Tidak sulit melihat gunung jika kamu berada di Indonesia. Dari ujung timur hingga barat terdapat puncak-puncak yang tinggi. Tidakkah kamu ingin menginjakkan kaki di sana? Kamu bisa melihat bagaimana dunia ini begitu luas. Sedangkan kita adalah makhluk yang kecil. Seketika itu juga mungkin kamu akan menyadari bahwa kesombongan itu nggak pantas dimiliki oleh manusia, karena hanya Tuhan sebagai pencipta dunia dan isinyalah yang berhak untuk sombong. Main ke gunung bisa dilakukan dengan berbagai cara tergantung gunung mana yang kamu tuju. Tentu perjalanan ke Gunung Bromo akan berbeda dengan mendaki Semeru. Itu karena ketersediaan fasilitasnya. Untuk sampai di puncak Semeru misalnya, kamu harus mendaki dengan berjalan kaki. Sedangkan ke Bromo cukup dengan menyewa mobil.
Baca juga : Gaya Foto dari Atas yang Wajib Kamu Coba
Begitu juga dengan waktunya. Namun secara umum untuk mendaki gunung-gunung di Indonesia, kamu bisa mengacu pada beberapa hal berikut ini. Dengan main ke gunung di saat yang tepat, kamu akan mendapatkan perjalanan yang seru dan tidak banyak mengalami masalah. Gunung bukanlah mall atau perkotaan, tapi termasuk alam liar. Medan yang sebenarnya biasa saja bisa jadi sulit dan menantang jika kamu datang di waktu yang tidak tepat. Langsung saja berikut ini ulasan selengkapnya.
1. Saat Mental dan Fisik Sudah Siap
Sebelum mendaki gunung, coba lihat pada dirimu sendiri. Apakah kamu sudah siap melangkahkan kaki, menerjang bebatuan dan menembus kabut di pegunungan? Lingkungan yang masih alami di gunung akan menyuguhkan keindahan bak surga. Namun kamu tidak akan bisa menikmatinya jika berada dalam kondisi yang tidak siap, baik secara mental maupun fisik. Itulah mengapa mempersiapkan diri itu penting, rajinlah berolahraga sebelum mendaki gunung agar tubuhmu kuat menghadapi segala cuaca. Bahkan untuk gunung yang bisa kamu capai dengan kendaraanpun tetap harus kamu taklukkan dengan kondisi tubuh yang sehat.
Jangan memaksakan diri, jika memang kamu tidak kuat. Masih ada banyak waktu, daripada terus memaksa dan keselamatanmu jadi taruhannya. Namun jika memang kamu sudah memiliki mental yang tahan banting, tidak lemah dan fisik sehat, maka jangan menunda-nunda lagi untuk main ke gunung. Sekali kamu mencobanya, dijamin kamu bakalan ketagihan dan selalu kangen dengan gunung karena keindahannya memang mempesona.
2. Saat Mekarnya Bunga Edelweis
Ada banyak hal yang bisa kamu nikmati di gunung. Misalnya saja jalan setapak yang terasa nggak ada ujungnya, hutan belantara dengan udara sejuk, bebatuan gunung dengan padang rumput hijau atau puncak yang menyuguhkan lautan awan. Beberapa hal itu saja sudah bisa membuat perjalananmu seru, apalagi jika kamu berkesempatan melihat penghuni gunung yang begitu cantik. Namun jangan berpikir kamu akan melihat penampakan wanita ya, karena yang dimaksud di sini adalah edelweiss.
Bunga itu memilik bentuk yang unik dan cantik, disebut juga dengan bunga keabadian. Jika kamu menemukannya, nggak boleh dipetik apalagi sampai dibawa pulang. Kamu harus tahu jika edelweiss memiliki peran yang penting sebagai tumbuhan perintis. Edelweiss memberikan jalan bagi tumbuhan lain untuk berkembang di gunung. Dengan kata lain, edelweisslah yang menghutankan gunung. Biasanya Edelweiss akan mekar pada Bulan April hingga Agustus.
3. Musim Kemarau
Indonesia memiliki dua musim yaitu kemarau dan penghujan. Sebagian pendaki yang sudah ahli sih nggak begitu terpengaruh. Mau hujan atau kemarau, jika ada kesempatan akan langsung berangkat. Meski begitu, kondisinya akan berbeda. Di mana saat musim penghujan medan yang akan dilalui jadi semakin sulit lantaran basah dan licin. Guyuran hujan hingga kabut juga bisa menghalangi perjalananmu, belum lagi sambaran petir.
Kamu yang pemula bisa memilih cara aman dengan naik gunung sewaktu musim kemarau. Perhatikan juga tentang ketersediaan air, karena di beberapa gunung, sumber airnya mengering saat musim kemarau. Jika menghadapi hal semacam itu, maka kamu harus mempersiapkan perbekalan yang cukup agar tidak sampai kehabisan di tengah perjalanan
4. Saat Musim Hujan, Asalkan…!
Lalu bagaimana jika kamu hanya memiliki waktu luang saat musim hujan saja. Jangan khawatir, kamu masih tetap bisa mendaki bahkan sampai ke puncaknya kok. Tentu saja, persiapannya harus lebih ekstra daripada pendaki yang berangkat pada musim kemarau. Peralatan dan perbekalan harus sesuai dengan standar. Jangan memakai sandal, tapi pilih sepatu yang tahan air, begitu juga dengan tasmu.
Mantel atau baju yang tahan air juga penting untuk dibawa. Pilihlah gunung dengan jalur pendakian yang tidak terlalu ekstrem. Jika di tengah perjalanan kamu nggak kuat, jangan ragu untuk kembali karena tujuan utamamu bukanlah puncak, tapi rumah.
5. Mendaki Saat malam Hari atau Siang Hari Nggak Masalah
Setiap gunung memiliki jalur dan ketinggian yang berbeda-beda. Ada gunung yang bersalju ada yang tidak, semuanya membutuhkan perhitungan soal waktu yang tepat untuk memulai perjalanan setapak demi setapak. Bukan hanya memikirkan soal puncak, tapi juga memperhatikan ancaman dari lingkungan. Ada binatang buas, hingga udara dingin yang menyengat. Beberapa hal itu bisa menjadi landasan untuk menentukan apakah ingin berjalan pada siang hari atau malam hari. Contohnya saja Semeru, para pendaki dilarang berada di puncak di atas pukul 10.00 karena dikhawatirkan angin akan mengarahkan gas beracun pada para pendaki.
Dengan kekhawatiran seperti itu maka mendaki saat malam hari adalah keputusan yang tepat agar bisa sampai di puncak sebelum jam 09.00. Namun jika kamu pergi ke gunung yang tidak memiliki aturan seperti itu, maka kamu bebas memilih antara mendaki siang atau malam. Bagi sebagian orang, mendaki saat malam hari terasa lebih ringan karena udaranya dingin dan tidak melihat jalur yang ekstrem. Namun bagi kamu yang suka dengan fotografi, maka mendaki saat siang hari adalah waktu yang tepat.
Itulah beberapa tips memilih waktu yang tepat jika kamu ingin main ke gunung. Semoga informasi di atas bisa sangat membantumu ya. Next