Medan adalah kota terbesar yang ada di Pulau Sumatera dan Indonesia. Dalam hal demografis, Medan merupakan kota yang sangat majemuk.
Walaupun identik dengan suku batak, sebenarnya kota ini dihuni oleh beberapa orang dengan beragam latar belakang yang berbeda. Ada orang batak, melayu, jawa, minang, tionghoa, dan masih banyak lagi yang lainnya. Begitu pula dengan agama, Medan memiliki tingkat pluralisme yang tinggi.
Baca juga : Selain Lompat Batu, Ini yang Membuat Nias Tersohor di Seluruh Dunia
Maka tidak heran jika Teman Traveler berkunjung ke ibu kota provinsi Sumatera Utara ini. Terdapat berbagai macam situs wisata bersejarah yang berlatar belakang budaya dan keagamaan. Salah satu yang paling ramai dikunjungi adalah Masjid Raya Al Mashun. Masjid yang biasa disebut Masjid Raya Medan ini adalah salah satu bangunan tertua dan termegah yang ada di Medan yang sudah dikenal sebagai landmark utama kota ini.
1. Sejarah Masjid Raya Al Mashun
Masjid Raya Medan memiliki keterikatan kuat dengan kebudayaan suku melayu dan umat muslim. Merupakan salah satu bukti kejayaan Kesultanan Deli, masjid bersejarah ini dibangun dan dibuka pertama kali pada awal abad ke-20 tepatnya dibangun tahun 1906 dan selesai pada tahun 1909. Awal pendiriannya, situs ini menyatu dengan kompleks istana dari Kesultanan Deli. Sejak masa itu, Masjid Raya Al Mashun menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan Islam di Kota Medan dan Sumatera Utara.
Masjid ini merupakan peninggalan Sultan Ma’moen Al Rasyid, situs ini memiliki nilai sejarah yang tinggi serta terjaga. Hingga saat ini masih aktif digunakan untuk kegiatan peribadahan umat Muslim.
2. Arsitektur Masjid
Masjid yang telah berusia lebih dari 1 abad ini memiliki luas bangunan mencapai 5.000 meter persegi, serta dibangun di atas lahan dengan luas 18.000 meter persegi. Arsitektur awalnya merupakan karya seorang arsitek Beland, Van Erp. Namun karena satu dan lain hal, Van Erp tidak dapat melanjut pekerjaannya di Medan sehingga dilanjutkan oleh arsitek asal Belanda lainnya yaitu JA Tingdeman.
Gaya arsitektur Masjid Raya Al Mashun adalah perpaduan yang serasi dari gaya bangunan khas Timur Tengah, India dan juga Spanyol. Masjid ini berbentuk segi delapan dan memiliki sayap di bagian selatan, timur, utara dan barat-nya. Bahan Baku Bangunan yang digunakan di Masjid ini pun di-impor langsung dari berbagai negara di Eropa. Misalnya marmer pada bagian lantai yang didatangkan langsung dari Italia, dan juga lampu gantung yang berasal dari Prancis.
3. Daya Tarik Wisata
Berada di pusat kota, Masjid Raya Al Mashun ini terletak berdekatan dengan landmark Kota Medan lainnya yaitu Istana Maimun. Masjid kebanggaan masyarakat ini menjadi sangat ikonik, tentu karena kemegahan, keunikan, dan kelebihan yang dimilikinya. Kompleks yang cukup luas ini akan membuat Teman Traveler penasaran untuk menelusuri setiap sudut yang memiliki nilai sejarah tinggi. Walaupun merupakan objek wisata dan sekaligus tempat beribadah umat Muslim, Masjid Raya Al Mashun terbuka kepada wisatawan non muslim. Setiap bulan suci
Ramadhan, pengurus masjid selalu menyediakan makan untuk berbuka puasa atau ta’jil yang dibuka untuk masyarakat umum.
4. Lokasi Masjid Raya Medan
Jika Teman Traveler berkunjung ke Medan, masjid ini bisa menjadi salah satu tempat yang bisa dikunjungi. Banyak pilihan transportasi yang bisa dipilih untuk menuju masjid megah ini seperti kendaraan umum (angkot dan becak motor) atau bisa juga menggunakan jasa taksi dan angkutan online. Lokasi tepatnya berada di Jalan Sisingamangaraja, Kec. Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara. Next