Bukan pantai terkenal, kafe terlezat, maupun taman hiburan terdahsyat, melainkan perpustakaan. Ya! Pecinta buku sejati pasti tahu bahwa destinasi tujuan mereka saat berpergian ke luar negeri adalah perpustakaan. Memangnya apa lagi yang lebih indah bagi bibliophile selain dikelilingi oleh berderet-deret buku dan manuskrip langka?
Baca juga : Jumlah Turis yang Berkunjung di 10 Negara ini Lebih Banyak Ketimbang Jumlah Penduduknya
Kabar baiknya, hampir setiap negara memiliki perpustakaan yang boleh diakses oleh umum. Mulai dari perpustakaan di Austria, Amerika Serikat, Denmark, dan Jepang, berikut adalah 4 perpustakaan yang wajib dikunjungi para pecinta buku di dunia:
The Admont Library, Austria
Terletak di kaki pegunungan Alpen, The Admont Library merupakan perpustakaan sekaligus biara terbesar kedua di dunia. The Admont Library dirancang oleh arsitek bernama Joseph Hueber di tahun 1776 dan memiliki aula yang panjangnya sekitar 230 kaki dengan koleksi lebih dari 200.000 buku!
Selain mengusung gaya Baroque, aula di The Admont Library juga semakin mewah dengan lukisan pada langit-langitnya. Lukisan karya Bartolomeo Altomonte ini menggambarkan tingkatan pengetahuan manusia, dari yang terendah sampai pada yang tertinggi, yakni The Divine Relevation.
George Peabody Library, Amerika Serikat
Dibangun oleh dermawan bernama George Peabody, perpustakaan yang terletak di Baltimore, Maryland ini merupakan hadiah sang penderma kepada masyarakat setempat. Konon, Tuan Peabody merasakan kebaikan dan keramah tamahan penduduk Baltimore dan membangun George Peabody Library sebagai ganjarannya.
George Peabody Library sendiri tersohor akan atriumnya yang menjulang tinggi dengan lima balkon. Dirancang oleh arsitek bernama Edmund Lind pada abad ke-19,setiap balkon yang dipenuhi buku tersebut juga diterangi oleh siraman cahaya matahari dari langit-langitnya yang sebening kristal.
The Royal Library of Copenhagen, Denmark
Selesai dibangun pada tahun 1999, The Royal Library of Copenhagen sejatinya merupakan perluasan dari perpustakaan nasional Denmark. Mengusung gaya neo-modern, The Royal Library juga disebut sebagai ‘Black Diamond’ karena memiliki eksteriornya yang tersusun dari granit hitam dengan potongan sudut yang tidak beraturan.
Di tengah-tengah eksteriornya yang serupa intan hitam itu terdapat atrium yang terbuat dari kaca bening. Dari atrium itulah, interior The Royal Library mendapatkan siraman cahaya matahari sekaligus pemandangan yang menawan dari perairan di sekitarnya. Hal tersebut diyakini mampu membuat suasana membaca semakin nyaman dan menenangkan.
Musashino Art University Library, Jepang
Dimaksudkan sebagai perpustakaan paling sederhana di dunia, Musashino Art University Library dibangun oleh arsitek bernama Sou Fujimoto. Interiornya tidak ada lain kecuali dinding setinggi 20 kaki yang terbuat dari rak buku dan area baca yang menyerupai jembatan.
Fujimoto sendiri mengaku bahwa bahwa apa yang diperlukan untuk membangun sebuah perpustakaan adalah buku, rak buku, penerangan, dan tempat yang indah. Maka jadilah Musashino Art University Library yang bertempat di ibu kota Jepang, Tokyo.
Dengan banyaknya buku serta desain interior dan eksterior yang menawan, tak salah kiranya kalau keempat perpustakaan di atas menjadi destinasi yang wajib dikunjungi pecinta buku dari sepenjuru dunia. Next