Jika Teman Traveler menghabiskan libur lebaran di Tulungagung, ada satu kuliner malam yang pantang dilewatkan. Dikenal sebagai Warung Kitun, kedai legendaris ini dikenal dengan menu andalan nasi pecel.
Baca juga : Campervan di Jogja, Menikmati Liburan Seru Dengan Camping
Nama warung diambil dari nama pemilik terdahulu dan sudah eksis hingga 30 tahun lamanya. Rasa racikan masakan di sini dijamin bakal memukau lidah Teman Traveler. Yuk, kita intip bersama seperti apa istimewanya jujugan kuliner satu ini.
Tak jauh dari pusat kota dan sedikit masuk gang, Warung Kitun biasanya mulai buka sejak pukul 20.00 hingga menjelang subuh. Selama Ramadan dan Lebaran, pengunjungnya bakal makin membludak.
Apalagi lokasi warung ini berdekatan dengan beberapa kampus ternama di Tulungagung. Banyak penghuni kos-kosan kerap menjadikan Pecel Kitun sebagai alternatif utama mengisi perut di jam-jam kalong.
Tak heran jika Warung Kitun biasanya tutup lebih awal. Baru memasuki pukul 03.00 dini hari, seluruh stok makanan biasanya sudah habis tak berbekas. Jika penasaran ingin mencicipi, Teman Traveler sebaiknya buru-buru datang ke sini ya.
Sedikit Tersembunyi, Tapi Rasanya Juara!
Mengunjungi kuliner satu ini memang perlu ketelitian lebih Teman Traveler. Hal tersebut tak lain karena lokasinya sedikit tersembunyi di antara gang perumahan warga. Warung yang masuk wilayah Desa Jepun, Kecamatan Tulungagung ini berada di gang menuju arah selatan dari jalan raya utama kota.
Tak jarang lokasi Warung Kitun membuat pelanggannya bingung, terutama mereka yang baru sekali atau bahkan belum pernah ke sana. Malam hari, gang-gang di sekitar sini memang hampir semuanya kelihatan sama. Bikin orang sering salah tafsir dan akhirnya nyasar.
Tapi Teman Traveler tenang saja. Dari perempatan Tanaman di sebelah selatan alun-alun, kalian tinggal pacu motor ke arah timur hingga perempatan Jepun. Berikutnya belok ke selatan, menuju pertigaan persis sebelum SMK Sore. Setelah itu belok kiri. Kira-kira 500 meter dari sana akan ada keramaian motor di sebelan kanan jalan, di situlah letak Warung Kitun.
Apa? Masih bingung? Teman Traveler bisa tanya ke orang-orang yang masih berkeliaran di sekitar jalan tersebut. Mereka semua pasti tahu kok.
Pecel Kitun Sangat Kaya Rasa
Jika Teman Traveler berpikir harga jadi satu-satunya faktor yang membuat warung ini eksis selama 30 tahun, kalian salah besar. Nasi pecel di sini punya ciri khas, sangat berbeda dengan pecel di warung lain. Sambalnya dibuat dengan resep turun-temurun. Gurih rempeyek kacangnya menawarkan sensasi tiada dua.
Dibanding nasi pecel lain di Tulungagung, komposisi pecel di warung ini bisa dibilang tak terlalu mencolok. Hanya ada potongan rempeyek kacang yang berpadu dengan sambal bercorak jingga, plus kulupan berupa daun kemangi, daun ketela rebus, taoge, dan potongan kacang panjang. Cukup sederhana.
Lantas apa membuat pecel di sini beda dengan lainnya? Tentu tak lain adalah rasa racikan sambalnya. Adonan bumbu bercorak jingga menawarkan sensasi berbeda dibanding nasi pecel umumnya. Aroma dan kesegaran daun jeruknya terasa begitu menonjol. Sangat kuat di tiap suapan.
Sambal pecel di warung lain umumnya berwarna kemerahan lantaran banyak menggunakan gula jawa, Namun di sini elemen tersebut justru dikurangi lantaran ingin lebih menonjolkan rasa gurih.
Tersohor Hingga Banyak Daerah
Itulah Warung Kitun. Dengan cita rasa lokalnya, sanggup menghipnotis para pecinta kuliner hingga tiga dekade lamanya. Seporsi pecel legendaris di sini bisa Teman Traveler tebus dengan bermodal Rp4.000 saja. Jika kurang puas, masih ada menu nikmat lain yang dibanderol sekitar Rp5.000. Sangat murah bukan?
Berkunjung ke sini, Teman Traveler dijamin akan terlena dengan kenikmatan Pecel Kitun. Penasaran ingin membuktikan? Jangan lupa mampir jika sedang berada di Tulungagung! Next