Sisi utara ibukota Indonesia ini memiliki beberapa sejarah yang seru untuk dibicarakan, banyak sekali peninggalan yang bersejarah di daerah kampung Betawi ini. Sejarah si Pitung dan Mbah Priok yang tidak asing menjadi buah bibir penggiat sejarah Indonesia.
Baca juga : Hotel MURAH di Surabaya untuk Transit ke Bromo, Hanya Rp200.000-an!
1. Rumah Si pitung
Rumah panggung dengan gaya Bugis berwarna merah kecoklatan ini sering disebut sebagai rumah si Pitung. Rumah ini terletak di kawasan Marunda, Jakarta Utara. Banyak orang mengatakan bahwa rumah tersebut merupakan rumah tempat tinggal si Pitung. Padahal yang sebenarnya adalah pemuda yang disebut juga ‘Roobin Hood’ Betawi ini tidak pernah tinggal mentap di rumah ini, hanya saja singgah beberapa kali di tahun 1980-an untuk bersembunyi dari para Belanda.
Rumah yang dikenal bersejarah ini sebenarnya rumah milik seorang juragan tambak ikan asal Bugis yang bernama Haji Safiudin. Akan tetapi orang-orang yang mengunjungi rumah itu kerap merasa jika rumah itu memiliki ‘aura’ si Pitung di dalamnya. Sehingga banyak pengunjung yang menolak fakta jika rumah kuno tersebut tidak pernah di huni si Pitung.
2. Masjid Al-Alam (Masjid si Pitung)
Tidak jauh dari rumah si Pitung, terdapat masjid sederhana yang dikenal sebagai masjid si Pitung karena menurut cerita dari masyarakat, masjid ini sering dikunjungi si Pitung untuk beriktikaf dan beristirahat. Bahkan konon katanya jika si Pitung bersembunyi di masjid ini, beliau tidak akan terlihat oleh pasukan Belanda.
Tidak hanya cerita tentang si Pitung yang melekat pada masjid ini, masjid yang secara resmi dijadikan sebagai salah satu Cagar Budaya oleh pemerintah sejak tahun 1975 ini juga menyimpan sejarah yang diyakini dibangun oleh Fatahillah, Panglima dari pasukan gabungan Kesultanan Demak dan Cirebon. Versi lain dari cerita masjid ini adalah dibangun oleh para Wali hanya dalam satu malam saja. Pembangunan masjid ini diperkirakan dibangun pada tahun 1527 Masehi. Jadi, menurut beberapa cerita sejarah tentang masjid kuno ini cerita mana yang bisa Teman Traveler percaya?
3. Gereja Tugu di Kampung Tugu
Di Kampung Tugu terdapat gereja tertua di Indonesia, tidak pasti kapan pemangunan gereja ini dilakukan, tetapi para ahli sejarah menyimpulkan sekitar tahun 1676-1678. Pada tahun 1737 dilakukan renovasi pertama dibawah pimpinan pendeta Van De Tydt, dibantu oleh pendeta keturunan Portugis Ferreira d’Almeida dan orang-orang Mardijkers.
Pada tahun 1740 gereja ini hancur dan kemudian di bangun kembali di tahun 1744 atas bantuan tuan tanah Yustinus Vinck. Yang kemudian diresmikan pada tanggal 27 Juli 1748 oleh pendeta J.M. Mohr sebagai gereja tertua di Indonesia. Sampai saat ini Gereja Tugu berdiri tegap sebagai GPIB TUGU.
4. Ziarah Makam Mbah Priok
Mbah Priok, atau yang memiliki nama asli Habib Hasan Al Haddad, adalah seorang yang dipercaya sebagai salah satu wali Allah S.W.T. Beliau merupakan orang suci yang ditugasi menyebarkan ajaran tauhid di tanah Betawi.
Mbah Priok wafat pada usia ke 29 di tahun 1756 akibat kecelakaan di lautan. Jasad Mbah Priuk ditemukan di sekitar pantai Tanjung Priuk dan dimakamkan di Pondok Dayung. Kisah Mbah Priok berlanjut saat pemerintahan Kolonial Hindia-Belanda akan mendirikan sebuah pelabuhan di Pondok Dayung dekat pusara Mbah Priok. Beberapa kali petugas pemerintah Kolonial Hindia-Belanda mencoba memindahkan makam tersebut tidak bisa dan petugas itu jatuh sakit.
Dari beberapa tempat bersejarah diatas, bagaimana pendapat teman Teman Traveler mengenai kisah tokoh-tokoh sejarah yang ada? apakah Teman Traveler tertarik untuk mengunjunginnya? Next