 halaman. Kalau sampai salah jawab negara yang ingin dituju, permohonan paspormu tidak akan diterima. Dan yang lebih ngeri, uang pendaftarannya akan hangus. Jawab dengan mantap setiap pertanyaannya, ya.
Tidak Taat Jadwal yang Ditentukan
Mengurus permohonan paspor memang butuh waktu yang nggak sebentar. Baiknya, luangkan seharian khusus untuk mengurus ini hingga selesai. Datanglah sesuai dengan tanggal dan jam yang ditentukan. Untuk yang mendaftar secara online, harus datang lebih pagi, ya kalau tak mau ditolak. Kantor imigrasi hanya menyediakan 50 kursi untuk pelamar online dan dilayani dari jam 7-10 pagi. Kalau telat, harus mengulang proses yang panjang itu dari awal. Wah, nggak mau kan kalau harus mengalami keribetan sampai berkali-kali?
Nah, itu tadi tips agar permohonan paspormu bisa diterima dan mengurangi drama dengan pihak Imigrasi. Pikirkan saja indahnya traveling ke luar negeri agar sabar hingga berhasil dapat paspor impian. Bagaimana, sudah siap? Next