Siapa yang bisa hidup jauh-jauh dari cemilan? Setiap harinya, ada saja jajanan yang dikonsumsi. Entah karena sedang lapar atau memang doyan dengan makanan kecil tersebut. Yang punya adik kecil yang masih sekolah di SD, pasti tak pernah keberatan menjemput, deh. Yap, di depan sekolah pasti bisa hunting jajanan kaki lima yang rasanya tak pernah membosankan. Salah satunya adalah cilok.
Baca juga : Mengenal Pagar Dingo, Panjangnya Kalahkan Jarak Sabang ke Merauke
Cilok, Jajanan Murah Favorit Semua Orang
Apa sih cilok itu? Cilok merupakan jajanan dari tepung tapioka yang berasal dari Jawa Barat. Di dalamnya biasanya terdapat daging cincang yang membuatnya terasa kenyal-kenyal gurih. Saking banyaknya peminat cemilan yang satu ini, cilok bisa ditemukan di kota mana saja. Di setiap daerah, pasti memiliki cilok andalan yang bikin kangen kalau lama-lama absen membelinya.
Cilok Gajahan Fenomenal di Jogja
Warga Jogja pasti kenal dengan cilok gajahan yang berada di Alun-alun Kidul kota pelajar tersebut. Namanya diambil dari spot berjualan. Dulunya, lokasi tersebut adalah kandang Gajah milik keraton. Meski di alun-alun banyak yang jualan makanan serupa, namun warung milik Syahrul, yang sudah merintis usahanya ini sejak 9 tahun yang lalu ini lah yang paling ramai. Bahkan calon pembeli sudah antre dari sebelum buka, lho.
Dua Jam Langsung Habis
Seperti yang sering diberitakan, para pembeli rela antre demi menikmati cemilan pedas yang nagih itu. Saking antrinya, pembeli diharap mengambil nomor antrian agar semua dapat dilayani sesuai urutan yang benar. Jangan kecewa kalau ternyata sudah bersabar, eh malah kehabisan. Penganan bulat-bulat pedas ini habis ludes hanya dalam waktu 2 jam. Nah, sudah terbayang kan seperti apa ramainya
Pembuatan Cilok Super Pedas
Tidak ada rahasia khusus untuk resep cilok bikinan pak Syahrul. Kalau dulu bapak dua anak ini hanya menghabiskan 5 Kg tapioka setiap harinya, sejak semakin ramai, pak Syahrul bisa mengolah 30 kg dan habis. Daging isi yang dijadikannya isi membuat cilok dagangannya makin diminati. Yang paling bikin kangen adalah sambalnya yang dibuat khusus menggunakan cabai rawit segar, bawang merah, bawang putih, dan beberapa bumbu lainnya. “Selain sambal, cilok ini juga disajikan dengan kecap. Untuk kecap pun, saya menggunakan yang kualitasnya bagus, meski harganya mahal,” jelas Pak Syahrul dalam wawancaranya dengan Tribun Jogja.
Raih Omzet hingga 45 Juta Perbulannya
Awalnya, pemilik hanya berjualan keliling. Setelah 3 tahun mengumpulkan modal dan pelanggan, pak Syahrul mulai berjualan di Gajahan, Alun-alun Kidul. Kini semua pembuatan cilok menggunakan mesin. Pendapatannya pun tak main-main. Dalam sehari, pemilik dan istri bisa mengumpulkan 1,5 juta. Dan dalam sebulan, omzetnya mencapai 45 juta, lho. Pasangan ini bekerja sama dalam hal penjualan. “Di rumah istri yang jualan, yang di Gajahan saya,” jelas sang pemilik, dilansir dari Merah Putih.
Wah, jadi makin penasaran seenak apa ya Cilok Gajahan ini? Perlu dicatat nih agar tak lupa mampir saat berkunjung ke Yogyakarta. Bagaimana, siapa yang sudah pernah coba? Next