Dikenal sebagai kota terbesar Indonesia di luar Pulau Jawa, bukan sesuatu yang mengherankan jika Medan punya banyak potensi wisata luar biasa. Dari sisi sejarah, kota tersebut juga punya sederet kisah masa lalu yang menarik diikuti. Salah satu bukti peninggalan sejarah menarik di Medan adalah Gedung BKS-PPS.
Baca juga : Wedang Tahu Pak Adi, Kelembutan di Tengah Dinginnya Malam
Gedung BKS-PPS terletak di pertemuan antara tiga jalan besar di Medan, Palang Merah, AVROS, dan Ahmad Yani. Bangunannya begitu megah dan mencolok, seperti tak berasal dari Indonesia. Jika diselami, bangunan megah ini punya kisah masa lalu yang cukup menarik.
Berusia Lebih dari Satu Abad
Gedung BKS-PPS dibangun pada tahun 1918 oleh seorang arsitek bernama G.H Mulder. Bangunan ini memegang peranan penting dalam sejarah agraria di Indonesia, khususnya kota Medan. Sebab dulunya gedung dengan arsitektur indah ini merupakan milik AVROS.
AVROS merupakan akronim dari Algemeene Vereeniging van Rubberplanters ter Oostkusst van Sumatera. Perusahaan perkebunan ini sebenarnya bukan murni milik Belanda, karena di dalamnya juga tergabung pihak asing lain seperti Inggris, Belgia, Jerman, dan Prancis. Memasuki tahun 1930-an, Gedung AVROS sempat menjadi lokasi pembayaran upah para buruh kontrak yang bekerja di perkebunan karet dan tembakau.
Fungsi Terus Dipertahankan
Meski sudah lebih dari seratus tahun berlalu, gedung AVROS masih menjalankan fungsi yang sama. Sejak 1967 namanya memang berganti menjadi BKS-PPS, kepanjangan dari Badan Kerja Sama Perusahaan Perkebunan Sumatera. Namun secara fungsi tak ada banyak perubahan berarti.
Di gedung ini tersimpan semua data pegawai perkebunan di Sumatera, lengkap dengan sidik jarinya. Bahkan konon pemilik perkebunan yang tercatat di kantor ini masih merupakan warga asing. Jika dulu bangsa Eropa, kini hampir sebagian lahan menjadi milik warga Malaysia.
Gedung Bergaya Art-Deco
Gedung AVROS atau BKS-PPS termasuk salah satu bangunan warisan zaman Belanda di Medan yang keindahannya masih terjaga hingga kini. Keunikan arsitekturnya membuat warisan era kolonial ini selalu menarik perhatian para wisatawan. Entah mereka yang tertarik mengetahui sejarah panjang di balik pembangunannya, atau hanya sekedar ingin berfoto dengan suasana ala Eropa.
Jika melihat dari kubah melengkungnya, bangunan dengan empat lantai dan jendela-jendela kaca besar ini dibangun di awah pengaruh gaya arsitektur art deco Abad ke-20. Setiap lantai memiliki balkon dengan model galeri terbuka. Fitur ini konon sengaja diimplemantasikan untuk membuat udara di dalam bangunan tetap terasa sejuk.
Sentakan Menara Jam
Salah satu fitur menarik di Gedung BKS-PPS adalah keberadaan Menara Jam. Menurut beberapa sumber, mesin jam yang digunakan adalah buatan Belanda dan diproduksi pada 1920. Sempat ada mekanik khusus yang ditugaskan untuk merawat jam tersebut.
Dalam kondisi prima, dentangan jam di Gedung AVROS bisa terdengar hingga beberapa meter jauhnya. Namun seiring berjalannya waktu dan padatnya kondisi lalu lintas di sekitar gedung, sentakan jam kini hanya sekedar menjadi salah satu kisah masa lalu.
Itulah tadi sedikit gambaran mengenai keindahan dan daya tarik Gedung BKS-PPS alias Gedung AVROS di Medan. Jika sobat traveler kebetulan sedang berada di Sumatra Utara dan tertarik dengan wisata berbau sejarah, terutama era kolonialisme, tak ada salahnya berkunjung ke lokasi ini. Next