Kita semestinya patut bersyukur karena tinggal di Indonesia, negara beriklim tropis yang meski terdapat beberapa daerah bersuhu dingin namun masih memungkinkan kita untuk beraktifitas dengan normal. Setiap orang pasti pernah mengalami kedinginan hingga tubuhnya menggigil saat berada di suatu tempat seperti di puncak gunung atau dataran tinggi. Jika tempat itu masih berada di Indonesia, suhunya tentu masih berada dalam batas wajar.
Baca juga : 10 Reruntuhan Bangunan Kuno di Eropa yang Luput dari Radar Turis
Tapi, pernahkah kamu membayangkan bagaimana rasanya tinggal atau berada di suatu tempat yang bersuhu ekstrim, bahkan hingga mencapai minus puluhan derajat celcius? Di Russia terdapat sebuah desa terdingin di dunia bernama Oymyakon yang suhu terendahnya bisa mencapai -71.2C. Seperti apa kehidupan di sana? Yuk, simak selengkapnya!
1. Oymyakon, ‘air tidak beku’ yang membeku
Awalnya pada tahun 1920 dan 1930an, kawasan ini hanya sebagai tempat persinggahan para penggembala rusa yang akan memberi minum binatang ternak mereka dari sumber air panas. Namun pemerintah Soviet kemudian menjadikan desa ini tempat tinggal permanen sebagai upaya untuk mengurangi populasi para nomaden. Kini desa Oymyakon telah ditinggali oleh sekitar 500 penduduk. Ironisnya, kata Oymyakon memiliki arti “air yang tidak beku” karena tidak jauh dari desa terdapat sumber mata air panas, padahal jelas-jelas kawasan ini adalah kawasan beku dengan temperaturnya yang sangat rendah.
2. Dijuluki sebagai ‘Pole of Cold’
Desa ini terletak sekitar 750 meter di atas permukaan laut. Panjang waktu dalam sehari bervariasi mulai dari 3 sampai 21 jam di bulan Desember. Pada bulan Januari suhu rata-rata di Oymyakon bisa mencapai -50C. Sedangkan sebelumnya, desa ini tercatat pernah mengalami suhu extrem mencapai -71.2C. Suhu ini merupakan suhu terendah dan terdingin yang pernah dialami suatu daerah yang ditinggali oleh manusia di bumi serta suhu terendah di belahan bumi bagian Utara. Tak heran jika Oymyakon sering dijuluki sebagai ‘Pole of Cold’.
3. Tidak ada tanaman yang tumbuh, tapi tidak ada warga yang kekurangan gizi
Dengan rendahnya suhu udara di desa Oymyakon, sehingga tidak memungkinkan adanya tumbuhan yang dapat bertahan hidup di kawasan ini. Warga desa tidak pernah memakan sayuran dan buah-buahan, mereka hanya mengkonsumsi daging rusa dan kuda sebagai makanan sehari-hari. Namun meski begitu, tidak ada satupun warga yang mengidap malnutrisi. Menurut dokter, hal ini dikarenakan susu dari binatang ternak yang dikonsumsi, mengandung begitu banyak micronutrient sehingga menghindarkan mereka dari ancaman malnutrisi.
4. Sekolah di desa ini hanya libur jika….
Masyarakat di sini seperti sudah terbiasa dengan suhu ekstrim yang menyelimuti desanya. Tidak seperti negara lain yang hanya karena salju yang datang tiba-tiba bisa menghentikan berbagai macam aktivitas, sekolah di Oymyakon hanya tutup jika temperatur jatuh hingga dibawah -52C. Wow, bayangkan saja bagaimana rasanya harus fokus belajar ditengah suhu extrem dan tubuh diselimuti udara dingin.
5. Hanya ada satu toko dalam satu desa
Kebanyakan rumah di Oymyakon masih membakar arang dan kayu untuk menghangatkan udara. Ketika pengiriman arang sedang terganggu, pembangkit listrik akan mulai membakar kayu. Saat bahan bakar habis, maka listrik di seluruh penjuru desa akan mati selama 5 jam dan pipa-pipa membeku kemudian retak. Tidak sedikit bangunan yang masih memiliki toilet di bagian luar meski sudah ada beberapa fasilitas modern yang tersedia di desa. Di dalam kawasan yang ditinggali penduduk sekitar 500 jiwa ini hanya memiliki satu toko yang menyediakan kebutuhan mendasar para penduduk di seluruh penjuru desa. Sedangkan penduduk lokal rata-rata bekerja sebagai peternak rusa, pemburu, dan penangkap ikan.
6. Butuh waktu 3 hari untuk menguburkan mayat
Masalah lainnya yang ditimbulkan karena suhu yang membeku adalah saat menguburkan mayat. Tidak seperti negara lain pada umumnya yang hanya membutuhkan waktu sebentar, di Oymyakon menghabiskan waktu sekitar 3 hari hanya untuk menggali lubang kuburan. Pertama-tama tanah harus dicairkan agar dapat digali, yaitu dengan cara menyalakan api unggun selama beberapa jam. Arang yang panas kemudian ditekan setelah itu menggali lubang yang agak dalam. Proses ini dilakukan selama beberapa hari sampai lubang cukup untuk dimasuki peti mati.
7. Dan masih banyak permasalahan lainnya
Selain beberapa masalah di atas, masih ada masalah-masalah lain yang harus dihadapi warga yang menetap di desa ini. Beberapa di antaranya adalah, tinta pulpen yang membeku sehingga orang-orang seringkali kesulitan untuk menulis, kacamata yang membeku di wajah, baterai-baterai mudah kehabisan daya. Yang lebih merepotkan lagi adalah, penduduk tidak pernah mematikan mesin mobilnya karena mereka takut akan kesulitan untuk menyalakannya kembali. Dan jika kamu datang kemari jangan harap handphonemu akan berfungsi karena meski sinyal dapat mencapai desa ini, namun handphonemu tidak akan bisa bekerja di suhu sedingin ini.
Beberapa perusahaan travel menyediakan paket tour ke Oymyakon agar pengunjung dapat merasakan sensasi beraktifitas dalam kondisi beku. Tertarik untuk mencoba? Next