in ,

Ngerinya Festival Grindadarp, Tradisi Pembantaian Paus di Kepulauan Faroe

Tradisi Pembantaian Paus di Kepulauan Faroe

Tradisi Pembantaian Paus di Kepulauan Faroe
Tradisi Pembantaian Paus di Kepulauan Faroe

Kepulauan Faroe merupakan salah satu destinasi wisata di Samudra Atlantik Utara yang pesonanya tak terbantahkan. Pulau cantik berstatus wilayah otonomi Kerajaan Denmark ini memiliki tradisi unik yang dianggap mengerikan oleh beberapa orang. Bagaimana tidak, menjelang musim panas, lautan di pulau ini mendadak merah akibat pembantaian paus secara besar-besaran. Seperti tradisi pembantaian paus di Kepulauan Faroe yang disebut dengan Festival Grindadarp ini? Yuk, simak ulasannya berikut.

Baca juga : Perpaduan Gaya Jawa dan Modern di Ekstens Coffee Jogja

Kecohkan Kawasan Paus Saat Migrasi

Eksotisnya Kepulauan Faroe
Eksotisnya Kepulauan Faroe via instagram/@_gabrielferrier

Lautan yang awalnya biru, mendadak merah merona ketika mendekati musim dingin di Kepulauan Faroe. Warna air tersebut menjadi pertanda jika tradisi penduduk sukses dilaksanakan. Sebelum melakukan pembantaian, penduduk yang berprofesi sebagai nelayan mengecoh kawasan paus pilot yang tengah migrasi ke dekat pantai. Ketika sudah tak lagi leluasa berenang, baru nelayan ini membantai dengan berbagai senjata.

Bantai Ratusan Paus di Bibir Pantai

Proses pembantaian paus
Proses pembantaian paus via instagram/@lets_talk_environment

Sebagian besar nelayan menyeret paus yang lumpuh dengan tali ke daratan. Sementara warga yang berada di bibir pantai mulai membunuh paus dengan berbagai senjata mulai dari pisau tajam, kail, dan banyak lainnya. Kegiatan yang dilakukan penduduk ini seperti tengah merayakan pesta besar. Pasalnya, tak hanya orang dewasa, tapi juga anak-anak kecil ikut menyeret bangkai paus ke daratan.

Tradisi yang Berusia Ratusan Tahun

Tradisi berusia ratusan tahun
Tradisi berusia ratusan tahun via instagram/@garethmcevoy

Tak hanya satu dua, jumlah paus pilot yang menjadi korban tradisi ini sekitar 180-an ekor. Hanya dalam waktu 30 menit, warna air pun langsung berwarna merah darah yang mencekam. Tradisi yang dilakukan oleh warga du Kepulauan Faroe ini bukanlah pertama kali. Menurut beberapa sumber, tradisi yang dikenal dengan Festival Grindadarap sudah berlangsung ratusan tahun.

Festival Sebelum Musim Dingin Datang

Paus Pilot yang jadi persediaan makanan saat musim dingin
Paus Pilot yang jadi persediaan makanan saat musim dingin via instagram/@mikkel_ernst_cairo

Sementara daging paus yang sudah mati di kepulauan ini tidaklah dijual, melainkan dibagi rata ke seluruh warga. Daging tersebut diawetkan dan disimpan sebagai stok persediaan makanan saat musim dingin tiba. Seperti yang diketaui, Kepulauan Faroe memiliki iklim yang ekstrem ketika musim dingin tiba. Sehingga daging paus pilot inilah yang menjadi persediaan makanan mereka.

Sejumlah aktivis lingkungan banyak yang mengecam tradisi pembantaian paus di Kepulauan Faroe. Bagaimana dengan Teman Traveler? Apa pendapat tentang Festival Grindadarap ini? Next

ramadan
Seafood murah di Dubai

Bodega Streetfood dan Dampa Seafood Grill, Kuliner Laut Murah Meriah di Dubai

Menengok Perkembangan Digital Nomad di Bali, Mau Coba?