in ,

Jalan-jalan ke Riau, Tiga Festival Keren Ini Pantang Dilewatkan

Tiga Festival Budaya Apik di Riau Selama 2018

Kemeriahan Festival Bakar Tongkang di Riau via Instagram capture_of_the_day

Ibu kota provinsi Riau, Pekanbaru, lebih banyak diingat oleh orang sebagai kota bisnis. Namun demikian, bukan berarti tidak ada hal menarik yang bisa dilakukan di wilayah berpopulasi satu juta penduduk ini. Belum lama ini, perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pekanbaru, Ardiansyah Eka, menyatakan bahwa ada sejumlah festival kebudayaan menarik yang wajib disimak oleh para wisatawan yang kebetulan berkunjung ke Riau. Semua festival di Riau tersebut digelar menjelang akhir 2018.

Baca juga : Alif Stone Park, Otherworldly View on Natuna

1. Bakar Tongkang

Bakar Tongkang adalah festival tahunan yang sudah lama menjadi tradisi para warga keturunan etnis Tionghoa di Pekanbaru. Ardiansyah mengklaim bahwa festival semacam ini hanya ada di Riau. Dalam festival ini, para warga akan menyiapkan sebuah replika kapal tongkang berukuran besar. Sesuai nama festivalnya, tongkang tersebut akan dibakar. Nantinya tempat jatuhnya tiang kapal, entah di darat atau laut, bakal dijadikan sebagai referensi tempat bisnis yang menguntungkan di masa mendatang.

Ritual Bakar Tongkang di Riau via Instagram capture_of_the_day

Ritual ini dikenal juga dengan nama Go Gek Cap Lak dan sukses menarik perhatian wisatawan asing. Turis dari Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan, hingga Tiongkok biasanya ramai memadati Riau tiap tahunnya hanya untuk menyaksikan festival ini. Upacara Bakar Tongkang terinsipirasi dari kisah sejumlah perantau Tiongkok yang konon berlayar dari Provinsi Fujian demi mendapat yang kehidupan lebih baik. Mereka berangkat dengan menggunakan sebuah kapal sederhana.

Di tengah perjalanan, kapal tersebut kehilangan arah. Para penumpang kemudian meminta petunjuk dari Dewa Kie Ong Ya. Tak lama kemudian, muncul kilatan cahaya di langit dan ketika diikuti, sampailah kapal para perantauan tersebut di daratan Selat Malaka. Sebagai bentuk rasa syukur, kapal yang ditumpangi para perantau kemudian dibakar dan dilarung ke lautan untuk dipersembahkan pada Dewa Kie Ong Ya. Bagi yang tertarik untuk melihat Festival Bakar Tongkang, ritual ini akan diadakan pada September 2018 mendatang.

2. Pacu Jalur

Tak jauh dari Pekanbaru, terdapat sungai Kuantan yang ada di daerah Kuantan Singingi. Kawasan ini juga cukup populer di kalangan wisatawan karena dijadikan sempat tempat untuk menggelar even Pacu Jalur. Pacu Jalur sendiri pada dasarnya merupakan ajang lomba balap perahu tradisional. Perahu yang digunakan dibuat dari kayu bulat besar dan digali hingga membentuk sebuah kapal panjang.

Festival Pacu Jalur via Instagram bobyrizkyananda

Kapal tersebut bisa menampung maksimal 60 awak, dengan panjang antara 25 hingga 40 meter. Sebagian besar kru bertugas mendayung kapal, namun ada juga yang memainkan peran sebagai juru mudi, komandan pemberi instruksi, serta mengalunkan musik untuk menjaga keseragaman ritme dan kecepatan para pendayung.

Tak hanya sekedar lomba adu cepat, Festival Pacu Jalur juga sarat makna budaya dan spiritual yang tinggi. Misalnya saja, sebelum memilih kayu yang akan digunakan untuk membuat kapal, bakal diadakan ritual khusus. Selain itu diyakini bahwa masing-masing tim peserta juga menggunakan pengaruh magis untuk menentukan kemenangan. Festival Pacu Jalur 2018 akan diadakan pada bulan Agustus, sebagai bagian dari kemeriahan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia.

3. Bekudo Bono

Festival Bekudo Bono via Instagram spektakel.id

Penggemar wisata adrenalin, khususnya surfing, sangat disarankan untuk menyimak langsung serunya Festival Bekudo Bono. Tak seperti perlombaan selancar pada umumnya yang digelar di pantai, event unik di Riau ini justru dihelat di perairan Sungai Kampar.

Kampar sendiri merupakan salah satu sungai paling terkenal di Riau. Mengalir dari wilayah Pegunungan Bukit Barisan, melewati sebagian besar wilayah Riau, sebelum akhirnya bermuara di Selat Malaka yang ada di kawasan Sumatra bagian timur.

Bono adalah istilah yang diberikan penduduk lokal untuk gelombang berkecepatan 40 kilometer per jam dengan suara bergemuruh keras. Gelombang ini tercipta dari pertemuan antara ombak tinggi laut dan arus hilir sungai Kampar. Para surfer yang beraksi di sini bisa menunggangi Bono dengan ketinggian antara empat sampai enam meter. Sungguh sebuah tempat yang memanjakan bagi pecinta olahraga dan wisata ekstrem.

Tidak hanya peselancar domestik, ajang ini biasanya juga kian seru dengan kehadiran sejumlah peserta dari luar negeri, di antaranya Perancis dan Australia. Bagi yang tertarik menyaksikan langsung Bekudo Bono di 2018, acara ini akan dihelat di sekitar Oktober dan November mendatang.

Itulah tadi beberapa festival keren yang bisa disaksikan di Pekanbaru, Riau. Jika belum punya rencana untuk jalan-jalan menjelang akhir tahun, tidak ada salahnya mempertimbangkan untuk mengunjungi Kota Bertuah. Next

ramadan

Bukan Jepang, Japanese Cheesecake ini Bisa Kamu Temukan di Indonesia

Tradisi Ganjil Suku Asli Indonesia, Kawin Sedarah Hingga Penggal Kepala