Teman Traveler termasuk penggemar kereta api? Kurang sah rasanya jika kalian belum memahami seluk-beluk sejarah perkeretaapian Indonesia. Di tengah kenyamanan transportasi modern seperti kereta bandara, MRT, dan LRT, pernahkah terlintas dalam benak kalian, bagaimana perkembangan kereta api Tanah Air hingga berjaya seperti sekarang? Bisa lho jalan-jalan sambil cari tahu di Indonesian Railway Museum.
Baca juga : Menilik Sejarah Ayam Taliwang Sampai Akhirnya Menjadi Kuliner Perdamaian
Berdiri megah di Jalan Stasiun No. 1 kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, museum mulanya bernama Museum Kereta Api Ambawara ini bisa menjadi lokasi pas untuk Teman Traveler berlibur sembari belajar banyak soal sejarah kereta api Indonesia. Yuk, simak ulasan lengkap soal Indonesian Railway Museum berikut ini.
Awal Mula Museum
Berstatus museum kereta api terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara, Indonesian Railway Museum lahir dari Stasiun Willem I. Didirikan pada 1873 oleh Nedherlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM), stasiun ini digunakan sebagai sarana pengiriman persenjataan militer, komoditas ekspor, dan transportasi para tentara di wilayah Jawa Tengah.
Stasiun Willem I pernah mengalami renovasi pada 1907. Semua material bangunan yang mulanya terbuat dari kayu dan bambu diganti dengan batu bata.
Tak lama setelah Stasiun Willem I resmi ditutup pada 1976 oleh Gubernur Jawa Tengah saat itu, Supardjo Rustam, bangunan dialihfungsikan menjadi Museum Kereta Api Ambarawa. Untuk menunjang kebutuhan destinasi wisata sejarah perkeretaapian yang lebih layak dan memadai, museum sempat ditutup sementara waktu untuk renovasi di akhir 2012.
Kini, dengan branding baru Indonesian Railway Museum, tempat ini diharapkan bisa kian menarik minat masyarakat untuk mengenal sejarah dari perkeretaapian Indonesia.
Tiket Masuk Terjangkau
Buka mulai pukul 08.00 hingga 17.00, Indonesian Railway Museum mematok tiket masuk Rp10.000 untuk dewasa dan Rp5.000 untuk anak-anak usia 3-12 tahun. Loket pembelian tiket kini terlihat lebih rapi dan modern dibanding sebelum renovasi. Sepanjang dinding sebelum counter pemeriksaan tiket, Teman Traveler akan disuguhi deretan foto tua sejumlah stasiun di Indonesia.
Informasi Lengkap Sejarah Kereta Api Indonesia
Hasil revitalisasi museum kembali terlihat begitu Teman Traveler memasuki area dalam museum. Kalian akan disambut informasi lengkap seputar perjalanan lahirnya kereta api di Indonesia. Mulai dari gagasan kereta api pertama pada 1840 hingga lahirnya kereta bandara Soekarno-Hatta di 2018.
Semua informasi disajikan lengkap dengan dukungan gambar-gambar menarik berukuran besar. Terpajang di dinding sepanjang kurang lebih 45 meter.
Koleksi Aset Bersejarah
Indonesian Railway Museum kini memiliki setidaknya 206 koleksi bersejarah. Terdiri dari 26 lokomotif uap, empat lokomotif diesel, lima kereta, enam gerbong dari berbagai daerah, dan puluhan alat kerja.
Salah satu aset bersejarah yang bisa Teman Traveler jumpai di Indonesian Railway Museum adalah lokomotif uap CC 5029, satu di antara 30 unit lokomotif uap CC 50 yang dipesan langsung dari Eropa pada 1927. Lokomotif uap ini benar-benar handal dan teruji di jalur sulit, menanjak, dan berbukit-bukit. Dalam kondisi prima, mampu melaju 55 kilometer per jam dengan menarik rangkaian seberat 1.300 ton.
Kereta Wisata Reguler
Selain mempelajari informasi lengkap soal sejarah kereta api Indonesia dan mengagumi ratusan koleksi menarik, di sini Teman Traveler juga bisa menjajal serunya berkeliling naik kereta wisata.
Melintasi jalur Ambarawa-Tuntang (PP) selama kurang lebih 60 menit, Teman Traveler akan dikenakan tiket Rp50.000 per orang untuk menikmati perjalanan menggunakan kereta wisata reguler ini. Bisa kalian beli secara on the spot di loket tiket masuk museum.
Kereta yang terdiri dari rangkaian tiga gerbong kayu ini akan ditarik menggunakan lokomotif D 301 24, loko diesel vintage hidrolik buatan pabrik Fried Krupp, Jerman tahun 1962.
Kereta wisata hanya berangkat pada hari Sabtu, Minggu, dan Libur Nasional. Beroperasi tiga kali ketika Sabtu (pukul 11.00, 12.00, dan 14.00) dan empat kali pada Minggu (pukul 10.00, 12.00, 13.00, dan 14.00).
Teman Traveler wajib datang lebih awal agar kebagian tiket kereta wisata ini. Pasalnya pengunjung museum akan lebih membludak di akhir pekan. Tiket kereta wisata pun bakal lebih cepat ludes terjual.
Kereta Wisata Sewa
Teman Traveler juga bisa memili alternatif lain yaitu menggunakan kereta wisata sewa untuk rombongan. Selain rute Ambarawa-Tuntang (PP), kereta ini juga melintasi jalur Ambarawa-Bedono (PP). Sama seperti kereta wisata sebelumnya, rangkaian kereta ini juga ditarik menggunakan lokomotif uap.
Biaya sewa kereta wisata rombongan berkisar antara Rp5 juta-Rp15 juta dengan kapasitas penumpang antara 40-120 orang. Teman Traveler yang berminat memesan kereta wisata ini dapat menghubungi Pengusahaan Aset DAOP IV Semarang.
Dengan naik kereta wisata ini, Teman Traveler akan seolah dibawa mundur ke ratusan tahun lalu, melewati jalur kereta api yang pernah dilalui oleh tentara kolonial Belanda. Pasti seru banget!
Fasilitas Pendukung Lain
Seperti objek wisata umumnya, Indonesian Railway Museum sudah menyediakan fasilitas seperti toilet dan mushola. Pasca renovasi, ada beberapa sudut Instagramable untuk berswafoto, seperti di pintu masuk utama museum dan di halaman samping stasiun.
Teman Traveler juga bisa menemukan dua stasiun mini bernama Cikoya dan Cikayur. Tempat ini biasa digunakan pengunjung untuk menunggu kereta wisata datang.
Selain digunakan sebagai wisata sejarah, Indonesian Railway Museum juga bisa disewa untuk bermacam keperluan lho. Mulai dari pemotretan, syuting, pameran, resepsi pernikahan, bazar, pentas seni, workshop, dan sebagainya.
Dengan fasilitas yang begitu lengkap dan memanjakan, tak salah rasanya jika Indonesian Railway Museum menyandang gelar museum kereta api terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara. Makin bangga deh dengan wisata Indonesia. Yuk Teman Traveler, agendakan liburan ke museum ini! Next