Tidak hanya punya destinasi wisata menarik, sejumlah negara ini juga memiliki tradisi unik yang berhubungan dengan pukul dan cambuk. Sebagian besar merupakan simbolik dan mempunyai makna tertentu. Seperti apa kegiatan tersebut? Simak ulasannya.
Baca juga : 4 Pajak Tak Lazim di Dunia, Bernafas pun Ditarik Bayaran
Pukul Pria Pakai Tongkat Saat Lath Maar, India
Teman Traveler ada yang pernah mendengar Festival Holi di India? Sebuah perayaan sebagai wujud kemenangan terhadap holika alias roh jahat. Event tersebut cukup diincar oleh wisatawan mancanegara, sebab mereka dapat berpartisipasi saling melempar bubuk warna. Nah tradisi pukul dan cambuk berikut merupakan bagian dari kegiatan tersebut.
Orang-orang menyebutnya Lath Maar yang secara harfiah berarti memukul dengan tongkat. Para perempuan akan memukul pria yang melindungi diri dengan tameng kayu. Pada sesi ini, pria tidak diperkenankan membalas pukulan dan hanya boleh melindungi diri.
Tradisi ini sudah berlangsung sejak lama dan dilaksanakan berdasarkan kisah mitologi India kuno. Konon Dewa Krishna dan kawan-kawannya menggoda Radha, sang kekasih, dan teman-temannya. Akhirnya para perempuan itu pun mengusir Dewa Krishna dan teman-temannya menggunakan tongkat.
Cambuk Cewek Ketika Paskah, Ceko
Teman Traveler biasanya antusias saat merayakan hari raya, bukan? Namun hal itu tidak berlaku bagi perempuan di Ceko saat perayaan Paskah. Kaki mereka akan sedikit dicambuk oleh para anak laki-laki, menggunakan batang willow yang telah dibentuk kelabang.
Pohon tersebut dipercaya mengandung khasiat tertentu, sehingga para perempuan yang kena cambuk dipercaya akan mendapat kesehatan, kesuburan, dan kecantikan sepanjang tahun. Para anak laki-laki yang telah mencambuk seorang perempuan biasanya akan mendapat telur atau coklat.
Tradisi pukul dan cambuk tersebut sudah tidak banyak dilakukan, sebab dipandang sebagai bentuk kekerasan terhadap perempuan. Sehingga biasanya para pria hanya membuat cambuk sebagai simbol perayaan Paskah.
Barong Brutuk, Bali
Indonesia ternyata juga punya tradisi pukul dan cambuk yang berlangsung di Bali, disebut Barong Brutuk. Pementasan tersebut dilakukan di pura, di mana pemeran Barong Brutuk berkeliling dan menyabetkan cambukan kepada penonton. Lecutan tersebut dipercaya sebagai obat yang dapat menyembuhkan penyakit si penonton.
Barong Brutuk sendiri dipercaya sebagai wujud dari rencang atau anak buah Ratu Sakti Pancering Jagat atau disebut juga Ratu Ayu Dalem Pingit Dasar. Tidak hanya cambukannya, pakaian Barong Brutuk yang terbuat dari daun pisang kering juga dipercaya membawa berkah dan keselamatan.
Cari Kekasih dengan Mukul Saat Dyngus Day, Polandia
Masih ada lagi tradisi pukul dan cambuk yang dilakukan saat perayaan Paskah atau biasa disebut Dyngus Day di Polandia. Para pria akan mencambuk perlahan perempuan yang disukainya saat perayaan berlangsung. Cambuk yang digunakan pun hampir sama dengan kepunyaan Ceko saat Paskah.
Selain mencambuk, para pria dapat menyemprot perempuan single yang disukainya. Penggunaan air sebagai wujud dari ritual baptis yang menggambarkan pembersihan, pemurnian, dan kesuburan.
Kaki Dipukul Sebelum Malam Pertama, Korea Selatan
Tradisi pukul dan cambuk ternyata berlaku bagi pengantin pria di Korea Selatan. Kaki mereka akan diikat oleh keluarga mempelai perempuan, kemudian dipukul dengan ikan korvina yang telah dikeringkan.
Sembari dipukul, biasanya keluarga pengantin perempuan akan mengajukan sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan keluarga sang mertua. Tradisi itu pun dipercaya dapat memperkuat pengantin pria dalam menjalani kehidupan berumah tangga.
Seperti itulah 5 tradisi pukul dan cambuk yang merupakan kegiatan bermakna bagi beberapa orang. Apakah ada kegiatan serupa di tempat tinggal Teman Traveler? Next