in , , , ,

Kenal dan Cintai Seni di Galeri Nasional Indonesia

Galeri Nasional, Membuka Mata Terhadap Seni Indonesia yang Fenomenal

Magisnya Lukisan 'Bulan dan Batik' Karya Amir Yahya (1975) di Ujung Ruangan
Magisnya Lukisan ‘Bulan dan Batik’ Karya Amir Yahya (1975) di Ujung Ruangan (c) Zhifa/Travelingyuk

Salah satu Teman Traveling pernah berpesan, “Berkunjung ke Galeri Nasional setiap ke negara baru adalah kewajiban.” Alasannya sederhana, Teman Traveler sering kali tidak punya banyak waktu menjelajah seluruh sudut negara atau kota yang akan dikunjungi.

Baca juga : Exploring the Beaches in Nabire, a Paradise at Cenderawasih Bay

Pengunjung Museum (c) Zhifa/Travelingyuk
Pengunjung Museum (c) Zhifa/Travelingyuk

Galeri atau museum nasional menjadi jalan pintas agar lebih mengenal daerah tersebut. Teman Traveler sudah pernah main ke Galeri Nasional Indonesia? Simak apa saja yang bisa Teman Traveler nikmati di museum ini.

Lokasi di Pusat Kota Jakarta

Pajangan Lukisan (c) Zhifa/Travelingyuk
Pajangan Lukisan (c) Zhifa/Travelingyuk

Letaknya persis di seberang Stasiun Gambir, sangat mudah dijangkau dengan transportasi publik. Kalau Teman Traveler naik Transjakarta, bisa naik Jurusan Harmoni dan berhenti di Halte Gambir. Bagi yang naik Commuter Line, turun saja di Stasiun Gondangdia dan bisa lanjutkan perjalanan dengan Bus Kopaja P20.

Tiket masuk ke Galeri Nasional adalah 0 rupiah alias gratis! Cukup bayar karcis parkir saja bagi yang membawa kendaraan pribadi. Sebelum masuk ke galeri, petugas dengan ramah menginfokan tata tertib selama berada di area pameran. Tidak rumit, Teman Traveler hanya diminta untuk tidak menyentuh karya seni dan tidak berfoto dengan flash. 

Pameran Tetap dan Temporer

Profil Instagram via Instagram @galerinasional

Profil Instagram via Instagram @galerinasionalGaleri Nasional memiliki koleksi yang dipamerkan terus-menerus. Jumlahnya ada sekitar 109 koleksi yang sebagian besar adalah karya maestro Indonesia. Koleksi-koleksi ini sudah ditetapkan menjadi koleksi negara. Teman Traveler dapat menikmati hasil karya yang dikuratori oleh Suwarno Wisetrotomo dan Citra Smara Dewi ini setiap hari, kecuali hari Senin. Secara reguler, Galeri buka setiap pukul 10:00 hingga 16:00.

Selain itu, Galeri Nasional juga mengadakan pameran temporer dalam suatu tema dan periode tertentu. Pameran ini biasanya adalah hasil kerjasama dengan instansi lain. Teman Traveler bisa memastikan jadwal pameran di website Galeri Nasional (galeri-nasional.or.id) atau di profil Instagram @galerinasional. Untuk pameran temporer, Galeri biasanya akan buka hingga pukul 19:00.

Wisata Edukasi

Pengunjung Mencoba Menghitung Uang Logam Kepingan 500 & 1000, Karya Koleksi Museum Bank Indonesia (c) Zhifa/Travelingyuk
Pengunjung Mencoba Menghitung Uang Logam Kepingan 500 & 1000, Karya Koleksi Museum Bank Indonesia (c) Zhifa/Travelingyuk

Selama berkunjung, Teman Travel akan mendapat penjelasan yang rinci tapi mudah dimengerti mengenai tematik karya yang sedang dipamerkan. Namanya juga Galeri Nasional, karya-karyanya tentu sarat dengan pengetahuan mengenai Bumi Pertiwi. Apalagi galeri ini diatur dan diawasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Galeri Nasional juga bisa dikunjungi oleh rombongan. Teman Traveler hanya perlu mengirimkan informasi terlebih dahulu ke pihak Galeri Nasional (bisa di nomor +6221 34833954 atau email ke [email protected]). Nah, ini bisa menjadi inspirasi bagi yang sedang mengatur field trip.

‘Lini Transisi’, Pameran Temporer

Lini Transisi (c) Zhifa/Travelingyuk
Lini Transisi (c) Zhifa/Travelingyuk

Awal Agustus tahun lalu, Galeri Nasional mengadakan Pameran Seni Rupa Koleksi Nasional ke-2 bertajuk ‘Lini Transisi’. Pameran temporer ini bekerjasama dengan Kementerian Luar Negeri, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Sejarah Jakarta, Museum Bank Indonesia, dan Galeri Nasional Indonesia.

Lukisan Menanti Karya Koeboe Sarawan (1991) (c) Zhifa/Travelingyuk
Lukisan Menanti Karya Koeboe Sarawan (1991) (c) Zhifa/Travelingyuk

Dinamakan transisi karena karya yang dipamerkan adalah hasil 40 seniman Indonesia pada periode 1950 hingga 1980-an. Periode ini disebut sebagai periode peralihan (transisi) dimana pada masa itu karya-karya seni menunjukkan tanda-tanda perubahan penting dalam perkembangan seni rupa Indonesia, khususnya pasca kemerdekaan.

Berfoto di Pajangan Lukisan (c) Zhifa/Travelingyuk
Berfoto di Pajangan Lukisan (c) Zhifa/Travelingyuk

Selain dari 50 karya yang menjadi bagian pameran Lini Transisi, Galeri Nasional juga menyelenggarakan beberapa program yang terbuka untuk umum, seperti: Tur Galeri dan Diskusi Seni Rupa. Kira-kira tema tahun ini apa ya? Pantau terus instagram Galeri Nasional Indonesia dan jangan sampai terlewatkan ya. Next

ramadan

Barli Museum, Gravitasi Masa Lalu yang Kental dan Memukau di Kota Kembang

Nikmati Pesona Dusun Semilir, Sisi Lain Semarang yang Menawan