Medan adalah kota terbesar diantara kota-kota yang ada di Pulau Sumatera dan juga merupakan salah kota terbesar di Indonesia. Dalam hal demografis, Medan merupakan kota yang majemuk. Walaupun identik dengan suku batak, sebenarnya Medan dihuni oleh beragam orang dari beragam latar belakang yang berbeda. Ada orang batak, melayu, jawa, minang, tionghoa, dan masih banyak lagi yang lainnya. Begitu pula dengan agama, Medan memiliki kemajemukan masyarakat yang tinggi.
Baca juga : Pantai Surumanis Kebumen, Tersembunyi Namun Keindahannya Selalu Dicari
Maka tidak heran jika Teman Traveler berkunjung ke Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara ini, ada banyak situs wisata bersejarah yang berlatar belakang budaya dan keagamaan. Salah satu yang paling ramai dikunjungi adalah Istana Maimun.
Istana ini merupakan bangunan bersejarah sekaligus ikon Kota Medan. Bangunan istana dibuat ciri khas Melayu yang didominasi dengan warna kuning. Wisata Maimun termasuk satu diantara istana paling indah di Indonesia, pasalnya arsitekturnya mempesona dan memiliki sejarah menarik.
Saksi Sejarah Kesultanan Melayu Deli
Istana Maimun ini memiliki keterikatan kuat dengan kebudayaan suku melayu dan umat muslim di Kota Medan dan merupakan salah satu bukti kejayaan Kesultanan Melayu Deli di masa lalu. Berusia lebih dari 130 tahun, menjadikan istana ini sebagai landmark sejarah utama di Kota Medan.
Istana Maimun dibangun oleh Sultan Deli pada masa itu, Sultan Makmun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah dan didesain oleh seorang arsitek asal Italia. Pembangunan istana ini dimulai dari 26 Agustus 1888 dan selesai pada 18 Mei 1891. Istana Maimun memiliki luas sebesar 2.772 meter persegi dan 30 ruangan. Sampai sekarang Istana Maimun masih menjadi bukti atas kemegahan dari Kesultanan Deli pada masa itu.
Arsitektur Tak Lekang Zaman
Secara umum bangunan Istana Maimun terdiri atas dua lantai yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bangunan induk, sayap kanan, dan sayap kiri. Tidak jauh dari istana yang menghadap ke timur itu berdiri megah Masjid Raya Al-Mashun. Keindahan Istana Maimun memang tidak terbantahkan. Meski berusia tak kurang dari 130 tahun, keindahan yang memancar dari setiap sudut ruangannya serasa tak lekang.
Pengaruh Eropa tampak dari lampu gantung yang menghiasi setiap ruangan, meja, kursi, lemari, jendela, hingga pintu-pintunya. Ada pula prasasti dari batu marmer yang ditulis dalam bahasa Belanda.
Perpaduan Banyak Budaya
Arsitektur dari Istana Maimun ini memadukan beberapa unsur, mulai dari budaya Melayu, Islam, Spanyol, India, serta Italia. Hal ini memang cukup unik dan benar-benar menghasilkan karakter yang khas. Ada perpaduan Budaya Belanda yang terlihat dari perabotan istana seperti kursi, meja, toilet, lemari dan pintu. Pengaruh budaya Belanda juga terlihat di marmer prasati di depan tangga yang ditulis dengan bahasa Belanda.
Pengaruh Islam terlihat dari bentuk lengkung (arcade) pada bagian atap yang menyerupai bentuk perahu terbalik (lengkung persia) yang lazim dijumpai pada bangunan-bangunan di kawasan Timur Tengah. Sedangkan warna kuning yang mendominasi menguatkan nuansa melayu pada Istana Maimun.
Berada di Pusat Keramaian Kota Medan
Fungsi istana sekarang lebih sebagai tempat menyelenggarakan upacara adat, upacara pernikahan serta kegiatan lainnya. Istana Maimun berada di pusat kota Medan dan sangat mudah diakses dari titik manapun di Kota Medan. Lokasi wisata sejarah ini tepatnya berada di jalan Sultan Ma’moen Al Rasyid No. 66, Kelurahan Sukaraja, Medan Maimun, Kota Medan. Pada saat bulan Ramadhan, kawasan sekitar istana diramaikan pedagang yang menjajakan ta’jil dan beragam makanan untuk berbuka puasa.
Sekitar 200 meter lokasi istana Maimun terdapat Mesjid Al Mashun atau lebih di Kenal Masjid Raya Medan dan disebelah Masjid Raya terdapat Taman Sri Deli Medan, sebuah ruang terbuka hijau yang ada di tengah Kota Medan. Next