Datang ke Singapura tak lengkap rasanya bila belum berkunjung ke Hawker Centre, pujasera atau food court yang jadi pusat berkumpulnya ratusan makanan kaki lima. Makanan multikultural tersaji lengkap seperti makanan Malaysia, Indonesia, China, dan India. Harganya sangat terjangkau dengan rasa lezat yang jadi prioritas. Beberapa makanan yang populer di Hawker ialah laksa, chicken rice, carrot cake, hingga char kwat teow. Namun, teman traveler perlu tahu bahwa wisata kuliner “Hawker” merupakan warisan budaya Singapura. Yuk kita kulik!
Baca juga : Coto Marannu, Nikmatnya Bikin Perut dan Hati Bahagia!
Sejarah Berdirinya Hawker
Pada tahun 1970-an, menjajakan makanan merupakan profesi favorit bagi mereka yang mau mulai bekerja di Singapura. Pasalnya, banyak pedagang makanan kaki lima yang bermunculan menjajakan kuliner di Orchard Road dan Chinatown. Berkumpulnya kerumunan pedagang tersebut membuat pemerintah Singapura berinisiatif untuk menampung mereka di area khusus yang memiliki fasilitas memadai. Bahkan, kini Singapura telah memiliki lebih dari 100 hawker yang tersebar di seluruh wilayah.
Berbagai Macam Hawker di Singapura
Ratusan hawker di Singapura sudah tersebar di berbagai wilayah. Rasanya teman traveler harus mencicipi tiap hawker untuk mengenal makanan-makanan terbaik yang disajikan. Namun, ada beberapa hawker terbaik yang masuk dalam The Best Singapore yakni Chinatown Complex Food Centre, Chomp Chomp Food Centre, Maxwell Road Hawker Centre, Tiong Bahru Market Hawker Centre, dan Old Airport Road Food Centre. Dari 5 daftar tersebut, Maxwell menjadi yang paling populer dengan menu makanan kaki lima yang lezat seperti Zhen Zhen Porridge dan Tian Tian Hainanese Chicken Rice.
Pengakuan UNESCO
Dilansir dari laman Kompas.com, hawker masuk sebagai warisan budaya tak benda manusia yang telah diakui oleh UNESCO. Tradisi makan komunal tersebut dianggap memiliki nilai budaya tersendiri. Bahkan hawker menjadi pusat berkumpulnya orang dari berbagai suku bangsa dan latar belakang budaya berbeda yang sekaligus menjadi ruang komunitas. Perdana Menteri Lee Hsien Loong menjadi penggagas yang mendorong hawker masuk sebagai nominasi warisan budaya Singapura. Lee Hsien menganggap jika hawker adalah bagian lekat dari negara yang menjadi identitas Singapura dan sebagai cara untuk mempromosikan budaya agar mampu bertahan di masa depan. Ia juga menganggap hawker bisa menjadi cara agar masyarakat dunia mengenal wisata kuliner Singapura.
Tantangan Hawker di Masa Depan
Meski kepopuleran hawker saat ini masih berlangsung, namun ada tantangan di masa depan yang harus dihadapi. Pedagang kaki lima di hawker kini lebih didominasi oleh orang tua yang menginjak usia 60 tahun. Tak banyak dari mereka yang mewariskan pengetahuan kuliner pada pewarisnya. Apalagi profesi seperti menjajakan makanan kurang diminati oleh kaum milineal. Mereka lebih senang bekerja di kantor karena tidak menuntut fisik yang kuat dan jam kerja yang panjang. Sementara, ancaman hilangnya hawker adalah munculnya food court di setiap mall. Pasalnya mall menyajikan tempat yang nyaman untuk dijadikan tempat bersinggah makan.
Hakwer center tak hanya menjadi wisata kuliner tapi juga warisan budaya yang patut dilestarikan. Sayangnya, perkembangan jaman modern membuat hawker kurang diminati lagi. Bagi teman traveler yang berkunjung ke Singapura patut mencoba makanan di hawker. Tangan-tangan terampil dari para penjaja pasti akan memberi kesan rasa yang istimewa. Next