Baru-baru ini sebuah lembaga pemberi peringkat tingkat keselamatan penerbangan dari Australia, AirlineRatings merilis hasil riset mereka. Lembaga ini mengumumkan 20 maskapai teraman tahun 2016 sesuai dengan kelas maskapainya. Hasilnya tidak jauh berbeda dengan tahun 2015 lalu dimana Qantas dari Australia masih bercokol di urutan teratas sebagai maskapai paling aman di dunia. Bagaimana dengan maskapai dari Indonesia?
Baca juga : 5 Kebiasaan Turis Indonesia saat Kunjungi Australia, Benar Tidak?
Menurut data AirlineRatings yang dilansir Travelingyuk dari CNN, tahun 2015 dunia penerbangan mengalami peningkatan yang signifikan dimana tercatat sebuah rekor 3,6 miliar penumpang dan 29 juta penerbangan sepanjang tahun. Tingkat kecelakaan pun menurun dari tahun 2014 dengan 21 kecelakaan dan 986 korban jiwa tahun lalu hanya terjadi 16 kecelakaan dengan 560 korban jiwa.
Kemudian mulailah di peringkat mana-mana saja maskapai dengan status paling aman di dunia yang didasarkan pada tingkat keamanan dan rekam jejaknya selama terbang termasuk kecelakaan yang pernah dialami suatu maskapai. Hasil penelitian tersebut menempatkan Qantas di peringkat pertama sebagai yang paling aman sebab menurut AirlineRatings maskapai ini tidak pernah mengalami kecelakaan sedikitpun sepanjang sejarah.
Sembilan belas maskapai lain yang masuk dalam jajaran 20 besar maskapai teraman di dunia sesuai abjad antara lain American Airlines, Alaska Airlines, All Nippon Airways, Air New Zealand; Cathay Pacific Airways, Emirates, Etihad Airways, EVA Air, Finnair, Hawaiian Airlines, Japan Airlines, KLM, Lufthansa, Scandinavian Airline System, Singapore Airlines, Swiss, United Airlines, Virgin Atlantic dan Virgin Australia.
Dalam daftar tersebut tidak satupun maskapai asal Indonesia yang disebutkan. Setelah ditelusuri lebih rinci, maskapai andalan Indonesia yaitu Garuda saja hanya memperoleh rating 3 dari 7 sebagai nilai maksimal dengan catatan kecelakaan di tahun 2007. Lebih miris lagi ketika dalam daftar maskapai paling tidak aman Indonesia menyumbangkan banyak nama seperti Batik Air, Lion Air, dan Sriwijaya Air yang masing-masing mendapat rating satu bintang saja.
Pun demikian banyak pengamat yang meragukan hasil penelitian tersebut mengingat AirlineRatings memberi rating 3 pada Malaysia Airlines yang tercatat mengalami dua kali kecelakaan maut dengan korban ratusan jiwa melayang. Ada pula Merpati Airlines yang masuk dalam daftar padahal maskapai tersebut telah berhenti beroperasi sejak tahun 2014 silam. Pun demikian hasil penilaian ini bisa dijadikan acuan bagi maskapai Indonesia untuk terus mengoptimalkan pelayanan dan meningkatkan keamanan serta keselamatan penerbangan maskapainya. Next