Sebagai salah satu daerah yang berada di paling barat Indonesia, Aceh menyimpan banyak potensi wisata, mulai dari wisata alam hingga wisata sejarah. Salah satu wisata sejarah yang terkenal di Aceh adalah Mercusuar Willem Toren III yang terletak di Pulo Aceh, Aceh Besar.
Baca juga : Kemping di Pinggir Danau Buyan, Rasakan Romantisnya Alam Bali
Mercusuar ini ibarat pelengkap yang berdiri kokoh di antara indahnya panorama alam Aceh. Ingin tau lebih banyak tentang Mercusuar Willem Toren? Yuk, kepoin sampai habis ya!
Salah satu situs peninggalan Belanda
Penamaan mercusuar ini sendiri diambil dari nama salah seorang raja yang memimpin Luksemburg pada tahun 1817-1890, yaitu Willem Alexander Paul Frederik Lodewijk. Pada saat memerintah, Willem membangun infrastruktur dan juga perekonomian di wilayah Hindia Belanda.
Aceh sendiri menjadi salah satu wilayah yang mendapat program pembangunan infrastruktur. Fakta menarik lainnya, Mercusuar Willem’s Toren III adalah satu dari tiga mercusuar, yang lainnya berada di Belanda (kini dijadikan museum) dan yang lain berada di Kepulauan Karibia.
Masih berdiri kokoh meskipun sudah berumur ratusan tahun
Dibangun pada tahun 1875, mercusuar ini sudah berdiri selama 148 tahun alias hampir satu setengah abad. Dulunya, mercusuar berfungsi menyiapkan Sabang menjadi salah satu pelabuhan transit di Selat Malaka. Pemerintah Belanda memang bercita-cita menciptakan pelabuhan transit Sabang yang diharapkan dapat meniru Singapura pada masa kini.
Meskipun begitu, bangunan yang tingginya lebih dari 85 meter ini masih berdiri dengan kokoh dan berfungsi dengan baik. Saat ini, mercusuar ini masuk dalam situs purbakala yang ada di Aceh Besar. Untuk bisa sampai ke puncak mercusuar, pengunjung harus menaiki 168 anak tangga.
Medan dan jarak tempuh menuju mercusuar
Untuk bisa sampai ke mercusuar ini, pengunjung harus melalui medan yang cukup sulit. Jika memulai dari Pelabuhan Lampulo menuju ke Pulau Aceh Besar, dibutuhkan waktu lebih dari dua jam. Transportasi yang digunakan adalah perahu kayu nelayan yang tentunya cukup memicu adrenalin, terutama jika cuaca sedang tidak bersahabat dan angin laut kencang.
Setelah tiba di Pulau Aceh, pengunjung bisa mengendarai kendaraan roda dua menuju ke lokasi mercusuar yang berada di hutan. Medan yang terjal dan berliku ini membutuhkan waktu kurang lebih 45 menit perjalanan.
Pemandangan yang luar biasa indah dari atas mercusuar
Nah, perjalanan yang berliku dan medan yang sulit tentu akan sepadan dengan keindahan yang ditawarkan saat telah sampai ke puncak mercusuar. Berada dibalik sisi hutan Gampong Meulingge, pengunjung bisa melihat hamparan ujung barat Indonesia.
Bentangan Samudra Hindia yang sangat luas serta hutan rimbun yang mengelilingi mercusuar menjadi daya tarik utamanya. Kapan lagi bisa berselfie dengan latar Samudra Hindia, kan?
Tak lekang dimakan usia, sampai saat ini, mercusuar ini masih digunakan sesuai dengan fungsinya sejak awal, yaitu membantu navigasi di jalur pelayaran Samudra Hindia. Saat ini, mercusuar ini berada di bawah Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut – Distrik Navigasi Kelas II Sabang. Next