Membaca nama Kampung Pulo pasti yang pertama keluar di benak Anda adalah sebuah kampung di kawasan Jakarta yang rawan banjir dan baru saja ditertibkan. Tapi Kampung Pulo yang ini berbeda, ini adalah kampung wisata yang ada di daerah Garut, Jawa Barat. Kampung ini sangat unik karena sejak abad ke-17 jumlah kepala keluarga yang tinggal di sana selalu 6, tidak kurang dan tidak lebih.
Baca juga : Sam Poo Kong, Wisata Sejarah dan Kebudayaan Di Semarang
Jika Kampung Pulo yang ada di Jakarta berada di bantaran sungai Ciliwung maka lain halnya dengan yang di Garut ini. Kampung Pulo ini merupakan pulau kecil yang ada di tengah danau di Desa Cangkuang, Kecamatan Leles. Setiap traveler yang ingin berkunjung ke sana membutuhkan rakit untuk menyeberang.
Di dalam kampung kecil ini tinggal keturunan Embah Dalem Arif Muhammad asal Mataram, yang menyebarkan Islam di Cangkuang dan sekitarnya. Dilansir Travelingyuk dari detikTravel, kampung tersebut memiliki aturan unik yakni jumlah kepala keluarga di Kampung Pulo harus selalu 6. Oleh sebab itu selama berabad-abad jumlah kepala keluarga di sana hanya 6 tersebut. Kampungnya pun hanya berisi 1 masjid dan 6 rumah.
Kampung Pulo juga menjadi kawasan yang menggambarkan kerukunan umat beragama. Hal ini terlihat dari adanya bangunan candi Hindu di dekat makam Embah Dalem Arif Muhammad. Uniknya makam-makam di kampung ini memiliki batu nisan yang berbeda dari nisan makam pada umumnya. Seperti terlihat pada foto di bawah, batu nisan dari makam-makam tersebut memiliki posisi merunduk ke tengah.
Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan. Batu nisan dibuat merunduk dengan sengaja karena memiliki filosofi yang terkandung di dalamnya. Seperti ilmu padi yang semakin berisi semakin merunduk, itulah kenapa batu nisan di makam-makam keramat di sana dibuat merunduk. Traveler yang ingin melihatnya bisa datang ke area pemakaman yang berada di atas bukit.
Traveler yang datang selain bisa berinteraksi dengan penduduk Kampung Pulo juga bisa melakukan ziarah ke makam-makam tersebut. Makam Embah Dalem Arif Muhammad dan makam keramat di sekitarnya dibuka setiap hari untuk keperluan ziarah kecuali pada hari Rabu. So, bagi traveler yang ingin berziarah sebaiknya datang pada hari lain selain hari tersebut. Next