Sebuah gedung beratap kubah yang digunakan untuk memperagakan simulasi susunan bintang dan benda-benda langit yang kita kenal dengan nama Planetarium ternyata telah ada sejak tahun 1781. Menariknya planetarium pertama di dunia dibuat lantaran ada isu hari kiamat, dan hingga kini gedung tersebut masih ada dan berada di Belanda.
Baca juga : Objek Wisata di Bangkok Thailand yang Wajib Dikunjungi
Jika kebetulan kamu sedang berjalan-jalan di kawasan Eise Eisingastraat 3, 8801 KE, Kota Franeker, Belanda, kamu akan melihat bangunan rumah tua dengan tulisan “Planetarium” di atas pintu masuknya. Inilah tempat dimana terdapat planetarium tertua di dunia bernama Eisinga Planetarium.
Dilansir Travelingyuk dari Daily Mail, model planetarium yang kini berada di ruang tamu rumah tua di Belanda ini adalah hasil karya dari pengrajin wool yang juga sekaligus lulusan Matematika dan Astronomi bernama Eise Eisinga. Pembuatan planetarium ini juga tak lepas dari sebuah isu hari kiamat yang terjadi di tahun 1774.
Menurut cerita, di tahun 1774 warga Kota Franeker khususnya dan Belanda pada umumnya mengalami kepanikan lantaran beredar isu tentang prediksi hari kiamat yang ditulis oleh Eelco Alta. Dalam tulisannya ia menyebut bahwa planet-planet seperti Merkurius, Venus, Mars dan Jupiter akan saling bertabrakan dengan satelit masing-masing.
Tabrakan tersebut akan membuat planet-planet itu keluar dari orbit dan terbakar matahari. Untuk membuktikan bahwa apa yang ditulis Eelco salah maka ia mulai membuat planetarium yang memakan waktu hingga 7 tahun lamanya. barulah pekerjaan tersebut selesai tahun 1781 dan menggambarkan dengan jelas posisi matahari dan planet-planet di sekelilingnya yang memiliki orbit masing-masing.
Selain mementahkan ramalan kiamat yang ditulis Eelco planetarium ini pada masanya juga menjadi daya tarik wisatawan yang luas. Setelah resmi dibuka untuk umum banyak wisatawan yang datang untuk melihatnya. Bahkan pada tahun 1818 King William I juga sempat berkunjung ke sana. Setelah Eisinga meninggal pada 1828, planetarium ini dioperasikan oleh anak laki-lakinya hingga tahun 1922 sebelum akhirnya diambil alih oleh pemerintah Kota Franaker hingga kini. Next