in ,

Nenek ini Jadi Penghuni Terakhir di Desanya

Penghuni terakhir desa Casali Socraggio

Ke mana sih kalau mudik? Mungkin pulang kampung ke rumah nenek  di desa, berkumpul dengan keluarga besar. Biasanya ini dikarenakan kakek atau nenek tidak mau keluar dari daerah asalnya meski sang anak mengajak untuk tinggal bareng di kota. Namun, berkat ini pula, kita semua masih bisa mengenal kampung yang masih asri dan tidak terkontaminasi dengan polusi.

Baca juga : Gereja Megah di Eropa, Peninggalan Sejarah yang Masih Terjaga

Apa yang terjadi jika tetap berkeras tak mau pindah meski sudah menjadi penghuni terakhir? Dilansir dari Daily Mail, seorang nenek berusia 90 tahun mengaku tak ingin meninggalkan desa tempatnya lahir meski kini ia hanya seorang diri. Paolina Grassi adalah orang terakhir yang tinggal di Casali Socraggio, sebuah desa kecil di perbatasan Swiss.

Casali Socraggio
Casali Socraggio [image source]
Selama hidupnya, Nyonya Grassi tidak pernah meninggalkan daerah asalnya tersebut dan masih ingin terus tinggal meski tak ada manusia lain di situ. Paolina pun mengenang bahwa dulu kampungnya sangat ramai, ada restoran, toko-toko, bahkan sekolah dasar dengan 36 murid di dalamnya. Dalam wawancaranya dengan surat kabar La Stampa, nenek ini menyampaikan tentang suasana yang ia sukai dari tempat tinggalnya.

Nenek Paolina Grassi
Nenek Paolina Grassi [image source]
Keheningan itu indah, terutama di malam hari. Di luar itu benar-benar gelap, tapi naik di atas langit yang tersebar dengan ribuan bintang“, jelasnya. Casali Socraggio hanya salah satu dari sekian banyak desa yang terancam ditinggalkan warga dan memilih untuk migrasi ke kota yang lebih kaya. Dan akhirnya banyak wilayah yang ditinggalkan begitu saja dan dibiarkan kosong.

Kampung nenek Paolina Grassi
Kampung nenek Paolina Grassi [image source]
Masih ingat dengan beberapa istana yang akan dibagikan secara cuma-cuma oleh pemerintah Italia? Nah, tak jauh berbeda, rumah-rumah di desa serupa, misalnya Gangi di Sicily dijual hanya dengan harga 1 euro atau sekitar 15 ribu rupiah. Wah, siapa nih yang mau membeli hunian-hunian klasik di sana dan menyulap desa tersebut menjadi salah satu tujuan wisata Italia?

Pertokoan yang ditinggalkan
Pertokoan yang ditinggalkan [image source]
Sebuah ide yang menarik, bukan? Jika sudah berhasil mengundang wisatawan untuk datang, maka warga bisa mendapat pemasukan dari membuka warung kecil atau motel? Bagaimana, berani berinvestasi? Next

ramadan

Jalur Alternatif ke Tempat Wisata, Bagikan ya!

Kampung Jawa

Kampung Jawa, Restoran Tradisional yang Kekinian di Jogja