Kampung adat suku-suku primitif Indonesia biasanya mudah ditemui di Kalimantan maupun Papua. Namun bagi mereka yang tinggal di Jawa, tak perlu terbang jauh-jauh ke Indonesia Timur atau ekuator untuk merasakan atmosfer kehidupan suku terasing. Di Banyuwangi, sudah ada wisata unik yang diberi nama Kampung Primitif.
Baca juga : Kebun Bibit Wonorejo, Taman Kota yang Bikin Surabaya Menghijau
Kampung ini adalah desa buatan yang terletak di Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran. Awalnya tidak ada yang terlalu istimewa di wilayah ini, sebelum warga sekitar menyulapnya menjadi destinasi wisata. Lantas apa saja daya tarik Kampung Primitif yang patut disimak? Berikut Travelingyuk berikan penjelasan lengkapnya.
1. Berikan Nuansa Alam
Kampung Primitif mengajak para pengunjungnya untuk kembali merasakan suasana kehidupan menyatu dengan alam. Wisatawan bakal seolah dibawa ke era waktu yang berbeda, sembari melupakan hiruk-pikuk kehidupan di perkotaan. Tempat ini juga bagus untuk mereka yang ingin mempelajari kebudayaan dari berbagai macam suku di Nusantara.
Agar atmosfer yang diciptakan serasa kian otentik, pengelola kampung membangun sejumlah rumah kayu lengkap dengan atap jerami. Selain itu, ada sejumlah warga yang diminta berdandan mirip suku pedalaman. Tak hanya sekedar mencat wajah, mereka juga tampil dengan menggunakan penutup kepala khusus dan juga koteka.
2. Bukan bermaksud melecehkan
Nama Kampung Primitif diberikan bukan dengan maksud melecehkan atau merendahkan cara hidup suku tertentu. Menurut informasi yang diambil dari beberapa sumber, Primitif di sini adalah singkatan dari prima dan inovatif. Tercetusnya ide untuk membuat desa wisata buatan semata-mata dilakukan hanya untuk meningkatkan status perekonomian warga sekitar.
Warga Desa Purwodadi mengaku bahwa mereka sangat mengagumi dan mencintai cara hidup suku-suku primitif. Di mata mereka, suku yang masih belum tersentuh teknologi canggih justru lebih menghargai nilai-nilai sosial seperti gotong royong, kerja sama, dan kekeluargaan. Dari situlah mereka kemudian mempunyai ide untuk membuat kampung yang bisa memperkenalkan suku primitif serta kebudayaan Indonesia pada para wisatawan.
3. Serasa di Papua
Menghabiskan waktu selama satu atau dua jam di Kampung Primitif Banyuwangi tak ubahnya seperti di Papua. Suasana sekitar terasa begitu alami dan menenangkan. Sepanjang mata memandang, terdapat rumah-rumah unik mirip honai (rumah adat Papua) dan sejumlah warga yang berpakaian dan bertindak-tanduk layaknya suku asli pedalaman.
Pengunjung yang tertarik merasakan atmosfer hidup ala suku tradisional bisa menyewa kostum sendiri. Namun jika tidak, berfoto-foto atau selfie bersama warga sekitar Kampung Primitif juga tak kalah mengasyikkan. Wisatawan juga bisa melihat-lihat perahu di atas sungai yang bisa digunakan oleh suku-suku primitif berkegiatan.
4. Tidak Ada Tiket Masuk
Masuk ke Kampung Primitif, pengunjung tidak perlu membayar tiket masuk alias gratis. Hal ini tentunya menjadi daya tarik sendiri bagi mereka yang ingin mengajak keluarga atau teman berkunjung di akhir pekan.
Namun meski tanpa tiket, wisatawan biasanya tetap memberikan sumbangan dana seikhlasnya. Uang yang terkumpul bakal digunakan pengelola untuk biaya perawatan tempat.
5. Mudah Dicapai
Mencapai Kampung Primitif sama sekali tidak sulit. Lokasinya tidak jauh dari Kantor Desa Purwodadi, yang mudah dicari menggunakan aplikasi peta maupun bertanya pada penduduk sekitar. Dari sana, motor maupun kendaraan pribadi harus dititipkan karena semua pengunjung harus berjalan kaki untuk mencapai area pintu masuk.
Destinasi wisata ini juga sangat populer di kalangan warga Banyuwangi. Di akhir pekan maupun hari libur nasional, biasanya pengunjung yang datang cukup banyak. Bagi yang ingin mencari suasana lebih tenang, bisa mempertimbangkan datang di hari lain.
Itulah sejumlah daya tarik dan keiistimewaan yang ada di Kampung Primitif Banyuwangi. Jika kebetulan sedang berada di dekat sana dan ingin mencari wisata murah meriah dengan atmosfer berbeda, tak ada salahnya datang berkunjung. Next