Hari ini 10 November selain memperingati Hari Pahlawan, bertepatan juga dengan perayaan Hari Raya Galungan bagi masyarakat beragama Hindu. Dirayakan setiap enam bulan sekali berdasarkan pawukon, yuk simak ulasan di bawah ini.
Baca juga : The Secret Seven Tiered Sadundu Pidu Waterfall on Bima
Hari Kemenangan Dharma Melawan Adharma
Hari Raya Galungan yang dirayakan oleh umat Hindu setiap enam bulan kalender Bali atau setiap 210 hari ini jatuh pada hari Budha Kliwon Dungulan atau disebut Rabu Kliwon wuku Dungulan. Galungan merupakan hari kemenangan Dharma (kebenaran) melawan Adharma (kejahatan). Selain itu juga memperingati terciptanya alam semesta jagad raya dan seluruh isinya.
Kemudian menyatukan kekuatan rohani agar memperoleh pikiran dan pendirian yang terang. Bersatunya rohani dan pikiran ini adalah wujud dharma dalam diri, lalu segala kekacauan pikiran adalah wujud adharma.
Selanjutnya untuk upacara berakhir di Hari Kuningan, dengan jarak antara Galungan dan Kuningan 10 hari. Hari besar umat Hindu ini dirayakan dua kali dalam satu tahun kalender masehi, namun tetap mengikuti perhitungan kalender Bali.
Rangkaian Acara Hari Raya Galungan
Setelah itu, dikutip dari Pemkab Buleleng berikut ini rangkain acara Hari Raya Gulungan yaitu:
1.Tumpek Wariga
Pada hari Tumpek Wariga, Isa Dewata yang dipuja adalah Sang Hyang Sangkara sebagai Dewa Kemakmuran dan Keselamatan tumbuh-tumbuhan. Tradisi ini dirayakan untuk dengan menghaturkan banten atau sesaji. Tumpek Wariga jatuh pada Sabtu Kliwon 25 hari sebelum Galungan.
2. Sugihan Jawa
Sugihan Jawa adalah sebagai pembersihan atau penyucian segala sesuatu yang berada di luar diri manusia. Setelah itu melaksanakan upacara Mererebu atau Marerebon, bertujuan untuk menetralisir segala sesuatu yang negatif berada pada Bhuana Agung. Sugihan Jawa dirayakan pada Kamis Wage Wuku Sungsang.
3. Sugihan Bali
Sugihan Bali yaitu proses pembersihan dengan cara mandi, melakukan pembersihan secara fisik, dan memohon Tirta Gocara kepada Sulinggih sebagai simbolis penyucian jiwa raga. Sugihan Bali dilaksanakan pada hari Jumat Kliwon Wuku Sungsang.
4. Hari Penyekeban
Selanjutnya Hari Penyekeban yaitu mengekang diri agar tidak melakukan hal-hal yang tidak dibernarkan oleh agama. Dirayakan pada Minggu Pahing wuku Dungulan.
5. Hari Penyajan
Hari penyajan adalah filosofis menetapkan diri untuk merayakan hari raya Galungan. Di hari ini para umat Hindu akan diuji tingkatan pengendalian diri untuk melangkah lebih dekat lagi menuju Galungan. Hari ini dirayakan pada Senin Pon Wuku Dungulan.
6. Hari Penampahan
Hari Penampahan jatuh pada Selasa Wage wuku Dungulan, satu hari sebelum Galungan. Di hari ini umat Hindu akan disibukan dalam pembuatan penjor sebagai ungkapan syukur kehadapan Tuhan YME.
7. Hari Raya Galungan
Kemudian pada penghujung rangkaian acara, pagi hari Jumat telah memulai upacara untuk Galungan. Dimulai dari persembahyangan di rumah masing-masing atau di Pura sekitar lingkungan. Selain itu Galungan juga terkenal akan tradisi ‘pulang kampung’ yang dimanfaatkan Teman Traveler jauh dari kota asal.
Demikian ulasan Hari Raya Galungan yang berlangsung selama tujuh hari mendatang, bisa dijadikan referensi wisata budaya Teman Traveler. Jangan lupa selalu menerapkan protokol kesehatan. Next