in , , ,

Jembatan Tukad Saksi Bisu Kejayaan Pelabuhan Buleleng

Siapa yang tidak kangen dengan pulau Bali? Destinasi wisata berkelas internasional ini kerap menjadi tujuan utama warga lokal maupun mancanegara. Pulau kecil di selatan Indonesia ini ternyata menyimpan banyak sejarah kelam yang begitu menegangkan. Satu satunya peradaban kerjaan Buleleng yang berpusat di Bali utara atau Singaraja ini meninggalkan bekas bangunan yang sangat artistik.

Baca juga : Liburan di Malang, Jangan Lupa Cicipi 5 Kuliner Kekinian Ini Ya!

Jembatan Tua Tukad Buleleng dibangun masa Kejayaan Kerajaan Buleleng. Foto via asrot.com

Beberapa sudut di daerah Singaraja atau Kabupaten Buleleng ini banyak kamu temukan situs bersejarah yang tentunya berkaitan dengan kolonialisme. Salah satu peninggalan yang dimaksud adalah Jembatan di Ex-Pelabuhan Buleleng. Tapi jangan heran, masyarakat Singaraja memiliki banyak sebutan untuk jembatan satu ini. Ada yang memanggilnya dengan Jembatan Ex-Pelabuhan Buleleng, Jembatan Pelabuhan, Jembatan Belanda, Jembatan Tukad Buleleng, hingga Jembatan Kampung Tinggi. Banyaknya penyebutan itu karena memang jembatan tersebut tidak memiliki nama pasti.

Tampilan jembatan Tukad Buleleng. Foto via dlh.bulelengkab.go.id

Jembatan ini dibangun pada masa penjajahan Belanda yang digunakan sebagai penghubung wilayah Kampung Bugis menuju kampung Tinggi. Karena kedua kampung ini merupakan sentral pelabuhan Buleleng pada masa kejayaannya. Meski berada tepat ditengah kota Singaraja, namun banyak ahli arkeologi masih bingung kapan dibangunnya jembatan tersebut. Jembatan yang dibangun diatas sungai Tukad Buleleng ini menjadi saksi bisu bagaimana Pelabuhan Buleleng menjadi akses masuk dan keluar Pulau Bali pada jaman kolonial, terpatnya sebelum ibu kota Provinsi Bali pindah ke Bali Selatan (Kota Denpasar).

Tak jauh dari Jembatan Tukad Buleleng terdapat pelabuhan pada masa penjajahan Belanda. Foto via kintamani.id

Jembatan tua ini ikut andil dalam pergerakan bisnis dan poros kehidupan di sekitar Pelabuhan Buleleng, Kota Singaraja, terlebih lagi untuk Pulau Bali. Selain wisata vintage disudut jembatan, banyak muda mudi yang menikmati jembatans embari melihat kapal kapal nelayan mulai berlabuh. Terlebih ketika sore hari tiba, tampak elok sinar matahari mulai menguning. Keindahan bakal menambah suasana semakin menawan.

Kondisi jembatan saat ini sama persis ketika awal dibangung. Lengkungan jembatan juga masih berdiri kokoh. Ditambah pemasangan batu sikat yang menggantikan aspal sebagai jalan. Jembatan ini sekarang hanya difungsikan sebagai tujuan wisata dan tidak lagi digunakan sebagai jalan kendaraan bermotor. Untuk kendaraan yang melintas sudah dibangunkan jembatan baru agar tidak merusak peninggalan arsitektur Belanda ini. Next

ramadan

Kehilangan Paspor Jadi Mimpi Buruk Saat Liburan di Luar Negeri, Ini Tips Menghadapinya

Nimati Pesona Bukit Jajar Gunung Kinayun Bogor