Di media sosial sedang ramai tentang toilet mall untuk driver ojek online yang dibedakan dengan karyawan. Hal ini pun akhirnya menuai pro dan kontra dari masyarakat. Nah, sebenarnya fenomena serupa sudah pernah terjadi sebelumnya. Mau tahu apa saja? Simak ulasan tentang fasilitas umum yang pernah menimbulkan kontroversi berikut ini.
Baca juga : Masuk Jajaran Tertinggi Dunia, Patung Yesus Brasil Sudah 3 Kali Tersambar Petir
Toilet untuk Driver Ojek Online Dibedakan
Di tempat umum, toilet sudah pasti dibedakan menurut jenis kelaminnya saja. Namun, pemandangan berbeda terlihat di Puri Indah Mall, Kembangan, Jakarta Barat. Di sana terdapat plang yang menunjukan bahwa toilet untuk driver ojek online dibedakan. Tak sebanding dengan toilet pengunjung yang mempunyai ukuran luas dan lantai marmer. Sedangkan toilet untuk driver lebih sempit dan lantainya hanya menggunakan keramik berwarna krem polos.
Kejadian ini pun mengundang para netizen untuk berkomentar, ada yang pro dan juga kontra. Apabila yang pro, mereka menganggap bahwa para pengemudi ojek online diistimewakan. Lalu untuk yang berpendapat kontra, mereka mengira kalau itu adalah perbuatan diskriminatif.
Pada akhirnya, pihak manajemen Puri Indah Mall, Hendri Priatna angkat bicara. Disadur dari Kompas, plang yang terpasang bukan merupakan pemisahan fasilitas toilet terhadap pengemudi ojek online. Namun, plang tersebut dipasang dengan maksud Puri Indah Mall memberikan alternatif bagi para pengemudi ojol, yang ingin menggunakan fasilitas toilet.
Jadi, toilet untuk karyawan bisa dipakai untuk para driver. Diakui olehnya pemasangan plang ini disarankan oleh para pengunjung mall. Kala itu, pengunjung bersangkutan hendak menggunakan toilet, namun ia mendapati toilet sedang penuh digunakan.
Area Parkir untuk Laki-laki dan Perempuan
Sebelum peristiwa toilet untuk driver ojek online, fenomena pembeda area parkir kendaraan laki-laki dan perempuan juga sempat menuai polemik. Aturan ini telah diberlakukan di Balikpapan Trade Center, Kota Balikpapan. Mendengar aturan mall menjadi buah bibir di media sosial, Eko Ariawan selaku Head of Trade Mall Balikpapan Trade Center (BTC) mengutarakan pendapatnya.
Alasan mengapa area parkir antar gender dibedakan adalah hanya untuk mempermudah para pengunjung perempuan untuk menempatkan kendaraannya. Di mall tersebut, lapangan parkir memang bertingkat-tingkat, sehingga sangat berbahaya apabila pengunjung wanita harus mencari area yang kosong sampai ke tingkatan atas. Jadi, pihak mall membuat area parkir khusus wanita di lantai dasar.
Gestur Hormat Sebelum Kereta Berangkat
Di tahun 2018 lalu, Petugas PT Kereta Api Indonesia (KAI) mempunyai sebuah tradisi sebelum kereta api berangkat. Yaitu dengan memberikan gestur hormat ke para penumpang yang dilakukan dengan menyilangkan tangan di dada dan sedikit membungkukkan badan. Sikap ini dilakukan baik oleh porter, petugas keamanan atau petugas lain. Namun, sejumlah warganet menyoroti gestur tersebut, sehingga menjadi pro dan kontra di masyarakat.
Beberapa orang ada yang mengapresiasi gestur hormat tersebut. Namun, ada yang mengkritik gestur itu karena dianggap berlebihan dan tak sesuai dengan budaya Indonesia. Ada juga yang menilai petugas terkesan merendahkan diri di hadapan penumpang.
Namun, Kepala Humas PT KAI Agus Komaruddin mengatakan suatu hal. Kalau tujuan pemberian salam hormat atau salam terima kasih, sebagai bentuk meningkatkan pelayanan atau service excellence kepada para penumpang kereta api.
Pelican Crossing di Jakarta
Kendati diklaim bisa menjawab masalah penyeberangan di Bundaran HI, namun kebijakan pelican crossing justru menuai kontroversi. Bagi yang belum tahu, Pelican crossing merupakan tempat penyeberangan yang umumnya ditandai dengan jalur zig-zag dan garis lurus di sisi jalan. Lalu lampu bisa dengan bebasnya diaktifkan kala pejalan kaki hendak menyeberangi jalan. Para pejalan kaki hanya harus menekan tombol hingga lampu menyala merah dan tanda penyeberang menjadi hijau.
Pada kenyataannya pelican crossing tidak berjalan sesuai ekspektasi. Fasilitas tersebut rupanya menyumbang kemacetan di sekitar lokasi. Hal ini dikarenakan banyak para pejalan kaki yang tiba-tiba menekan tombol, namun tidak memperkirakan akibat yang akan diterima. Alhasil, pelican crossing pun ditutup dan digantikan dengan Jembatan Penyeberangan Orang.
Itulah fasilitas umum yang pernah menjadi kontroversi di masyarakat. Ternyata, fasilitas-fasilitas tersebut mempunyai tujuan baik di baliknya. Tapi, bagaimana menurut Teman Traveler sendiri? Next