Terdapat beragam cara untuk memakamkan seseorang, seperti orang-orang di Asia yang punya makam tebing. Pemakaman tersebut ada yang diperuntukkan bagi orang biasa maupun tokoh penting. Media penguburan bisa dengan peti mati maupun mayatnya langsung. Salah satu kawasan di Indonesia pun mempraktekkan hal tersebut. Mau tahu? Simak ulasannya.
Baca juga : Mengenal Su Filindeu, Pasta Terhalus di Dunia yang Terancam Punah
Sagada, Filipina
Praktek memakamkan di tebing di Asia selanjutnya berlokasi di Sagada, Filipina. Mayat dengan posisi seperti janin dimasukkan ke dalam peti. Kemudian tempat yang terbuat dari kayu tersebut digantung di dinding tebing. Tradisi tersebut telah berlangsung selama kira-kira 2 ribu tahun.
Suku yang masih menjalankan kebiasaan tersebut percaya bahwa posisi manusia ketika meninggalkan bumi, harus sama ketika dia mereka dikandung. Namun alasan lain menyebutkan bahwa, peti mati yang diletakkan di dinding tebing, dapat melindunginya dari serangan hewan buas.
Lemo, Tana Toraja-Indonesia
Makam tebing di Asia berikut berlokasi di Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Kawasan ini mempunyai beberapa kuburan kuno yang letaknya di tebing, salah satunya adalah Lemo.
Pemakaman berupa batu pahat ini merupakan rumah terakhir bagi kepala-kepala suku Toraja pada masa lalu. Tempat ini pun dilengkapi patung yang melambangkan orang-orang yang dikubur di sini. Kalau berkunjung ke sini, sebaiknya mematuhi aturan. Misalnya tidak memainkan benda di kawasan ini.
Lycian Rock Tombs, Turki
Orang Lycian kuno di Turki pun dahulu mempunyai tradisi memakamkan orang di tebing. Kuburan tersebut dibangun di sisi gunung dengan satu pintu masuk kecil.
Orang-orang tersebut percaya bahwa, malaikat akan lebih mudah mencapai jiwa yang meninggal apabila berada di sisi gunung. Kini makam tersebut sudah tidak digunakan lagi, namun telah menjadi destinasi wisata bagi pelancong.
Hubei, Tiongkok
Tiongkok pun ternyata mempunyai tradisi memasukkan peti mati ke dalam lubang di tebing, seperti di Provinsi Hubei. Salah satu makam tebing di Asia tersebut telah berumur ribuan tahun.
Konon praktek tersebut dilakukan sebab warga percaya bahwa semakin tinggi lokasi peti, menunjukkan semakin besar rasa bakti si keluarga. Walaupun sekarang tidak lagi dipergunakan. Namun bekas-bekas lubang di dalam tebing masih dapat dilihat.
Makam tebing di Asia yang diulas di atas, sudah tidak digunakan untuk mengubur lagi. Namun tetap dijaga sebab mempunyai nilai sejarah yang sebaiknya tidak dilupakan. Teman Traveler juga bisa jalan-jalan ke tempat tersebut. Tertarik ke makam yang mana? Next