Mendatangi Yogyakarta memang biasanya terpusat pada Malioboro, Keraton, Tamansari, atau alun-alun yang memang sudah menjadi magnet wisatawan sejak dulu. Kampung Ketandan yang masih berada tidak jauh dari Malioboro mengadakan event tahunan bernama Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta. Hal ini juga semakim memperkuat magnet wisatawan untuk datang ke sini.
Baca juga : Rupa Rupi Handicraft Market, Tempatnya Berburu Pernak Pernik Unik di Bandung
Namun, belum banyak yang menyadari bahwa Yogyakarta juga terdiri dari kampung-kampung yang memiliki potensi besar untuk dikunjungi. Di antaranya adalah Kampung Tamansari dan Kampung Code. Kampung yang terakhir ini sangat menarik terutama bagi yang suka berinteraksi dengan masyarakat. Seperti apa keseruannya? Simak ulasan berikut ya.
Sejarah Kampung Code
Kampung Code berlokasi di Bantaran Sungai Code yang membelah tengah Kota Yogyakarta. Destinasi ini semula menjadi lokasi tempat tinggal gelandangan dan tuna wisma sehingga Kampung Code ini menjadi cukup menyeramkan bagi sebagian orang karena identik dengan orang-orang yang keras, termasuk juga preman-preman.
Demi menjadikan Yogyakarta sebagai salah satu obyek wisata yang mendunia, pemerintah kota saat itu berencana untuk “menghilangkan” Kampung Code dengan menyingkirkan orang-orang tuna wisma yang tinggal di sana. Beruntung seorang pahlawan bernama Romo Mangun hadir dan kemudian mendesain Kampung Code menjadi lebih ramah.
Siapa Romo Mangun?
Beliau adalah seorang katolik taat yang dikenal juga sebagai seorang arsitektur modern serta sekaligus menjadi bapak Arsitektur Modern Indonesia. Lahir di Ambarawa tahun 1929, beliau menghabiskan masa mudanya dengan belajar Arsitektur di Jerman dan Colorado, Amerika Serikat. Sepulangnya ke Indonesia, beliau kemudian menjadi penulis beberapa novel.
Mendengar bahwa pemerintah Yogyakarta berencana untuk menghilangkan Kampung Code, Romo Mangun merasa prihatin dan kemudian turun tangan untuk membantu masyarakat. Beliau lantas berencana untuk mendesain Kampung Code agar lebih ramah bagi warga dan wisatawan. Dalam prosesnya, beliau dengan rela tinggal bersama warga Kampung Code selama beberapa tahun hanya demi menanamkan paham-paham agar tidak menutup diri, serta memberikan pengajaran dengan mengajak mereka untuk membaca buku. Untuk mengenang beliau, didirikan sebuah perpustakaan yang diberi nama perpustakaan Romo Mangun di Kampung Code.
Berhasil Meraih Banyak Penghargaan Dunia
Kampung Code yang sudah disulap oleh Romo Mangun menjadi ramah baik bagi warga maupun wisatawan. Kampung Code mendapatkan banyak penghargaan skala dunia. Keberadaan wisata warna-warni ini kini dijadikan sebagai destinasi wisata yang dikunjungi oleh banyak orang dan menjadi rujukan penataan kampung di tempat lain. Sering juga Kampung Code menjadi obyek penelitian bagi mahasiswa asing.
Warna-Warni Kampung Code
Kampung Code mulai berubah sedikit demi sedikit. Warga-warganya kini melek dengan buku. Beberapa tahun ke belakang, Kampung Code bekerja sama dengan salah satu perusahaan cat tembok untuk kemudian melakukan pengecatan di beberapa rumah. Hasilnya adalah warna-warni pelangi yang sangat menarik terpampang di setaip tempat tinggal warga.
Masyarakat di tempat ini juga mendukung perubahan tersebut dengan senantiasa menjaga kebersihan jalan-jalan, gang-gang yang ada di Kampung Code. Destinasi selalu bersih, nyaman untuk dijelajahi, diselami dan bersanding baik bersama masyarakat setempat. Sekarang, Kampung Code sudah berubah. Suasananya sangat ramah bagi warga maupun masyarakat. Terima kasih kepada Romo Mangun dan tentu saja warga Kampung Code yang bersama-sama membangun indahnya kampung ini. Next