Gunung Budheg berada di Desa Tanggung, Kecamatan Boyolangu. Tingginya mencapai 585 mdpl. Sebagai salah satu wisata andalan di Tulungagung, gunung ini menawarkan pesona keindahan yang seolah tak akan pernah pudar.
Baca juga : Ternyata Ini Alasan Kenapa Di Hotel Hanya Ada Bantal
Pagi hari yang cerah dihiasi lukisan awan putih dengan langit biru. Sore terasa semarak lewat semburat jingga di ufuk barat. Sementara di malam hari, kita bisa melihat indahnya pemandangan kota Tulungagung, lengkap dengan kerlap-kerlip lampunya. Daripada Teman Traveler penasaran, yuk kita ulasan Gunung Budheg berikut ini.
Terjangkau Dengan Fasilitas Lengkap
Di atas puncak Gunung Budheg kita bisa memandang panorama
360 derajat Kota Tulungagung. Asyiknya lagi, gunung ini berada di lingkungan pemukiman penduduk. Cukup dekat dengan daerah perkotaan.
Tiket masuk kawasan Gunung Budheg sangat murah, yaitu Rp5.000 per orang. Teman Traveler nantinya akan dibekali kantong kresek untuk menampung sampah non-organic. Hal ini dilakukan sebagai bentuk gerakan cinta lingkungan.
Fasilitas di kawasan wisata ini sudah semakin berkembang. Area parkir memadai tersedia untuk mobil dan sepeda motor. Di beberapa titik terdapat pos pendakian untuk beristirahat. Selain itu, ada juga gardu agar pengunjung bisa melihat pemandangan sekitar lebih nyaman.
Budheg termasuk gunung kecil yang cocok untuk pendaki pemula. Belakangan tengah getol dikembangkan menjadi lokasi wisata. Tak heran jika di sekitar sini Teman Traveler akan menemui toilet, mushola dan warung makan.
Mengisi liburan dengan mendaki gunung, bukan pilihan buruk. Selain membuat tubuh bugar dengan menapaki jalur menanjak, kita dapat sekaligus menyegarkan pikiran dan melepas stres dari rutinitas pekerjaan.
Rute Pendakian
Ada dua jalur pendakian yang bisa dilewati pengunjung. Rute utama adalah jalur barat dengan alur yang lebih mudah. Sedangkan sisi lainnya adalah jalur utara dengan medan jauh lebih sulit dan jarang dilalui.
Bila sudah sampai puncak, selain pemandangan yang indah kita juga bisa melihat Patung Joko Budheg. Patung tersebut dibuat berdasarkan cerita legenda yang selama terkenal di antara warga sekitar.
Umumnya para pendaki akan berangkat sore hari kemudian berkemah di puncak gunung. Dengan demikian mereka bisa menikmati keindahan Tulungagung di malam hari. Selanjutnya saat pagi tiba, akan ada panorama sunrise yang mempesona.
Lokasi Kegiatan Skala Besar
Gunung Budheg sudah beberapa kali menjadi lokasi diadakannya acara skala besar. Salah satunya adalah pengibaran bendera raksasa merah putih setiap tanggal 17 Agustus.
Guna memeriahkan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia; ratusan siswa, anggota komunitas, dan kalangan umum naik ke puncak untuk mengibarkan Sang Saka dengan penuh kebanggaan.
Kegiatan lain yang pernah diselenggarakan di sini adalah Kemah Budaya, bagian dari Festival Gunung Budheg ‘Bhakti Tanah Leluhur’ yang digelar 2017 lalu. Acara tersebut digelar untuk menguatkan kembali kebudayaan asli daerah Tulungagung.
Tercatat ada sekitar 200an peserta hadir. Tidak hanya dari Tulungagung, namun juga dari Kediri, Blitar, Gresik, Trenggalek, Bojonegoro, dan sekitarnya.
20 April 2017 silam, kawasan ini sempat dijadikan sebagai tempat transit turis mancanegara. Mereka singgah sejenak sebelum mengikut World Rainbow Gathering di Pantai Ngalur, Tulungagung. Kegiatan tersebut diikuti sekitar 500an peserta dari 70 negara di dunia.
Nah, kurang keren gimana coba? Teman Traveler yang sedang liburan ke Tulungagung harus memasukkan Gunung Budheg ini sebagai daftar kunjungan. Jangan sampai lewatkan wisata alam dan sejarah yang sangat melegenda ini. Selamat liburan! Next