in ,

Ini Perbandingan Wajah Waduk Gajah Mungkur Saat Normal dan Kekeringan

Kondisi Waduk Gajah Mungkur pertengahan September 2015, Foto by Naomi

Siapa yang tidak tahu dengan Waduk Gajah Mungkur, waduk multifungsi di Wonogiri ini selain menjadi pusat irigasi dan pembangkit listrik juga terkenal sebagai destinasi wisata andalan kota tersebut. Waduk buatan yang membendung aliran sungai Bengawan Solo ini juga dikenal karena pembangunannya yang membutuhkan proses bedol desa dengan memindahkan puluhan ribu warga dari beberapa desa ke wilayah Sumatera di tahun 70-an.

Baca juga : Mitos Melanggengkan Pernikahan A La Waduk Malahayu Brebes

Siapa sangka waduk yang terlihat dipenuhi air yang melimpah ini kini mengering akibat kemarau panjang dan diperparah dengan sedimentasi besar-besaran. Memang waduk ini tidak mengering total tapi luas genangan air yang ada kini berkurang cukup signifikan menyisakan beberapa bagian yang mengering sepenuhnya.

Wajah Waduk Gajah Mungkur di awal tahun, Foto by @aroyad
Wajah Waduk Gajah Mungkur di awal tahun, Foto by @aroyad

Pada pertengahan bulan lalu Travelingyuk sempat berkunjung ke sana ditemani beberapa rekan traveler dari Pacitan. Saat itu debit air waduk masih cukup banyak meski menurut pengakuan warga sekitar saat itu sudah mengalami penyusutan dibanding bulan-bulan sebelumnya. Selang satu bulan rekan traveling kami mengunggah foto terbaru Waduk Gajah Mungkur yang membuat kami tercengang. Keadaan di sekitar waduk berubah total, hanya sebagian kecil saja nampak genangan air sisanya berupa daratan kering.

Foto pertama yang kamu lihat itu adalah keadaan Waduk Gajah Mungkur di awal tahun. Terlihat saat itu air waduk sangat berlimpah dan terkesan seperti sebuah pantai dengan perairan yang luas. Foto kedua diambil pertengahan bulan September tahun ini, air di dalam waduk masih cukup banyak meski terlihat mengalami penyusutan debit.

Kondisi Waduk Gajah Mungkur pertengahan September 2015, Foto by Naomi
Kondisi Waduk Gajah Mungkur pertengahan September 2015, Foto by Naomi

Gambar yang terakhir di bawah ini baru saja diambil pada hari Rabu (21/10/2015), lanskapnya berubah total. Komposisi waduk lebih banyak daratannya ketimbang air. Mulai muncul banyak daratan baru akibat air waduk yang mengering. Nampak pula bangunan-bangunan bekas rumah warga yang ditinggalkan di tahun 70-an. Bangunan-bangunan yang sempat terbenam di dasar waduk muncul kembali yang kemudian dijadikan traveler sebagai objek fotografi sekaligus tempat bernostalgia.

Gambaran Waduk Gajah Mungkur terbaru, Foto by Ibnu Tapati
Gambaran Waduk Gajah Mungkur terbaru, Foto by Ibnu Tapati

Keadaan waduk yang kering ini tentu mengurangi daya tarik waduk yang berimbas pada menurunnya kunjungan wisatawan di tambah kerugian warga yang memiliki tambak di sana. Lebih luas lagi akan banyak sawah yang kekeringan akibat kejadian ini. Momen seperti ini bisa berlangsung selama beberapa minggu hingga bulanan selama hujan belum turun. Jadi kalau kamu ingin mengabadikan fenomena langka tersebut kamu bisa berkunjung ke Waduk Gajah Mungkur pada saat-saat ini. Next

ramadan

Written by Alfri

Aku orangnya suka traveling terutama menjelajahi tempat-tempat yang belum banyak dijamah para turis.

Tak Perlu ke Galapagos, Pantai Klayar di Pacitan Jauh Lebih Indah!

Hamparan Kebun Teh Ala di Eropa di Sirah Kencong, Blitar