Bulan Ramadan bukan menjadi suatu alasan untuk libur traveling. Kebanyakan umat Islam akan menambah porsi ibadah mereka selama bulan puasa ini. Namun bukan berarti dengan traveling kita tidak bisa meningkatkan ibadah. Traveler bisa menyesuaikan tujuan traveling di bulan Ramadan dengan melakukan wisata muslim. Dengan begitu mereka bisa tetap jalan-jalan sambil mempertebal iman.
Baca juga : Bisa Membunuh, Sungai Mendidih di Amazon Ini Nyata
Wisata muslim bisa dilakukan dengan berbagai cara dan aturan tertentu. Mulai dari cara berpakaian hingga memilih destinasi berlibur. Kegiatan yang paling menarik adalah menelusuri jejak islam di berbagai belahan dunia. Selain bisa refreshing traveler juga akan mendapatkan tambahan wawasan yang luas tentang peradaban Islam di dunia sehingga diharapkan bisa makin meningkatkan ketakwaan mereka. Lantas negara mana saja yang musti dikunjungi untuk menelusuri jejak Islam? Berikut ulasannya.
1. Turki
Turki adalah sebuah negara yang memiliki jejak peradaban Islam yang sangat besar di Eropa. Negara ini juga menjadi destinasi wisata muslim yang tengah naik daun khususnya bagi traveler asal Indonesia. Hal ini dipengaruhi penayangan film yang mengangkat masa kejayaan Islam di sana pada zaman Dinasti Ottoman pada sebuah stasiun televisi swasta.
Benar juga, bahwa Turki memang memiliki sejarah panjang terkait masa keemasan Dinasti Islam Ottoman yang dipimpin oleh Raja Sulaiman. Pada masa kejayaannya Dinasti ini mampu menyebarkan agama Islam hingga ketiga benua dengan Istanbul sebagai ibu kotanya. Bangunan bangunan peninggalan Islam juga banyak ditemukan di negara ini. Umat Islam pun bisa mengunjunginya sekaligs menelusuri jejak-jejak Islam yang ada di Turki.
Tempat-tempat tersebut antara lain Blue Mosque, Hagia Sophia, Makam Fatih Sultan Mehmed, Masjid Suleymaniye dan lain sebagainya. Traveler juga bisa berkeliling kota Bursa yang pernah menjadi ibukota lama dari Ottoman.
2. Spanyol
Spanyol yang notabene bukanlah negara Islam ternyata memiliki sejarah tersendiri terkait keberadaan agama Islam di negara tersebut. Menurut sejarah yang didukung dengan bukti-bukti bangunan peninggalan umat Islam, ternyata Islam di Spanyol pernah berkembang sangat pesat. Bahkan saat itu umat Islam, Yahudi dan Kristen bisa hidup berdampingan dengan damai di sana.
Banyak sekali bangunan peninggalan Islam di Spanyol yang bisa ditemukan. Konsentrasi terbesar dari bangunan peninggalan Islam di Spanyol dapat ditemukan di tiga kota yakni Cordoba, Sevilla, dan Granada. Di Cordoba traveler dapat mengunjungi Masjid Agung Cordoba dan Kampung Arab. Di Sevilla terdapat Seville Cathedral yang dulunya Masjid Al Mohad dan di Granada terdapat “benteng merah” yang tak lain adalah istana milik penguasa muslim dari abad ke-10 bernama Alhambra.
3. Rusia
Rusia yang dikenal luas sebagai negara komunis pernah memiliki sejarah panjang tentang kejayaan Islam di sana. Islam pernah menduduki posisi yang terhormat di kekaisaran Rusia. Saat itu ibukota kerajaan Islam di Rusia berada di Kota Kazan. Seperti negara-negara lainnya, masuknya Islam di Rusia melalui jalur perdagangan dari wilayah Kaukasus kemudian berlanjut ke Moskow.
Islam telah masuk ke daratan Rusia sejak 1000 tahun silam. Kini umat Islam di Rusia berjumlah 20% dari total penduduknya. Islam mengalami masa kejayaan saat pemerintahan Sultan Mohammed Oz Beg, Khan dari Gorden Horde, dan Sultan Tamirlane. Beberapa bangunan Islam yang bisa ditemui di Rusia antara lain Red Square di Moskow dan Masjid Qulsharif di Kazan. Traveler juga dapat berkunjung ke Kota Tua Bulgar di mana Islam lahir.
4. Yunani
Banyak peninggalan jejak Islam di Negeri Para Dewa, Yunani. Bahkan Parthenon di Athena pernah digunakan sebagai masjid tempat beribadah umat Islam. Umat Islam pernah menetap di Yunani selama lebih dari lima abad saat kekaisaran Ottoman berjaya. Masuknya Islam di Yunani bermula atas undangan Kekaisaran Bizantium untuk mengekang Serbia.
Bangunan bergaya campuran antara Yunani dan Islam banyak ditemukan di sana terutama di Thrace. Bangunan tersebut antara lain Masjid Tzistarakis di Monastiraki, Masjid Sultan, Museum Seni Islam Benaki dan tak ketinggalan pula ada Parthenon. Semua tempat-tempat tersebut layak untuk Anda kunjungi yang sedang berwisata menelusuri jejak-jejak Islam di Yunani.
5. Bosnia-Herzegovina
Bosnia-Herzegovina adalah negara pecahan Uni Soviet yang menganut sekulerisme namun demikian negara ini memiliki sejarah panjang kejayaan Islam di dalamnya. Islam masuk ke Bosnia melalui perdagangan di abad ke-14. Kemudian pengaruh Islam kian luas saat Khalifah Muhammad Al-Fatih dari Turki melebarkan pengaruh Islam melalui jalur politik.
Di dalam wilayahnya terdapat peradaban Islam yang berumur 600 tahun. Ini adalah tujuan yang tepat bagi Anda yang ingin napak tilas jejak Islam di sana. Beberapa bangunan peninggalan umat Islam yang bisa dikunjungi antara lain Masjid Bascarsija, Frhadija, Madrasah Gazi-Husrevbey.
6. China
Mayoritas penduduk China beragama Kong Hu Chu dan Budha, umat Islam di sana hanya sebagai kaum minoritas. Namun demikian Islam juga pernah berjaya di sana pada beberapa ribu tahun yang lalu. Kita amat mengenal Jalur Sutera, nah di sepanjang wilayah di China yang dilalui Jalur Sutera ini Islam berkembang pesat.
Islam masuk ke China pada tahun 616 masehi. Mayoritas penduduk China yang memeluk agama Islam berada di daerah Xi-an, Xinjiang, dan Ninxia. Salah satu bangunan peninggalan Islam tertua di China adalah Masjid Huaisheng. Masjid ini dibangun bersamaan dengan datangnya Saad bin Abi Waqash di Cina sekitar tahun 627 M. Sejak saat itu masjid ini menjadi pusat penyebaran agama Islam. Peninggalan Islam lain yang juga termasuk tertua adalah Masjid Besar Tongxin. Masjid ini memiliki arsitektur unik berbentuk pagoda.
7. Inggris
Islam memiliki sejarah panjang nan dramatis kala masuk ke negeri Ratu Elizabeth. Kisah bermula pada tahun 1889, saat itu putra seorang pendeta gereja Metodis, William Henry Quilliam membuka Institut Muslim Liverpool di Kota Liverpool. Ia disebut-sebut sebagai orang Inggris pertama yang memeluk agama Islam. Saat ia memutuskan untuk masuk agama Islam ia mengubah namanya menjadi Abdullah.
Saat itu toleransi beragama di Inggris sangat buruk sehingga Quilliam dan warga lain yang pindah agama mendapatkan banyak tekanan dari lingkungannya. Akibatnya ia sempat pindah ke Turki pada tahun 1908. Sejak kepergiannya ke Turki rumahnya yang semula berfungsi sebagai Institut Muslim dirubah menjadi kantor catatan sipil hingga akhirnya terlantar. Barulah tahun 1999 sejumlah muslim di Merseyside merenovasi gedung tersebut dan kini bisa dipakai kembali untuk beribadah dan mampu menampung 20.000 umat Islam. Gedung ini layak untuk Anda kunjungi selama berada di Kota Liverpool.
Banyak kegiatan religius yang bisa dilakukan selama traveling salah satunya adalah berkeliling dunia menelusuri jejak Islam. Dengan demikian kita bisa makin bersyukur telah diberi kehidupan di negara yang menjunjung tinggi nilai toleransi beragama sekaligus meningkatkan ketakwaan kita. Next