Myanmar adalah sebuah negara yang kurang terasa gaungnya untuk tujuan wisata. Terutama setelah kasus Rohingya jadi perhatian dunia. Tapi meskipun di beberapa daerah situasinya kurang kondusif, masih banyak kota menarik yang sangat aman dikunjungi.
Baca juga : Sejarah Kranjska Gora, Kota Olahraga Musim Dingin
Yangon adalah salah satunya. Namun ada beberapa hal yang harus diketahui sebelum bepergian ke sana. Berikut adalah beberapa tips wisata Yangon, agar Teman Traveler tidak kaget ketika tiba di mantan Ibu Kota Myanmar ini.
Macet
Tidak ada kendaraan roda dua di Yangon. Mayoritas jalanan di sini dikuasai mobil, taksi, dan bus. Namun entah apa penyebabnya, jalanan selalu macet terutama di sekitar pusat kota.
Deretan mobil kerap terlihat memenuhi jalanan. Jangan kaget jika suasananya berisik karena klakson. Meskipun sangat macet, polusi udara di sini tidak terlalu berat seperti kebanyakan kota di Indonesia.
Panas
Satu tips wisata Yangon yang patut Teman Traveler catat adalah kota ini panasnya luar biasa. Sinar matahari sangat terik dan kebanyakan warga lokal bepergian membawa payung. Sangat membantu sebagai pelindung ketika berjalan.
Selalu jaga kadar cairan dalam tubuh. Hal ini penting agar terhindar dari heatstroke, yang bisa tiba-tiba menyerang ketika sedang berjalan.
Ceroboh Dalam Menyebrang
Bisa dikatakan orang Yangon tidak melihat kanan-kiri sebelum menyebrang. Mereka kerap melintasi jalan seenaknya meski lampu lalu lintas masih merah. Justru yang harus berhati-hati adalah pengendara mobil.
Selain itu, laju mobil di Yangon cenderung cepat. Teman Traveler wajib berhati-hati ketika menyebrang jalan ketika mengunjungi Ibu Kota Myanmar ini.
Tidak ada Taksi Meter
Taksi merupakan salah satu moda transportasi penting di Yangon. Namun meski bertuliskan ‘Taxi’ dan berplat merah, mobil yang digunakan mirip mobil pribadi. Mulai kendaraan era 70an hingga tipe terbaru.
Uniknya, taksi di sini tidak menggunakan argo sehingga kita harus pandai menawar. Tapi tak perlu khawatir, tanpa ditawar pun tarifnya sudah relatif murah. Meski begitu, tak ada salahnya mencoba untuk menawar sedikit lebih rendah.
Ongkos perjalanan taksi sejauh 8 km adalah sekitar 3000Kyat. Dalam kurs terakhir, setara kira-kira Rp30.000.
Kumuh
Perkampungan di Yangon cenderung kumuh meskipun berada di antara bangunan cantik ala kolonial. Banyak warga menjajakan makanan di pinggir jalan, meski kondisi sekitar kurang higienis.
Meskipun hidangan yang disajikan tampak menggoda selera, Teman Traveler tetap harus berhati-hati. Jangan sampai usai mencoba makanan kalian tiba-tiba sakit perut.
Mengakhiri Hari dengan cepat
Orang Yangon cenderung mengakhiri hari sebelum pukul 21.00. Bank mulai beroperasi pukul 09.30 dan tutup pukul 15.00. Pukul 20.00 jalanan sudah mulai terasa sepi. Memasuki pukul 21.00, sudah jarang terlihat manusia di jalanan.
Restoran maupun mall akan bersiap untuk tutup pukul 20.30. Lebih baik rencanakan kegiatan malam hari dengan baik agar tidak kecewa, karena semua tempat akan tutup pukul 21.00.
Dolar dan Kyat
Myanmar menggunakan dua mata uang untuk kegiatan sehari-hari, yaitu Kyat dan Dollar Amerika Serikat. Jika melihat orang asing warga sekitar akan menawarkan harga menggunakan dollar.
Jika Teman Traveler memiliki uang Kyat, lebih baik menggunakannya dalam transaksi sehari-hari. Kurs dollar akan berada di atas Kyat (mata uang Myanmar).
Aturan Berpakaian
Orang Yangon sering terlihat mengenakan longyi, bentuknya terlihat seperti sarung. Akan sangat aneh sekali jika melihat wanita mengenakan baju dengan bahu terbuka, maupun bawahan di atas lutut.
Teman Traveler tidak harus berpakaian serba tertutup, namun jangan terlalu menunjukkan bahu. Selain itu usahakan memakai rok atau celana di bawah lutut.
Terlepas dari semua hal di atas, jarang sekali terlihat scammer di Yangon. Tidak ada sosok mencurigakan yang coba menjebak turis membeli sesuatu dengan harga tak masuk akal. Teman Traveler pun bisa menikmati suasana kota dengan tenang. Jadi bagaimana, tetap menarik kan untuk dikunjungi? Next