Kota Surakarta yang lebih sering disebut Solo bukan cuma mempunyai berbagai kuliner enak, melainkan juga wisata sejarah yang masih bisa diakses hingga sekarang. Salah satu wisata sejarah di Solo adalah Sepur Kluthuk Jaladara.
Baca juga : Nikmati Senja di Pantai Kuri Sulawesi yang Menawan
Usia kereta ini lebih dari satu abad dan masih beroperasi sampai sekarang. Bagaimana sejarah sepur Kluthuk Jaladara? Berapa tiket untuk naik kereta kuno itu?
Lokomotif buatan Jerman beroperasi mulai 1896
Sepur Kluthuk Jaladara ditarik oleh lokomotif tipe C12 18 buatan Pabrik Hartmann di Jerman. Lokomotif C12 18 telah beroperasi semenjak 1896, sehingga kini usianya 126 tahun. Lokomotif C12 18 mampu berjalan dengan kecepatan maksimal 50 kilometer per jam.
Lokomotif uap ini membutuhkan minimal dua meter kubik kayu jati yang dibakar selama empat hingga lima jam. Kayu jati digunakan untuk merebus 3.500 liter air, sehingga menghasilkan uap bertekanan 8,5 kilogram per sentimeter persegi.
Kembali beroperasi setelah 25 tahun mati
Lokomotif C12 18 termasuk aset bersejarah milik KAI yang sempat mati selama lebih kurang 25 tahun. Lokomotif ini disimpan di Cepu, Blora, setelah masa dinasnya berakhir. Kemudian lokomotif yang dalam kondisi rusak tersebut dibawa dari Cepu ke Ambarawa, Semarang, pada 2002. Kemudian mulai awal 2006, lokomotif C12 18 diperbaiki sampai dapat beroperasi kembali.
Awalnya, lokomotif C12 18 diuji coba pada rute Stasiun Ambarawa sampai Stasiun Jambu. Kemudian sempat disimpan di Museum Kereta Api Ambarawa. Lantas, pemerintah Kota Solo meminta lokomotif C12 18 untuk dipindah ke Solo pada September 2009.
Lokomotif kuno jadi penarik kereta wisata
Sejak 2009 sampai sekarang, lokomotif C12 18 menjadi penarik kereta wisata Jaladara yang punya dua gerbong penumpang. Dua gerbong penumpang Jaladara bernama CR 16 dan CR 44 yang merupakan buatan Jerman pada 1906. Gerbong CR 16 mempunyai 40 kursi memanjang, sedangkan CR 44 memiliki 36 kursi berhadap-hadapan.
Kedua gerbong penumpang tersebut terbuat dari kayu jati, dengan eksterior berwarna hijau. Orang yang melihat kereta kuno tersebut sering dibuat kagum, terutama dengan tampilan kereta kuno dan asap yang keluar dari cerbong lokomotif. Suara bel keretanya pun menarik perhatian karena nyaring dan berat, terkadang juga mengejutkan.
Lewat rel kereta di tengah kota
Sepur Kluthuk Jaladara memulai perjalanan dari Stasiun Purwosari sampai Stasiun Solo Kota, total sekitar enam kilometer. Teman Traveler yang pernah berkunjung ke tengah Kota Solo, mungkin mengetahui jalur kereta api yang berada di pinggir jalan utama. Jalur itulah yang dilewati oleh Sepur Kluthuk Jaladara, tepatnya di Jalan Slamet Riyadi.
Tidak sedikit orang yang mengira jalur rel tersebut mati, padahal masih dilewati kereta. Teman Traveler sebaiknya menaati aturan untuk tidak memarkirkan kendaraan di atas rel kereta.
Berhenti sejenak di beberapa spot wisata
Selama perjalanan sejauh lebih kurang enam kilometer, Sepur Kluthuk Jaladara akan berhenti di sejumlah titik wisata terkenal Kota Solo. Tempat tersebut yaitu Loji Gandrung yang merupakan rumah dinas Wali Kota Solo, Museum Radya Pustaka Sriwedari, Museum Batik Danar Hadi, Pasar Windu, Kampung Batik Kauman, Gladag, dan Stasiun Solo Kota di Sangkrah.
Biaya sewa mulai Rp 3,5 juta
Teman Traveler yang ingin merasakan sensasi naik kereta kuno keliling Kota Solo, bisa menyewa Sepur Kluthuk Jaladara. Jadi, kereta kuno ini memang tidak bisa disewa atau dinaiki satu orang melainkan rombongan. Biaya sewa satu kereta mulai dari Rp3,5 juta dengan perjalanan selama kira-kira tiga jam.
Tersedia juga paket wisata seperti paket kuliner, paket pernikahan, sampai paket VIP. Sediakan bujet mulai dari Rp9 juta sampai Rp25 juta untuk sekali trip. Sepur Kluthuk Jaladara beroperasi pada akhir pekan dan hari libur. Pemesanan dapat dilakukan melalui Kantor Dinas Perhubungan atau Dishub Kota Solo di Jalan Menteri Supeno Nomor 7 Manahan, Solo.
Teman Traveler tertarik buat merasakan serunya naik kereta kuno sambil menikmati wisata Kota Solo? Coba saja pesan Sepur Kluthuk Jaladara. Kamu dapat menaikinya bersama keluarga besar ketika musim liburan tiba. Next