3. Ganguro
Para Ko Gal melakukan penghitaman kulit, namun kulit mereka akan kalah hitam dengan geng Ganguro. Para gadis penganut aliran Ganguro akan menghitamkan kulit mereka setiap minggu. Mereka juga memakai alas bedak yang sangat hitam. Secara harfiah, dalam bahasa Jepang, Ganguro memang berarti “si wajah hitam”.
Baca juga : Parade Kolam Renang Paling Keren, Bikin Pengen Nyebur!
Gaya berpakaian Ganguro selalu ditandai dengan sepatu bersol tebal, baju dan rok mini, rambut yang dicat dengan warna pucat dan eyeliner yang sangat tebal. Gaya ini adalah salah satu gaya yang paling dikenal di Shibuya.
Para Ganguro juga sangat tertarik dengan kontak lens berwarna biru seperti orang kulit putih. Mereka biasanya akan memakai lipstik berwarna putih yang sangat kontras dengan kulit hitam mereka.
Namun sayang sekali, pada akhir 2001 tampaknya Ganguro mulai tidak diminati. Pada tahun berikutnya, nyaris tidak ada lagi anak muda yang bergaya Ganguro di Shibuya. Salon-salon tempat mereka menghitamkan kulit juga dikabarkan mulai bangkrut.
4. Kigurumin
Kigurumin adalah salah satu trend berpakaian yang sangat cepat berakhir di Jepang. Tren ini hanya berlangsung setahun sejak 2003 hingga 2004. Meski begitu, Kigurumin sempat menjadi pusat perhatian dan hampir mengalahkan popularitas para Ko Gal. Kigurumin sempat diingat sebagai cara berpakaian paling aneh di Jepang.
Ciri utama Kigurumin adalah memakai kostum hewan. Mereka biasanya akan memakai topi berbentuk kucing atau beruang. Tidak jarang juga mereka memakai kostum karakter film kartun seperti Pikachu atau Hamtaro.
Para Kigurumin memakai make up a la manba: kulit dihitamkan, lingkaran pucar besar di daerah mata, eyeliner tebal, lipstik pucat. Seakan merasa tidak cukup mencolok, para Kigurumin menambah gaya mereka dengan rambut berwarna-warni yang sangat mencolok. Mereka juga senang memakai kalung dari rangkaian bunga-bunga. Next