Pesta olahraga antar negara-negara Asia akan dihelat di Jakarta dan Palembang pada tahun 2018 ini. Meski gelarannya baru akan dimulai pada Agustus mendatang, kemeriahannya sudah mulai terasa. Baru-baru ini, pihak panitia resmi meluncurkan tiga karakter yang menjadi maskot Asian Games 2018.
Baca juga : Kimukatsu Jakarta, Cobain Katsu 25 Lapis Daging!
Tiga maskot tersebut terinspirasi dari binatang khas Indonesia. Ketiganya dipastikan bakal muncul di berbagai media promosi Asian Games 2018, mulai dari poster, iklan TV dan internet, hingga boneka suvenir yang biasanya diterima oleh para atlet peserta. Lantas bagaimana filosofi di balik ketiga karakter tersebut? Apa yang menjadi inspirasi dibalik pembuatan ketiganya?
1. Bhin-bhin
Bhin-bhin adalah maskot berbentuk burung dengan warna dominan kuning, plus sedikit tambahan detail hijau, coklat tua, dan coklat muda. Usut punya usut, Bhin-bhin ternyata terinspirasi dari burung Cendrawasih, hewan khas yang tinggal di sekitar Pulau Irian dan Pulau Aru. Maskot ini didesain untuk melambangkan strategi dalam meraih kemenangan.
Burung Cendrawasih sendiri sudah lama menjadi salah satu daya tarik utama di mata para turis yang mengunjungi kawasan timur Indonesia, khususnya Papua. Tak sedikit yang menjulukinya Bird of Paradise atau Burung Surga, lantaran bulunya terkenal sangat indah. Selain itu Cendrawasih juga punya kemiripan dengan kelelawar, karena posisi tidurnya terbalik.
Detail menarik lainnya dari Bhin-bhin adalah kostum yang dikenakan. Sang burung lucu terlihat mengenakan rompi khusus dengan kombinasi warna coklat dan putih. Motif yang digunakan dalam rompi tersebut ternyata terinspirasi dari tradisi suku Asmat di Papua.
2. Atung
Jika dilihat sepintas, Atung mirip seperti hewan rusa. Namun bukan sembarang rusa, karena kreatornya terinspirasi dari jenis yang hidup di Bawean. Berbeda dengan hewan lain yang sejenis, Rusa Bawean termasuk nokturnal alias lebih banyak aktif di malam hari.
Rusa Bawean bisa ditemui langsung di habitat aslinya yang ada di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur. Menurut data yang dirilis pada 2016 silam, Rusa Bawean hanya tinggal tersisa 303 ekor. Oleh karena itu pihak Perhutani aktif melakukan aktivitas penangkaran dan pelepasan untuk mencegah agar hewan khas Indonesia ini tak sampai mengalami kepunahan.
Atung sendiri adalah maskot yang menggambarkan kecepatan. Sama seperti Bhin-bhin, karakter ini juga mengenakan kostum dengan detail khusus. Jika diperhatikan, Atung mengenakan semacam sarung berwarna coklat dan merah, yang ternyata terinspirasi dari sarung motif tumpal asal Jakarta.
3. Kaka
Kaka digambarkan sebagai seekor badak bertubuh besar. Dari situ saja sudah bisa ditebak bahwa maskot satu ini menggambarkan kekuatan. Kaka didesain sedemikian rupa dengan mengambil inspirasi dari badak bercula satu.
Berbeda dengan badak lain pada umumnya, Badak Cula Satu kabarnya sudah termasuk golongan mamalia yang paling sulit ditemui alias langka. Data terkini menyebutkan bahwa badak jenis ini hanya tinggal tersisa 50 sampai 60 ekor saja. Istimewanya, semua ada di Taman Nasional Ujung Kulon yang ada di provinsi Banten.
Sama seperti dua rekannya, Kaka juga tampil dengan mengenakan kostum spesial. Ia tampak gagah dengan asesoris berwarna dominan marun yang menutupi bagian atas tubuhnya. Desain motif yang ada di asesoris tersebut terinspirasi dari pakaian tradisional Palembang, yang akan menjadi salah satu tuan rumah Asian Games 2018.
Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai hewan-hewan yang menjadi inspirasi maskot Asian Games 2018. Semoga gelaran bertaraf Internasional ini membawa dampak positif bagi Indonesia, tak hanya dari sisi olahraga namun juga wisata Palembang, setuju? Next