Dijuluki sebagai Kota Pahlawan, Surabaya memiliki beragam kisah sejarah yang menarik untuk dipelajari. Terutama yang ada kaitannya dengan masa kolonialisme dan perang kemerdekaan. Beruntung, warga lokal kini punya lokasi pas untuk melakukan hal tersebut di Museum Surabaya SIOLA.
Baca juga : Desa Wisata Cibuntu, Camping Asik Ditengah Suasana Menarik
Museum Surabaya SIOLA sendiri punya sejarah yang unik. Sempat beberapa kali digunakan sebagai gedung pusat perbelanjaan, kini justru menjadi sebuah kapsul waktu berisi ragam benda penting dan bersejarah. Jika sobat traveler ingin pengalaman jalan-jalan yang berbeda, tak ada salahnya sesekali datang ke sini.
Sejarah Nama SIOLA
Museum Surabaya SIOLA terletak di sudut pertemuan antara Jl Genteng Kali dan Jl Tunjungan. Dulunya gedung ini merupakan milik investor Inggris, yang memanfaatkannya sebagai pusat toko serba ada. Waktu berlalu, tempat yang sama sempat jadi toko koper merk Chiyoda di era pendudukan Jepang, sebelum akhirnya tutup seiring kekalahan Negeri Matahari Terbit di Perang Dunia II.
Memasuki masa kemerdekaan, gedung kemudian disewa oleh sejumlah pengusaha lokal, Soemitro, Ing Wibisono, Ong Liem, dan Ong. Keempatnya patungan untuk mengontrak gedung dari Pemerintah Kota dan menamakannya SIOLA, akronim dari nama mereka sendiri. Gedung SIOLA kemudian dijadikan semacam pusat perbelanjaan dan bisa dibilang sebagai mall pertama di Kota Pahlawan.
Berevolusi Menjadi Museum
Gedung SIOLA sempat menjadi pusat perbelanjaan populer selama kurang lebih 28 tahun di Surabaya. Namun lambat laut mereka tak bisa lagi bersaing dengan usaha sejenis yang lebih modern. Memasuki 1998, semua aktivitas usaha di SIOLA pun tutup.
Pertengahan 2015, gedung akhirnya dibuka kembali sebagai museum sementara lantai atasnya dimanfaatkan sebagai kantor pemerintah kota. Hal ini terjadi atas prakarsa Walikota Risma, yang sebelumnya sudah punya cita-cita mendirikan museum khusus sejarah Surabaya, namun terganjal besarnya dana membangun gedung baru.
Koleksi Penting dan Ikonik
Museum Surabaya SIOLA konon memiliki lebih dari 1.000 koleksi. Hampir semuanya memiliki peran penting dalam sejarah perkembangan Kota Pahlawan. Mulai dari era walikota pertama, A Meyroos, hingga Tri Rismaharini.
Museum ini juga menyimpan memorabilia yang ada kaitannya dengan sejumlah tokoh ikonik Surabaya. Sebut saja replika biola Wage Rudolf Supratman, pencipta lagu Indonesia Raya. Selain itu masih ada piano antik yang dulunya pernah dimiliki musisi legendaris Gombloh. Hingga beberapa display kendaraan umum lawas Kota Pahlawan, seperti becak malam, bajaj, dan angguna.
Terbuka untuk Umum
Museum Surabaya SIOLA terbuka untuk semua kalangan. Siapapun boleh datang dan mempelajari seluk-beluk sejarah Kota Pahlawan di sini. Mereka buka antara pukul sembilan pagi hingga delapan malam. Cocok sekali bagi sobat traveler yang ingin jalan-jalan santai di akhir pekan sembari menambah pengetahuan. Apalagi masuk sini tak dibebani tiket masuk alias gratis.
Itulah tadi sedikit gambaran mengenai kisah menarik dan juga beberapa daya tarik Museum Surabaya SIOLA. Bagi sobat traveler yang mendambakan destinasi dengan nuansa sejarah, berkunjung ke lokasi ini sangat direkomendasikan. Next