Kejadian-kejadian tidak terduga kerap kali terjadi di perjalanan dan di tempat wisata. Permasalahan yang muncul juga beragam, mulai dari rute yang sulit, retribusi yang tidak jelas, hingga objek wisata yang belum siap untuk dibuka. Seperti yang dialami oleh salah satu wisatawan dari Jakarta, Nicholaus Nelson. Nicholaus mendatangi salah satu objek wisata di sekitar Lembah Semilir, Kemuning, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, yang bernama Grojokan Secepit (07/07/2017). Travelingyuk berhasil mewawancara Nicholaus mengenai kisah liburannya yang gagal ini.
Baca juga : Inilah 5 Kota dengan Penghuni Satu Orang, Kok Bisa?
Grojokan Secepit, yang didatangi oleh Nicholaus dan rombongan keluarga sama sekali tidak seperti yang tertera pada gambar tiket. Bukannya menemukan air terjun atau grojokan, wisatawan asal Jakarta tersebut malah menemukan tebing berlumut saja. Dari informasi warga sekitar, objek wisata tersebut masih dalam tahap pembangunan. Akan tetapi, tiket telah diperjual belikan.
Bermula dari upaya mencari jalan keluar saat tersesat seusai dari Lembah Semilir dan melihat sebuah tulisan ‘Grojokan Secepit’. Karena penasaran, Nicholaus beserta keluarga memutuskan untuk mencari tahu lokasi tersebut. “Pertama ada anak kecil yang melintas, kemudian ibu saya bertanya apa sebenarnya Secepit itu. Dari info yang kami peroleh Secepit adalah air terjun,” ujarnya ketika dihubungi oleh tim Traveligyuk.
Sesampainya di sekitar area masuk, orang tua Nicholaus bertemu dengan salah satu warga lokal yang mengatakan bahwa Grojokan Secepit hanya berjarak 200 meter. Tanpa basa-basi, rombongan tersebut membeli tiket untuk lima kepala dan melanjutkan perjalanan. Masing-masing tiket bisa didapat dengan harga lima ribu rupiah. Ternyata, jarak yang ditempuh cukup jauh. “Jalan yang kami tempuh cukup panjang, berkelok-kelok, dan melewati dua jembatan,” ungkap Nicholaus.
Sesampainya di lokasi air terjun, seluruh rombongan sontak dikagetkan oleh penampakan air terjun yang tidak tampak seperti pada gambar yang tertera di tiket. Air yang seharusnya mengalir deras seperti pada gambar di tiket, sama sekali tidak terlihat. Kecewa dengan kondisi wisata, Nicholaus dan rombongan memutuskan untuk kembali. Setelah sampai pada lokasi pembelian tiket dan bertemu dengan beberapa warga lokal. Pertanyaan terkait kondisi air terjun pun dilontarkan. Jawaban yang didapatkan menjelaskan bahwa Grojokan Secepit masih dalam tahap 25% pembangunan.
Saat itu, rombongan Nicholaus memang tidak menemukan adanya wisatawan lain yang menuju ke Grojokan Secepit. Melainkan hanya terdapat beberapa warga lokal saja yang berjaga di daerah tersebut. Yang janggal dari kejadian ini adalah bagaimana bisa tiket diperjual belikan, sedangkan objek wisata tersebut belum siap untuk didatangi wisatawan. Semoga kejadian seperti ini segera mendapatkan perhatian dari instansi terkait. Next