Setiap daerah memiliki tradisi tersendiri dalam merayakan suatu peristiwa. Beberapa negara memiliki cara unik, yaitu dengan perang festival perang makanan. Masing-masing mempunyai cerita menarik tersendiri. Mulai dari peringatan terhadap perjuangan di masa lalu, sampai bentuk syukur. Mau tahu di mana saja? Dibaca, ya, ulasan berikut.
Baca juga : Titik Melihat Sunrise di Lombok, Romantis Abis
Chinchilla Melon Festival, Australia
Chinchilla Melon Festival, merupakan tradisi perang makanan yang dilaksanakan di kota kecil Chincilla, Queensland, Australia. Tahun ini, dilaksanakan mulai 14 sampai 17 Februari.
Kawasan ini merupakan penghasil melon (semangka) cukup besar di Australia, sampai mendapat julukan ‘Melon Capital’. Event yang diadakan dua tahun sekali ini meliputi ski di atas pecahan melon, melon bungy, maupun kereta ‘kuda’ melon.
The Battle of the Oranges, Ivrea-Italia
Italia punya festival perang makanan disebut the Battle of the Oranges yang dilaksanakan di Kota Ivrea, Provinsi Torino. Event tahunan ini diadakan demi menyambut Fat Tuesday, kurang lebih 47 hari sebelum perayaan Paskah.
Peserta perang jeruk yang tahun ini jatuh pada 5 Maret, dibagi menjadi 9 tim. Masing-masing punya misi untuk mengalahkan grup lain, tentu dengan saling lempar jeruk yang biasanya habis sekitar 200 ton.
Dahulu ada seorang perempuan muda yang memenggal seorang bangsawan jahat yang hendak memperkosanya. Penduduk sekitar pun memberontak dengan menyerbu istana si bangsawan tersebut. The Battles of the Oranges merupakan simbol dari pemberontakan tersebut.
The Flour War, Yunani
The Flour War diselenggarakan sebagai penanda dimulainya Christian Lent alias pra-Paskah yang berlangsung di Galaxidi, sebuah kota di Yunani. Festival perang makanan yang disebut sebagai Clean Monday ini punya sejarah dari tahun 1801. Dahulu orang-orang dilarang merayakan karnaval oleh penguasa Ottoman yang menduduki Yunani.
Mereka pun melakukan perlawasan dengan mengecat muka mereka dengan abu kemudian menari di jalanan. Orang-orang akan memakai plastik, agar baju mereka tidak terlalu kotor. Kemudian di siang hari, mereka membawa karung berisi tepung berwarna-warni. Mereka pun saling melempar, sampai persediaan senjata habis.
La Tomatina, Bunol-Spanyol
La Tomatina dikatakan sebagai festival perang makanan yang tidak hanya populer di Spanyol, bahkan sampai ke luar negeri. Event ini berlangsung hari Rabu minggu terakhir setiap bulan Agustus.
Saking hebohnya kegiatan ini, pemilik toko maupun restoran di sekitar festival berlangsung, sampai harus menutupi bagian depan bangunannya dengan plastik.
Tradisi ini telah berlangsung mulai sekitar tahun 1944 di Bunol, sebuah kota di Provinsi Valencia. La Tomatina sebagai bentuk penghormatan kepada orang-orang kudus pelindung kota seperti Louis Bertrand dan Virgin Mary.
World Custard Pie Championship ,Inggris
Festival perang makanan di Inggris ini dikemas agak berbeda, dalam bentuk kompetisi resmi. Setiap tim terdiri dari 4 orang, membayar sejumlah biaya pendaftaran. Mereka harus melawan grup lain dengan melempar adonan pie. Peserta harus menggunakan tangan kiri.
Event ini dilaksanakan setiap bulan Juni di Coxheath, Kent, Inggris Tenggara. Lomba yang sudah berlangsung selama kira-kira 49 tahun ini, bertujuan untuk menggalang dana bagi balai desa setempat.
Haro Wine Festival, Haro-Spanyol
Haro Wine Festival atau disebut juga Batalla del Vino de Haro berlangsung di Rioja, Spanyol. Kawasan ini memang dikenal sebagai penghasil wine terbaik di negara ini. Perang minuman ini biasa dilaksanakan setiap bulan Juni. Peserta mengenakan kostum warna putih, yang nantinya berubah menjadi keunguan setelah event usai.
The Grape Throwing Festival, Mallorca-Spanyol
Selain festival wine, Spanyol juga punya perang makanan lain yaitu Grape Throwing. Event ini berlangsung di sebuah desa bernama Binissalem, Pulau Mallorca, setiap bulan September. Desa tersebut juga dikenal sebagai penghasil wine. Festival ini dirayakan untuk menyingkirkan anggur yang sudah rusak.
Rempug Tarung Adu Tomat, Bandung-Indonesia
Indonesia pun punya festival perang makanan yang berlangsung di Kampung Cikareumbi, Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Rempung Tarung Adu Tomat dilakukan untuk membuang sial dari segala hal buruk dalam diri manusia serta penyakit tanaman. Peserta yang berperan sebagai prajurit, memakai tameng dan topeng dari anyaman bambu.
Kemudian mereka akan menari sebagai lambang pertarungan. Setelah melempar tomat, penduduk lain pun ikutan perang. Mereka menggunakan tomat yang sudah busuk, setelah selesai buah tersebut dikumpulkan untuk dimanfaatkan menjadi pupuk organik.
Begitulah gambaran perang makanan yang dilaksanakan di beberapa negara, termasuk Indonesia. Teman Traveler pernah terlibat di salah satunya? Tertarik buat ikut? Next