Beberapa bulan ini, aktivitas sehari-hari saya berubah banyak. Semula rutenya hanya rumah ke kantor dan sebaliknya, kini jadi sering ke luar kota bahkan luar pulau. Airport hopping jadi hal yang biasa, even i could say if aiport is my second home. I started to learn many things, especially about living on the jetplane. Nggak bercanda lho, saat naik pesawat sudah jadi rutinitas mingguan bahkan harian maka banyak hal berubah dalam hidup.
Baca juga : Tips Sederhana agar Rumah Selalu Aman saat Ditinggal Traveling
Saya merasakannya sendiri, dimulai dari malas ribet di security check in bandara (artikelnya bisa dibaca di sini) sampai biar nggak kelaparan di tengah jalan. Saya akan menuliskannya satu persatu, spesial untuk kamu yang ingin perjalanan berjalan lancar meski harus bolak balik menghabiskan waktu di bandara:
Perbaiki Jam Biologismu
I’m not a morning person, karena tidurnya kerap larut malam. Dalam satu tahun, belum tentu ada 10 kali saya tidur di bawah jam 12 malam. Mengerikan ya? Tapi bagaimana lagi, banyaknya pekerjaan dan juga pikiran membuat saya jadi pecandu insomnia. Akhirnya membawa akibat buruk, tidak hanya bagi tubuh tapi juga kehidupan sehari-hari.
Saat saya ambil penerbangan jam 8.30 pagi, jam 7.30 saya masih di jalan lho! Dengan tergesa-gesa, karena bangun kesiangan. Itu terjadi dua kali, sampai saya menyadari ada yang keliru di situ. Jika saya tidak bisa berangkat dengan tenang dan tanpa khawatir ketinggalan pesawat, maka harus ada yang diperbaiki. Setelah ditelusuri, itu adalah jam tidur!
Saya nggak mau lagi melewatkan sarapan sebelum terbang, apalagi dengan wajah masih kucel nggak karuan. Akhirnya pelan-pelan saya mengubah jam tidur. Jam delapan malam jika saya sudah di kamar, dikondisikan untuk tidur. Sudah mandi, makan dan ganti baju. Lampu dimatikan, agar bisa istirahat lebih nyaman. Paginya saya bisa bangun jam lima pagi tanpa merasa kurang tidur atau apa. Hasilnya, saya tidak lagi terburu-buru ke bandara. Terbang jam 8.30 pagi, jam 6 saya sudah menikmati semangkuk bubur ayam untuk sarapan dan segelas susu hangat. Ke bandara jam berapapun kini bukan lagi masalah.
Packing Like a Pro
Hal paling ‘dahsyat’ yang terjadi pada hidup saya beberapa bulan terakhir ini adalah pulang ke rumah ‘hanya’ untuk tukar isi koper lalu berangkat lagi. Saya jadi terbiasa untuk packing cepat, tepat dan tidak ada lagi barang nggak berguna yang dibawa. Tips packing dari saya sederhana: catat dengan rinci mau ke mana dan butuh apa saja.
Misal saya mau meeting selama lima hari, maka saya menyiapkan 6 baju meeting (biasanya saya bolak balik saja misal ada 3 atasan dan 3 bawahan atau gimana pokoknya jumlahnya +1 dari jumlah meeting), kemudian 3 baju santai (dengan asumsi habis meeting nggak selalu pergi lagi jadi nggak perlu bawa banyak-banyak), dan seterusnya. Nggak takut kehabisan baju?
Ini pentingnya tau kita mau ke mana. Karena saya meetingnya ke kota, jadi mikirnya gampang saja. Kalau bajunya habis ya beli, kan banyak mall? Sudah begitu saja 😀 . Plus saya memilih untuk bahan baju yang tidak mudah kucel jadi kalau disetrika ulang lebih mudah.
Online Check-in
Dua minggu lalu, saya baru saja selesai meeting dan disarankan untuk online check in oleh salah satu Board of Director. Nah saya agak-agak malu mengatakan bahwa saya nggak ngerti apa itu online check in. Mereka sempat kaget dan tertawa (saya juga ikut tertawa kenapa bisa nggak tau ada online check in hehehe) lalu diajarin deh. Ternyata kalau sudah online check in, at least nanti tidak akan tergesa-gesa dan antri panjang.
Tapi kalau bawa barang untuk dimasukkan ke dalam bagasi, tetap harus datang lebih awal ya. Biasanya last check-in ditutup 30 menit sebelum keberangkatan jadi tidak perlu panik waaahh belum ini dan itu. Caranya juga gampang, cukup buka website maskapai yang akan kamu naiki kemudian ikuti langkah-langkahnya. Kemudian nanti setibanya di bandara jika tidak membawa bagasi bisa langsung cetak boarding pass dan masuk ke ruang tunggu. Mudah kan?
Jangan Sampai Lapar dan Kena Maag
Airport hopping, begitu saya menyebutnya. Perjalanan ke bandara, terbang, mendarat, perjalanan ke tempat tujuan, hal tersebut berulang terus sampai mendapat banyak pengalaman. Salah satunya adalah laparnya luar biasa, pas sudah di pesawat pula! Atau sudah duduk manis di ruang tunggu, eh delay. Kan menyebalkan, akhirnya saya selalu menaruh roti dan sekotak susu serta air mineral di tas.
Ribet? Tidak! Kita tidak akan pernah tau, sempat tidak ya mampir makan dulu. Atau perjalanan dari bandara menuju hotel macet tidak ya? Sempat terakhir makan jam 12 siang, kejar-kejaran dengan banyak hal sampai turun di Juanda Surabaya jam 8 malam saya belum makan apa-apa lagi. Sungguh menyiksa diri sendiri.
Paling sering, saya membawa satu botol air mineral dari hotel untuk dimasukkan tas, dan mengambil beberapa potong roti saat sarapan. Biasanya kan di ruang makan ada roti-roti kecil, saya bawa saja tidak masalah kok. Masukkan ke plastik atau bungkus dengan tisu. Kala perut keroncongan minta diisi, setidaknya ada yang dikonsumsi. Bisa juga beli di minimarket yang ada di bandara tapi harganya cukup mahal. FYI 1 botol air mineral tanggung bisa jadi 10 ribu lebih lho.
Pergunakan Waktu Dengan Baik
Kalau penerbangan dalam negeri, memang waktunya tidak lama. Tapi biasanya transit dulu. Contohnya saat saya perjalanan dari Tanjung Pinang ke Makassar, transit di Jakarta 5 jam. Mau ngapain? Kalau capek, ya saya tidur (ada kursi untuk selonjoran di terminal 3 Ultimate Cengkareng, i love it!). Atau mengerjakan beberapa hal, seperti membereskan pekerjaan yang belum selesai. Bisa juga membaca, chatting dan lainnya. Pastikan manfaatkan waktu dengan baik.
Saat di pesawat jika tidak ingin ngobrol, saya tidur dari duduk dan menggunakan sabuk pengaman sampai…dibangunkan sama Pramugarinya hehehe. Entah kenapa, bagi saya istirahat yang maksimal justru saat penerbangan. Apalagi jika duduknya di dekat jendela. Tidak alasan untuk terbangun bukan?
Bekerja yang berkejaran dengan waktu memang tantangan tersendiri, tapi wajib disyukuri. Dengan begitu, banyak pelajaran yang bisa diambil. Hidup juga bisa lebih tertata dan membentuk pribadi jadi lebih disiplin dan profesional lagi. Jadi, berapa kali kamu terbang dalam satu minggu? 🙂 Next