Jalan-jalan ke Korea Selatan tentu tak lengkap jika belum menjajal kulinernya. Apalagi negeri Ginseng punya beberapa area street food terkenal. Salah satu yang tak boleh terlewatkan adalah jajanan halal Myeong-dong Street Market.
Baca juga : House Of Raminten, Menikmati Kuliner Jogja dengan Pelayanan Ala Jawa
Tak perlu bingung menentukan antara makanan halal dan non-halal. Simak saja pengalaman kontributor Travelingyuk, Rahmania Santoso, berburu jajanan halal di Myeong-dong Street Market.
Myeong-dong Street, Pusat Belanja Tradisional Korsel
Buatku, pergi ke suatu daerah baru itu wajib hukumnya buat cari jajan pasarnya. Salah satu alasanku adalah biar kita bisa berkomunikasi langsung dengan orang lokalnya.
Ya, walaupun sesekali kita harus merasakan missed communication karena sama-sama nggak paham bahasa lawan bicara. Tapi nyatanya sih, sejauh pengalamanku selama jalan di Korea kemarin, kayaknya orang di pasar lebih jago Bahasa Inggris daripada SPG di mall. Hihihi.
Myeongdong street market adalah sebuah shopping center tradisional yang mirip sama pasar malam. Ada banyak toko-toko baju dan kosmetik. Ruas-ruas jalannya dipenuhi pedagang kaki lima. Nggak ada kendaraan bermotor masuk ke distrik ini, semuanya berjalan kaki. Menyenangkan!
Mudah Dijangkau
Cara datang kesana gampang banget karena rute di stasiun udah jelas terpampang. Kali ini, aku mulai dari Hongik University Station. Cukup mencari kereta api tujuan Stasiun Euljiro 1 tanpa transit. Kurang lebih 10 menit kita akan sampai di stasiun tujuan.
Berikutnya cari jalan keluar sampai ketemu Lotte Duty Free (shopping center). Setelah itu lanjutkan dengan jalan kaki sampai ketemu Myeongdong Street Market di sisi kiri.
Kalau udah nemu tangga ke bawah tanah, langsung turun dan ikuti jalurnya saja. Nggak usah takut nyasar, banyak banget orang yang lewat dan berjualan di bawah tanah. Insya Allah aman. Setelah keluar dari jalan bawah tanah, artinya kamu udah sampai di Myeong-dong street market. Horeee!!
Hati-hati Jajanan non-Halal
Di Myeong-dong, kita akan langsung disambut banyak pedagang yang saling teriak bersahutan mempromosikan dagangannya. Jujur, dari sekian banyak pedagang, mulai dari pakaian dan segala pernak pernik korea, aku terus berusaha buat cari hottang (hotdog kentang).
Hottang sendiri masuk salah satu jajan pasar Korea terlaris dan terkenal di YouTube. Sayangnya, susah banget cari hottang disini. Heran juga, padahal aku udah pasang mata dari awal. Tapi masih nggak ketemu juga. Sedih.
Ada banyak macam jajanan disini. Tapi buat seorang muslim, harus hati-hati karena banyak banget makanan yang mengandung babi. Salah satunya dumpling.
Saking tergoda sama bentuk dan aromanya, aku jadi nggak kuat sendiri. Sampai semua gerai yang jual dumpling aku tanya “is it pork?”, Karena berharap ada yang jual chicken dumpling. Ternyata semua babi. Sedih lagi.
Jatuh Cinta dengan Baked Cheese
Nyerah nggak nemu dumpling halal, aku pilih jajan yang ada gambar ayam di rombongnya, atau memang aku yakin pasti itu bukan babi.
Akhirnya, aku jatuh hati sama baked cheese. Dari judulnya aja udah bikin ngiler! Baked cheese bisa dibilang sate keju yang di-mix sama teoppoki. Satenya dipanggang dan dikasih kucuran milk sauce atau susu kental manis.
Satu tusuk harganya KRW 3000. Rasanya jangan ditanya! Enak dan unik banget. Kalau kamu termasuk tikus-tikus pecinta keju kayak aku. Kamu wajib cobain baked cheese.
Kejunya nggak mencair dan kenyal. Rasa asinnya keju, dicampur manisnya milk sauce benar-benar pas dan nggak enek.
Chicken Teopokki Tak Boleh Terlewat
Selain itu, aku juga cobain Chicken Teoppoki. Sering banget ketemu makanan dicampur teoppoki di Korea. Ayam dan teoppoki-nya digoreng massal dengan bumbu teriyaki.
Satu bowl Chicken Teoppoki harganya KRW 5000. Kalau kataku sih rasanya nggak beda jauh sama Koloke. Cuma yang ini sausnya teriyaki dan dicampur taeppoki, kalau Koloke pakai saus asam manis. FYI, yang jual ganteng banget!! Layak juga dicoba, hehehe.
Jajan Korea Mirip Martabak
Nggak cuma itu, aku juga cobain satu makanan yang rasanya mirip martabak. Nggak ada nama internasional di rombongnya. Pas aku tanya ke pedagangnya, kita berdua malah gagal paham. Kan aku bingung juga, hehe.
Bentuknya bulat kecil agak pipih, dipanggang massal diatas wajan besar. Cara penyajiannya dibelah jadi dua dan di masukkan dalam cup kecil. Ada beberapa varian rasa loh! Dan salah satu yang aku pilih adalah kombinasi vegetable dan melted cheese.
Aku nggak tau apa semua makanan yang aku cobain benar-benar enak, kelaparan, atau karena suasananya yang mendukung. Tapi yang jelas vegetable and melted cheese ini berhasil bikin aku kangen Myeongdong!
Gulali Tradisional
Last, aku cobain satu jajanan yang kayaknya tradisional banget. Penjualnya nenek-nenek dan sejauh aku jalan-jalan, cuma ada satu tempat yang jualan jajan ini disana.
Teksturnya krispi, rasanya manis banget dan ada pahitnya di ujung. Mirip karamel gula merah. Gulali ini harganya KRW 1000. Buat aku sih kemanisan, but still ok!
Eh iya, bagusnya di Myeongdong ini, setiap kali kita selesai jajan di satu tempat dan bawa cup kosong, pedagang lain pasti akan langsung ambil cup itu dan dibuang ke tempat sampah mereka. Wah, coba kalau di Indonesia sistemnya gitu juga ya. Terharu deh pasti. Semoga suatu hari bisa! Next