Festival ternayata tak selalu berkaitan dengan seni. Pada beberapa negara, festival malah berisi kegiatan perang makanan. Hal tersebut memang terdengar tidak lazim di Indonesia. Tapi, pada empat negara yang akan disebutkan pada point berikut malah menjadi sebuah tradisi. Kegiatan tersebut juga tak dibatasi untuk warga lokal saja. Wisatawan pun dapat turut serta hadir ke festival perang makanan ini.
Baca juga : Omicron Menyebar, Dunia Penerbangan Batalkan Ratusan Jadwal Saat Natal
1. Alevromoutzouroma (Galaxidi, Yunani)
Masyarakat Galaxidi, kota di Yunani, memiliki agenda unik setiap tahunnya. Kegiatan saling melempar tepung berwarna diselenggarakan dalam menyambut Pra Paskah, sesuai dengan kalender Yunani Ortodok. Tradisi tersebut bernama Alevromoutzouroma.
2. La Tomatina (Buñol, Spanyol)
Warga negara Spanyol memiliki cara yang unik dalam mengadakan festival. Dalam acara yang bernama Tomatina Festival di Kota Bunol, warga Spanyol bersuka ria dengan saling melempar tomat ke orang lain. Tomat yang disediakan untuk dilempar tidak hanya dalam hitungan kilo, sebanyak 150 ton disediakan untuk senjata berperang. Karenanya, jalanan berubah warna menjadi merah pekat karena jumlah tomat yang begitu banyak tersebut.
3. Battaglia delle Arance (Ivrea, Italia)
Ivrea adalah sebuah kota kecil yang berada di bagian utara Italia. Acara yang selalu diramaikan oleh ratusan peserta tersebut menyediakan 500 ton jeruk. Nantinya jeruk tersebut akan digunakan untuk saling melempar kepada sesama peserta. Peserta festival ini juga dibagi dalam bentuk tim. Tak heran jika festival ini disebut sebagai perang makan terbesar di Italia.
4. The World Custard Pie Championship (Coxheath, Inggris)
Festival tahunan di Inggris ini memiliki cara main yang cukup unik. Kegiatannya adalah perlombaan melempar kue pie yang berisi custard. Lomba ini juga melibatkan tim kecil yang melempar kue ke lawan dengan menggunakan tangan kiri. Konon, festival ini terinspirasi dari komedi bisu slapstip yang klasik. Yaitu melempar kue pie ke muka.
Melempar-lempar makanan tentu saja menjadi hal yang aneh di Indonesia. Karena di nusantara sebisa mungkin makanan harus dihargai. Tapi di empat negara tersebut, hal seperti ini malah menjadi festival. Ya, lain ladang lain belalang. Tapi sepertinya kok seru ya? Next