Indonesia kaya akan anekaragam budaya, dimana ratusan adat budaya menempati dari Sabang hingga Merauke. Salah satunya daerah Banten lebih tepatnya di Kecamatan Cibeber, Lebak Selatan, berdiri adat Kasepuhan Cisitu yang biasa menggelar upacara adat Seren Taun. Seren taun merupakan upacara puncak dari 18 rangkaian adat yang sebelumnya sudah dilaksanakan.
Baca juga : 5 Tempat Makan Romantis Jogja, Nikmati Ketinggian dengan Pasangan!
Seren Taun memiliki filosofi sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan. Dalam bahasa Sunda berarti serah, seserahan atau menyerahkan dan taun berarti tahun. Jadi Seren Tahun berarti serah terima tahun yang akan datang sebagai pengganti. Rasa syukur ini digelar atas tercapainya panen hasil pertanian khususnya tanaman padi. Para masyarakat ini melakukan sejumlah ritual adat.
Ritual ini berkegiatan mengarak padi dengan rengkong, rengkong adalah pikulan padi dari bambu yang berbunyi jika digoyangkan, karena gesekan tali pengikat padi pada pikulannya. Padi yang diarak kemudian di hormati dengan sejumlah ritual rajah, nyerenkeun dan ngimahkeun, dari pembawa padi ke Olot. Olat adalah ketua adat di kampung yang bersangkutan. Kegiatan diakhiri dengan pesta dan hiburan hingga berhari-hari, menampilkan berbagai kesenian.
Rangkaian upacara adat ini bisa kamu ikuti selama tujuh hari sebelum puncak acara seren taun. Dimana disela acara terdapat satu upacara untuk menghormati Dewi Padi yang bernama Dewi Sri Nyi Pohaci. Upacara diawali dengan pengambilan air suci dari berbagai sumber mata air yang dikeramatkan. Air suci ini disatukan dalam wadah dan didoakan agar mendapat keberkahan.
Untuk kamu yang menghadiri upacara ngareremokeun siap siap mendapat cipratan air suci. Kemudian dilanjutkan dengan ritual sekedah kue yang dipercaya akan memberi berkah bagi yang mendapatkannya. Tak cukup disitu, ritual dilanjutkan dengan penyembelihan kerbau yang dagingnya dibagikan merata keseluruh warga yang tidak mampu hingga acara makan tumpeng bersama.
Acara demi acara berlangsung hingga seharian penuh. Ketika malam hari diisi dengan pertunjukan wayang golek dimana alur ceritanya adalah pertunjukan seren taun dengan diawali rosesi ngajayak (menyambut atau menjemput padi), lalu diteruskan dengan tiga pergelaran kolosal, yakni tari buyung, angklung baduy, dan angklung buncis-dimainkan berbagai pemeluk agama dan kepercayaan yang hidup di Cigugur.
Masyarakat luas hingga Anggota Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Banten mengklaim bahwa terdapat dua kasepuhan yang biasa menjalankan seren taun. Dua kasepuhan itu adalah Kasepuhan Cicarucub dan Kasepuhan Ciherang. Next