Ratusan tahun menduduki Indonesia, Bangsa Belanda meninggalkan begitu banyak warisan untuk negeri kita. Terlepas dari kekejaman para penjajah, sejumlah bangunan peninggalan kolonial hingga kini masih kokoh berdiri untuk kita kagumi. Salah satunya adalah Galangan VOC yang berada di Jakarta.
Baca juga : Tak Hanya Pantai, Karimun Jawa Juga Punya Perbukitan dengan Pemandangan Fantastis
Sesuai dengan namanya Galangan VOC merupakan bekas galangan atau tempat berlabuhnya kapal-kapal serikat dagang Belanda. Seiring berjalannya waktu, bangunan yang digunakan sudah beberapa kali mengalami perubahan fungsi. Namun sayang, belakangan peninggalan monumental ini seolah mulai terlupakan oleh pemilik maupun pemerintah setempat.
Dari galangan VOC menjadi restoran
VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) adalah serikat dagang Belanda yang sangat disegani pada masa keemasannya. Upaya mereka untuk memonopoli perdagangan Indonesia menuai sukses. Di berbagai daerah Indonesia, kantor-kantor pusat VOC sangat mudah ditemui.
Berdiri pada 1628, Galangan VOC di Jl Kakap, Penjaringan, Jakarta Utara, pernah menjadi salah satu titik tersibuk di Batavia. Beragam kapal, besar maupun kecil, melakukan bongkar muat di lokasi ini. Beberapa membawa muatan berharga seperti rempah-rempah dan kain sutra bernilai tinggi.
Galangan VOC sempat beberapa kali beralih fungsi, mulai dari kantor, gudang, bengkel pembuat peta, kompas, dan jam pasir. Sempat terbengkalai, seorang pengusaha kemudian membeli gedung bersejarah ini pada 1998. Kala itu Sang Pengusaha berniat menjadikannya sebagai pusat kesenian.
Sang Pemilik juga punya inisiatif menjadikan Galangan VOC sebagai warisan kolonial yang bisa dinikmati semua warga Jakarta. Sebagian ruangan pun kemudian diubah menjadi restoran.
Sempat berjaya lalu mati suri
Di awal pembukaan, restoran Galangan VOC sempat ramai pengunjung dan mempekerjakan ratusan karyawan. Namun popularitasnya mulai merosot sejak suami sang pengusaha meninggal di 2002 silam. Padahal sebelumnya tempat ini juga pernah difungsikan sebagai galeri seni.
Perlahan, restoran dan kafe Galangan VOC mulai sepi pengunjung. Karyawan yang mulanya ratusan kini bisa dihitung dengan jari. Mereka memang masih berjualan, namun hanya sebatas minuman kaleng atau ringan untuk para turis asing yang kebetulan mampir.
Pesona vintage di tengah kota
Arsitektur kuno ala kolonial membuat Galangan VOC masih sanggup menarik minat pengunjung untuk datang, meski tak seramai dulu. Walaupun usaha kafe dan restoran di sini tak berjalan dengan baik, sesekali masih ada sejumlah rombongan wisatawan datang. Biasanya mereka mengikuti paket tur kota tua Jakarta, yang meliputi kunjungan ke sejumlah lokasi lain seperti Stasiun Kota, Pelabuhan Sunda Kelapa, dan Gedung Syahbandar.
Sesekali, suasana di sekitar Galangan VOC kembali semarak seperti di era kejayaannya. Sebab taman terbuka yang ada di sini sering disewa untuk pesta pernikahan maupun reuni. Namun tentu saja, permintaan tersebut tak datang setiap hari.
Bakal lebih dikembangkan
Dengan nilai dan latar belakang sejarah yang begitu menarik, sungguh sayang jika Galangan VOC dibiarkan terbengkalai begitu saja. Untungnya, sudah mulai ada inisiatif untuk menghidupkan kembali kawasan tua ini. Menurut informasi dari beberapa sumber, beberapa pihak bakal melakukan koordinasi untuk menjadikan Galangan VOC sebagai objek wisata sejarah.
Nantinya bakal ada katalog khusus yang mengisahkan perkembangan sejarah Indonesia dalam tiga bahasa; Inggris, Indonesia, dan Mandarin. Dari sisi promosi, konon pemilik gedung akan coba bekerja sama dengan Society of Betawi untuk mempromosikan lokasi bersejarah, yang pernah mencapai masa keemasannya sekitar 300 tahun silam.
Itulah tadi sepintas kisah sejarah dan potensi wisata luar biasa yang ada di Galangan VOC. Bagi para penggemar arsitektur kuno ataupun wisata kota tua, sangat direkomendasikan mengunjungi situs yang ada di Jakarta Utara ini. Next