Buat kamu yang suka nonton animasi, mungkin sudah tak asing dengan film berjudul UP. Mengisahkan sebuah perjalanan seorang kakek dan bocah sembari membawa serta rumah dengan balon.
Baca juga : Inilah Fakta Unik Pemakaman Ratu Elizabeth II, Telan Biaya 102 Triliun
Ternyata, kisah rumah mungil ini terinsipirasi dari kisah nyata. Ialah Edith Macefield, seorang perempuan dengan rumah yang bertahan di tengah-tengah pembangunan komplek komersial.
Tolak uang miliaran untuk rumahnya
Rumah milik Edith terletak di kawasan Ballard, Seattle, Washington, Amerika Serikat. Berada di tengah-tengah Trader Joe dan LA Fitness, ia membeli rumah itu pada tahun 1950. Edith mengaku pernah bekerja sebagai mata-mata selama Perang Dunia II, namun ia tertangkap dan dikirim ke kamp konsentrasi Dachau kemudian bisa melarikan diri.
Ia pun tinggal dengan damai di daerah Ballard. Pada awal 2006 daerah tersebut rencananya akan dibangun menjadi komplek komersial. Ia menjadi pahlawan karena menolak mejual rumahnya. Dengan berani, ia menentang pengembang pembangunan yang menghilangkan lingkungannya. Tak goyah walaupun rumahnya saat itu ditawar dengan Rp12,1 miliar. Ia juga mengatakan, dirinya tidak akan pindah, ia tak butuh uang karena uang bukanlah segalanya.
Sakit hingga meninggal di rumah kesayangannya
Setelahnnya, Edith pernah mencoba menjual rumahnya dan beberapa kali pindah. Namun, ternyata usahanya sia-sia bahkan terakhir kali ia harus terjatuh dan mengalami patah tulang rusuk sehingga tidak memungkinkannnya pindah. Ia tetap tinggal di rumahnya meskipun banyak suara-suara mesin yang mengganggu. Ia mengencangkan suara televisi ataupun memutar musik opera favoritnya untuk meredam suara tersebut.
Selama proses pembangunan, Edith semakin dekat dengan Barry Martin yang merupakan pengawas senior proyek konstruksi tersebut. Selama 2 tahun, Barry menghabiskan waktunya merawat Edith. Ia menyuapi, mendengarkan cerita, hingga tinggal bersama Edith yang sedang sakit. Namun sayang, Edith meninggal pada Juni 2008 karena kanker pankreas. Rumah tersebut ia wariskan kepada Barry.
Inspirasi film UP
Barry pun menjual rumah tersebut dengan harga Rp4 miliar, namun ia ingin agar rumah itu dibiarkan utuh. Sayang, pada 2015 rumah itu jatuh pada pihak pengembang setelah proses pelelangan dan akan dihancurkan kemudian dibangun kembali. Banyak orang mengenang rumah itu dengan membuat tato di tubuh mereka. Inilah yang menginspirasi dibuatnya film UP.
Walaupun tidak sama persis dengan cerita aslinya, namun pada saat promosi film tersebut, rumah ini juga dipasangi balon yang mirip dengan adegan saat rumah tersebut akan terbang. Film animasi tersebut diluncurkan pada 2009 dan memenangkan penghargaan Academy Awards ke-82 untuk fitur animasi terbaik dan skor asli terbaik.
Sedikit disayangkan rumah tersebut harus dibongkar, karena rumah tersebut memiliki banyak kenangan bersejarah dari mendiang Edith. Semoga dengan adanya film UP, bisa mengobati kerinduan banyak orang kepada mendiang Edith. Next