Belakangan ini, marak sekali jargon bahwa kita butuh liburan untuk healing. Alias menyembuhkan jiwa dan raga dari kepenatan rutinitas harian dan stres.
Baca juga : Wisata Alam dan Bangunan Monako, 5 Destinasi Wajib Dikunjungi!
Kalau memang itu tujuan kalian, sebaiknya jangan coba ke Florence, Italia. Hal ini karena sejak beberapa tahun terakhir, ada laporan rutin bahwa sejumlah wisatawan yang pergi ke sana malah mengalami gangguan psikologis bernama Stendhal.
Sindrom estetik karena kuatnya daya artistik di Florence, sudah berulang kali membuat beberapa wisatawan mengalami gejala cemas yang bervariasi. Lho kok bisa, ya?
Stendhal sudah ada sejak abad 19
Fenomena stendhal adalah munculnya gejala psikosomatis akibat kelimpahan seni yang indah di Florence. Mungkin hal ini terdengar agak tidak masuk akal, tapi nyatanya banyak turis yang melapor bahwa mereka mengalami beberapa gejala aneh.
Stendhal diambil dari nama orang pertama yang mengalami halusinasi ini, yaitu Marie-Henri Beyle. Ia memiliki nama pena Stendhal, dan di tahun 1817 saat mengunjungi Tuscan, ia menuliskan bahwa dirinya seperti seperti mengalami halusinasi yang membuatnya berdebar-debar. Ia seperti tidak berhenti haus dan berjalan terus sambil merasa takut jatuh ke tanah.
Turis menceritakan pengalaman yang serupa pada psikolog
Nah, setelah kejadian Stendhal itu, ternyata di tahun 1989, seorang psikolog bernama Graziella Magherini mengamati hal ini sebagai gangguan kejiwaan. Bukan sembarang menyimpulkan, hal ini ia pantau dari sekitar 106 pasien dengan status turis yang mengalami hal serupa.
Saat melihat patung artistik milik Michelangelo atau lukisan-lukisan Botticelli, membuat orang-orang tersebut mengalami kegelisahan, jantung berdebar, sedikit panik, bahkan merasa sedang tidak berada di dalam tubuh mereka sendiri. Jadi saking indahnya, mereka bisa sampai menangis, galau, dan hilang arah.
Tidak semua turis mengalami Stendhal
Walaupun dari hasil pengamatan Magherini ada 100 orang yang mengalami hal tersebut, tapi tidak semua orang akan merasakan hal yang sama. Setidaknya memang bisa ada 10-20 laporan turis dalam setahun, tapi hal itu juga terjadi pada situasi khusus.
Misalnya jika kamu orang yang memiliki kepekaan seni tinggi, hingga setiap guratannya bisa mempengaruhi emosimu, atau juga kamu yang sangat sensitif, hal ini bisa saja terjadi. Melansir dari BBC, ada juga beberapa kasus yang membuat pengunjung pingsan karena tak sanggup dengan estetika yang ia lihat.
Jadi, bila kamu termasuk kategori di atas, sebaiknya persiapkan diri. Namun, pada umumnya wisatawan bisa pergi ke Florence tanpa banyak pikir panjang dan tetap menikmati suasana romantis dan indah di sana.
Nggak disangka ya, ada fenomena liburan yang nyeleneh seperti ini. Tapi, ternyata ada basis sains di belakangnya.
Florence sendiri memang seindah itu. Bila kita ada di sana, kita seperti melihat lukisan yang nyata, penuh warna dan estetika. Seperti tidak ada sudut yang biasa saja, semuanya artistik. Tertarik buat coba ke sana dan merasakan suasananya? Next