in , ,

New Society Backpackers Hostel Singapura, Serunya Menginap di Mixed Dorm

Serunya Bertemu Teman Baru di New Society Backpackers Hostel Singapura

Kamar di Mixed Dorm New Society Hostel
Kamar di Mixed Dorm New Society Hostel (c) Arfani/Travelingyuk

Kadang sesuatu yang tidak disengaja justru bisa memberikan keseruan dan pengalaman anyar mengasyikkan. Demikian halnya ketika saya menginap di New Society Backpackers Hostel. Mulanya saya hanya berniat memilih akomodasi termurah kala jalan-jalan di Singapura.

Baca juga : MonSoon Cafe Bandung, Nongkrong dan Tetap Produktif

Kala itu saya tak sadar bahwa penginapan yang saya pilih ternyata hanya punya mixed dorm alias ruangan campur laki-laki dan perempuan. Sempat risih di awal, ternyata hal ini justru hadirkan pengalaman seru dan tak terlupakan. Seperti apa? Yuk, simak cerita saya bermalam di New Society Backpackers Hostel.

Sempat Berpikir Negatif

Kondisi mixed dorm yang sempit (c) Arfani/Travelingyuk

Menjelang Hari H keberangkatan, saya masih belum punya gambaran jelas soal konsep mixed dorm. Saya sampai memutuskan bawa selimut dari rumah, berjaga-jaga jika pihak penginapan tidak menyediakan. Pasalnya dari laman mereka hanya ada gambar kasur dan beberapa sudut ruangan saja.

Begitu sampai, saya sempat kaget karena harus naik tangga sembari membawa koper. Untungnya saya kebagian kamar di lantai dua sehingga cukup sekali saja mendaki tangga. Pintu lantas dibukakan dan saya lagi-lagi terkejut, sebab ada banyak pakaian dijemur di ranjang.

Awalnya saya agak takut dan berpikir yang tidak-tidak. Saya khawatir barang saya bakal dicuri atau hilang. Saya juga tak yakin apakah tempat ini aman untuk perempuan. Namun saya coba berpikiran positif, pasti New Society Hostel punya staff yang bisa diandalkan.

Saat itu saya datang siang hari. Suasana hostel relatif sepi karena banyak penghuninya sedang keluar .

Relatif Sempit

Suasana dorm saat lampu padam (c) Arfani/Travelingyuk

Staff hostel memberikan saya kunci loker untuk menaruh barang berharga. Begitu dibuka, di dalamnya ternyata sudah ada selimut. Jadi sia-sia saya membawa dari rumah, malah justru menuh-menuhin koper. Oh ya, petugas hostel juga sempat memberi informasi soal letak tempat tidur dan kamar mandi.

Dorm di sini lumayan sempit, saya jadi kurang leluasa membuka koper. Usai berbenah sebentar, saya lantas memutuskan mandi. Penginapan ini punya dua kamar mandi dan dua wc umum. Sudah tersedia sabun dan shower air hangat yang berfungsi baik.

Usai mandi, saya memutuskan keluar dan baru kembali larut malam. Begitu masuk dorm, semua penghuni nampak berada di ranjang masing-masing. Kondisinya kala itu sudah gelap gulita karena lampu dimatikan.

Ternyata Dorm Menyenangkan!

Menu sarapan tiap hari, free refill (c) Arfani/Travelingyuk

Keesokan harinya, barulah saya melihat jelas para penghuni dorm lainnya. Ada yang berasal dari Eropa, India, Tiongkok, dan masih banyak lagi. Semua berbaur dalam satu ruangan. Pagi itu saya bisa mengamati dengan jelas bagaimana pelancong lain mengawali hari hingga sarapan.

Setiap tamu di New Society Hostel diberi sarapan roti dan minum gratis. Biasanya semua orang akan berkumpul di ruang makan untuk bersantap bersama. Setelah selesai, kami akan mencuci peralatan makan sendiri. Ini adalah pengalaman yang benar-benar baru untuk saya. Kesempatan ini juga kerap dimanfaatkan untuk saling bertegur sapa atau sekedar melempar senyuman satu sama lain.

Hari pertama berlalu dan di hari berikutnya, saya mulai terbiasa dengan kehidupan di mixed dorm. Setelah dipikir-pikir, saya justru menyukai pengalaman menginap seperti ini ketimbang di hotel. Orang-orang dari negara berbeda, bisa berbagi ruangan dan makanan yang sama. Namun menariknya, semua saling menjaga privasi masing-masing. Sungguh luar biasa.

Tak Lagi Khawatir Soal Keamanan

Tempat sarapan bersama (c) Arfani/Travelingyuk

Faktor keamanan yang sempat membuat saya risau, perlahan sudah tak lagi menjadi beban. Berada di New Society Backpackers Hostel, saya sungguh merasa aman dan nyaman. Seolah saya menjadi bagian dari sebuah keluarga besar. Setiap ada tamu yang pergi, saya justru merasa baper. Seperti kehilangan teman.

Dari pengalaman ini, saya bisa simpulkan bahwa dorm adalah pilihan akomodasi murah yang tepat. Apalagi saya sering berada di luar sepanjang hari dan baru kembali setelah matahari terbenam. Jadi praktis, saya hanya perlu tempat untuk numpang tidur, mandi, dan sarapan saja.

Beberapa di antara Teman Traveler mungkin ragu atau takut menginap di dorm. Saran saya, cobalah. Sebab ada banyak pengalaman berharga yang akan kalian dapatkan. Next

ramadan
Balut

Balut, Kuliner Tak Biasa dari Asia Tenggara Buat Kamu Para Pemberani Saja!

Salah satu koleksi di museum

Museum Zoologi Frater Vianney Malang, Wisata Sambil Belajar