in , ,

Sejak 1950-an, 5 Rumah Makan Tertua di Solo Tetap Eksis

Meskipun lawas, tapi masih nampak lezat

rumah makan tertua
wedang-dongo

Munculnya kuliner kekinian yang unik dengan rasa yang enak membuat banyak warung makan berinovasi agar selalu dikunjungi oleh pelanggannya. Akhirnya, beberapa warung makan memilih tutup karena kalah bersaing. Sementara itu, warung makan yang sudah berdiri sejak 1950-an ini tetap eksis dan tak hilang digerus jaman. Rasa dan kualitas tetap menjadi prioritas utama. Ini dia 5 rumah makan tertua di Solo yang sampai saat ini masih menjadi tujuan kuliner wisatawan.

Baca juga : Pantai Lubang Buaya Morella, Si Cantik dari Maluku Tengah

1. Timlo Sastro (1952)

Via ig/@e_ndro

Timlo, makanan khas solo yang berisi bihun, sosis solo, wortel, suwiran ayam, irisan telur rebus dan kecap. Beberapa diberi tambahan hati ayam dan telur dadar. Timlo merupakan perpaduan antara kuah soto dan sop yang lezat. Timlo yang sangat terkenal di solo yakni Timlo Sastro yang berada di Pasar Gede Timur No.1.  Dibandrol dengan harga mulai dari Rp. 7000- Rp.18.000, Timlo Sastro tidak pernah sepi pengunjung.  Agar tak kehabisan Timlo Sastro ini, teman traveler harus datang tidak lebih dari jam 15.30 ya.

2. Warung Pecel dan Tumpang Bu Kis (1950)

Via ig/@stanzazone

Berlokasi di belakang kantor Pengadilan Solo, warung pecel Bu Kis ini selalu ramai dikunjungi. Pecelnya sederhana namun divariasi dengan lauk yang beragam, seperti babat, empal, telor, ayam, sampai aneka jeroan. Isian sayurnya pun beragam, mulai dari bayam, daun papaya, kembang turi, toge, dan daun kol yang makin nikmat disiram dengan sambel kacang. Menu Sambel Tumpang menjadi andalan disini. Sambel tumpang merupakan campuran bahan dari tempe semangit (tempe yang hampir busuk namun layak konsumsi), santan, krupuk rambak, sambel, dan tempe yang diolah menjadi sayur berkuah.

3. Wedang Dongo Pak Untung (1955)

Via ig/@gemarkulineran

Wedang Dongo Pak Untung merupakan resep turun temurun sejak 1955. Wedang Dongo tidak jauh berbeda dengan Wedang Ronde yang mudah kita temui di berbagai daerah. Seporsi Wedang Dongo berisi racikan kacang, beberapa iji kolang-kaling, dan bulatan ketan berisi kacang halus. Yang membedakan ialah rasa jahe yang kuat dan juga warna kuah yang lebih pekat dari Wedang Ronde.

4. Es Krim Tentrem (1952)

Via ig/@solofoodhunters

Buka sejak tahun 1950-an, Es Krim Tentrem justru semakin populer di kalangan milineal. Berbagai menu es krim dengan tampilan eye catching menjadi alasan para pecinta kuliner untuk terus berkunjung kembali. Meskipun kini berganti nama New Es Krim Tentrem, rasa dan kualitas masih dipertahankan. Bukan hanya lembut, kedai yang berada di Banjarsari ini menawarkan berbagai tekstur dalam satu varian es krim, crispy, crunchy, and smooth.

5. Nasi Liwet Bu Wongso Lemu (1950)

Via ig/@irenetjandra27

Buka mulai pukul 4 sore hingga 1 malam, Nasi Liwet Bu Wongso Lemu ini selalu ramai pengunjung. Sebagai kuliner legendaris, rasa yang ditawakan disini sangat nikmat dan yahut. Bagaimana tidak? Seporsi nasi liwet yang khas dipincuk dengan daun pisang, dicampur dengan aneka lauk dan suwiran ayam, sayur labu siam, telur serta areh (bubur santan). Jika ingin beragam, ada tambahan lauk seperti ingkung, dada, paha, sayap, ampela ati, dan ceker.

Itu dia 4 rumah makan tertua di Solo yang sampai saat ini masih populer gaes. Jika berkunjung ke Solo, tak ada salahnya mampir sejenak.   Next

ramadan

Written by dessy humairoh

Ibu rumah tangga yang hobi menulis dan bercerita. Menghabiskan waktu dengan anak sambil tetap produktif mengasah otak adalah hal yang menantang.

kuliner ekstrim

Vietnam, Surganya Kuliner Ekstrim, Ada Hidangan dari Darah

filiburakhirthunjadwal

Libur Akhir Tahun 2020 Dipersingkat, Catat Tanggalnya!