Seiring dengan berjalannya waktu, manusia mulai disibukkan oleh banyak hal sehingga waktu untuk liburannya jadi tersita. Misal saat masih kuliah atau belum bekerja, kamu bisa pergi ke mana saja asal mau dan bisa. Saat sudah bekerja, kamu akan mulai kesusahan untuk melakukan penjelajahan karena terikat dengan kontrak kerja dan juga kewajiban.
Baca juga : Wacana Forever, 4 Penyebab Traveling Hanya Berakhir Rencana
Selain masalah pekerjaan, mereka yang sudah mulai berkeluarga juga kesusahan melakukan perjalanan wisata model backpacker. Adanya istri dan anak akan membuat seseorang berpikir dua kali apakah akan pergi sendirian atau mengajak mereka dengan risiko dan keribetan yang mengikat sehingga flaspacking dijadikan jalan pintas.
Kalau kamu belum tahu apa itu flashpacking dan seperti apa melakukannya agar traveling jadi sukses. Yuk, simak uraiannya di bawah ini.
Sekilas tentang Flashpacking bagi Pekerja Kantoran
Secara prinsip, flashpacking nyaris sama dengan backpacker. Melakukan perjalanan wisata dengan ransel dan selalu mengutamakan kemurahan mulai dari kuliner hingga akomodasi. Yang membedakan dari dua hal ini adalah tingkat kemapanan dari pelakunya. Sebagian besar pelaku flashpacking adalah pekerja kantoran atau mereka yang sudah mampu secara finansial.
Kemapanan secara finansial dari seseorang membuat mereka mengalami evolusi dalam perjalanan wisatanya. Jika backpacker mau saja menginap di dormitory yang isinya 10 orang, seorang flashpacker akan memilih dormitory yang jauh lebih nyaman. Misal berisi 4-5 orang saja. Bagi flashpacker, murah itu harus, tapi kenyamanan itu lebih penting.
Mengambil Waktu yang Tepat
Pekerja kantoran akan kesulitan mendapatkan hari libur yang cukup panjang kecuali long weekend atau libur lebaran. Biasanya mereka bisa mendapatkan libur 3-4 hari (dengan cuti 1 hari) agar refreshing dan melakukan perjalanan wisata di tempat-tempat yang mereka inginkan.
Karena waktunya sangat terbatas terbatas, seorang flashpacker disarankan untuk mengambil libur atau cuti di saat yang tepat. Hindari mengambil libur saat libur panjang karena banyak objek wisata jadi ramai dan jalanan macet. Sedari awal pertimbangkan masalah ini dengan baik agar waktu yang terbatas bisa dimanfaatkan dengan baik.
Membuat Itinerary yang Masuk Akal
Dengan waktu yang teramat singkat, seorang flashpacker tidak bisa melakukan penjelajahan ke banyak tempat dalam sekali waktu. Kalau masih memaksakan diri, bukannya menikmati perjalanan selama liburan, mereka akan khawatir dengan waktu dan selalu tergesa-gesa dan makna asli dari kegiatan flashpacker tidak bisa dialami.
Seorang flashpacker yang kebanyakan pekerja kantoran sangat memuja pengalaman berharga. Mereka akan berusaha mendapatkan itu dengan baik karena esok hari akan kembali ke rutinitas kantor yang menjemukan. Agar makna dari flashpacker ini tetap terjaga, disarankan membuat itinerary yang masuk akal. Misal memilih tempat wisata dengan rating tinggi dan mudah dijangkau dalam waktu yang terbatas.
Menggunakan Transportasi yang Murah tapi Nyaman
Seorang flashpacker tidak bisa lepas dari akar mereka yang seorang backpacker. Agar kegiatan ini berjalan dengan lancar, pilih transportasi yang murah namun tetap nyaman. Seorang flashpacker biasanya lebih suka menggunakan kereta api karena lebih nyaman dan harga tidak terlampau jauh dengan bus yang kadang membuat beberapa orang mabuk darat.
Saat berada di lokasi tempat wisata, jangan sungkan untuk menggunakan transportasi lokal seperti bus kota, angkutan kota, becak, atau menyewa kendaraan. Dengan melakukan hal ini, anggaran yang ditentukan bisa ditekan dan destinasi wisata yang akan dikunjungi bisa didatangi secara lengkap.
Membawa Gadget dan Perangkat Digital Lain
Seorang flashpacker biasanya suka mengabadikan apa saja yang menurutnya mengagumkan. Mereka akan banyak melakukan pemotretan dan memindahkannya ke dalam laptop agar bisa segera diunggah. Selain masalah foto, seorang flashpacker juga tetap harus membawa ponsel jika sewaktu-waktu ada keadaan mendadak dan darurat.
Seperti yang ada pada judul, sebagian besar flashpacker adalah pekerja kantoran. Mau tidak mau, suka tidak suka, mereka juga harus melakukan komunikasi dengan kolega. Selain itu, mereka yang sudah berkeluarga, membawa ponsel dilakukan untuk segera memberi kabar jika terjadi apa-apa.
Inilah beberapa tips flashpacking yang bisa dilakukan kalau kebetulan kamu adalah pekerja kantoran yang sudah mencari waktu liburan. Semoga setelah membaca beberapa hal di atas, rencana liburan yang akan kamu lakukan tidak menjadi angan semata. Let’s get lost! Next