Bagi seorang kutu buku, wisata terbaik yang bisa dilakukan barangkali adalah dengan mengunjungi toko-toko buku di sepenjuru dunia. Bukan hanya toko buku yang megah dan ternama, tetapi juga toko buku independen (indie) yang memiliki keunikan tersendiri.
Baca juga : Di Cafe-cafe Ini, Para Pelayannya Berpakaian Super-Minim Sampai Topless
Tersebar dari Eropa sampai Amerika, dengan keunikan dan ciri khasnya masing-masing, berikut adalah empat toko buku indie anti mainstream yang wajib dicantumkan dalam daftar wisata kutu buku:
Acqua Alta, Venesia, Italia
Venesia memang terkenal dengan perahu dan gondola yang mengalun di atas sungai. Tapi bagaimana kalau perahu dan gondola tersebut justru berada di toko buku? Itulah yang menjadi ide bagi pemilik Acqua Alta. Menjadikan perahu, gondola, dan kano sebagai rak buku, baik itu buku baru maupun seconhand.
Selain raknya yang nyeleneh, Acqua Valta juga memiliki tangga yang terbuat dari tumpukan ensiklopedia kuno. Tangga ini nantinya akan mengarah ke pemandangan kanal di sebelah toko buku. Melihat perabotnya yang aneh-aneh, pengunjung pun banyak yang berkelakar ‘sekali pun toko buku tersebut dilanda banjir dari kanal, ensiklopedia dan buku-bukunya akan terselamatkan oleh perahu, gondola, dan kano yang telah dijadikan rak. Multifungsi!
Word on the Water, London, Inggris
Mirip dengan Acqua Valta, Word on the Water juga memiliki hubungan yang erat dengan perahu dan kanal. Bedanya, Word on the Water justru mengunakan perahu sebagai toko buku dan berlayar di sepanjang Regent’s Canal di London.
Selain sebagai toko buku, perahu tersebut juga menjadi tempat tinggal pemiliknya, Paddy Screech. Keluar dari pekerjaannya yang terdahulu di tahun 2011, Screech memutuskan untuk membikin sebuah toko buku terapung. Kabar terbaru menyebutkan bahwa Word on the Water ditawari sebuah tempat permanen di dekat Granary Square, King’s Cross. Mungkin namanya akan berubah menjadi Word on the Water on the Land?
Wild Rumpus, Minneapolis, Amerika Serikat
Berbeda dari kesan toko buku kebanyakan yang hangat dan bersahabat, Wild Rumpus justru menawarkan konsep yang sedikit liar. Apa yang bisa ditemukan di sini bukan cuma buku, tetapi juga berbagai macam hewan.
Ada sepasang tikus bernama Tilly dan Pip yang tinggal di dalam kandang kaca di bawah papan lantai, sehingga pengunjung bisa melihat keduanya berlarian. Ada juga sepasang chincilla, Amelia dan Mr. Skeeter, yang ditemani oleh sepasang ferret bernama Doodle dan Ferdinand. Selain itu, Wlid Rumpus juga dihuni oleh tiga ekor kucing, sepasang merpati, tiga ekor cockatiel, sepasang ayam, seekor kadal bernama Spike, dan seekor tarantula bernama Thomas Jefferson!
Shakespeare and Company, Paris, Perancis
Memiliki koleksi buku sastra yang sangat kaya, serangkaian acara berkualitas, dan sejarah yang sangat panjang; tak salah kalau Shakespeare and Co menjadi salah satu toko buku terbaik di dunia. Menurut Jen Campbell, pengarang The Bookshop Book, toko buku yang terletak di tepi Sungai Seine ini telah memiliki segala kriteria yang diperlukan sebagai toko buku sejati.
Shakespeare and Co sendiri dibuka oleh seorang Amerika bernama George Whitman. Mengusung konsep yang akan membawa pengunjungnya ke dalam ‘magic world’, Shakespeare and Co juga dimaksudkan untuk menghormati Sylvia Beach, seorang Amerika lainnya yang mengelola toko buku dengan nama yang sama di tahun 1919. Sebagai catatan, Shakespear and Co milik Beach merupakan tempat berkumpulnya pengarang kelas dunia seperti James Joyce, Ezra Pound, dan Ernest Hemingway.
Unik, nyentrik, bahkan berbeda dari toko-toko buku mainstream, itulah yang menjadikan empat toko buku di atas menjadi layak untuk dikunjungi. Selamat berwisata dan berburu buku! Next